Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Dua Sisi Keping Uang Logam

Gambar: Ilustrasi Seperti dua sisi keping uang logam, yang biasanya dijadikan bentuk undian untuk mengetahui pihak siapa yang akan memulai duluan. Namun bahasan disini berbeda dengan dua sisi keping uang logam tersebut, karena bukan untuk ingin melihat siapa yang akan memulai atau siapa yang kalah, namun pada nilai yang dikandung pada dua sisi keping uang logam tersebut. karena dibolak balik seperti apapun, nilai dari uang logam itu akan tetap sama yang berbeda adalah pada gambarnya saja. Lalu kenapa tulisan ini membahas mengenai dua sisi keping uang logam tersebut? sebenarnya, ini berawal karena bahan diskusi di jejaring sosial dan di forum-forum lainnya tentang dinasti politik di beberapa daerah, banyak pihak yang menolak hal ini karena ini bagian dari perusakan nilai demokrasi namun tidak sedikit juga yang mendukung hal ini, kenapa? Karena sekalipun hal ini banyak terjadi di daerah namun toh posisi-posisi tersebut juga dilewati pada jalur politis yakni melalui pemilu dan p

Sesudah Ini Apa???

Ketika kita melakukan sesuatu, apapun itu pernahkah kita diperhadapkan sama pertanyaan “setelah ini apa ya”? Kemudian sejenak berhenti dan berpikir, iya apa lagi ya? Dan biasanya hal ini berlangsung beberapa kali dan memakan waktu beberapa menit lamanya. Saat itu seolah waktu berhenti atau berjalan amat cepat, entahlah. Kita seakan dibawa pada nuasa kabur tentang apa yang akan terjadi didepan. Memikirkan hal ini memang hanya akan membawa kita berpikiran ini dan itu, namun jika tidak segera direncanakan bukan berarti sesuatu yang sudah kita niatkan akan melakukan itu akan terlupa, dan melakukan hal lain yang sebelumnya tidak terpikir oleh kita.

Kejadian yang Membelajarkan

Memasuki 10 bulan berjalannya UNS Sunday Market, belum ada kejadian negatif yang kami panitia temui. namun hari ini ada sesuatu yang berbeda dan menjadi pembelajaran sangat berharga bagi kami panitia. Bahwa kehati-hatian, kewaspadaan terhadap sesuatu yang buruk itu sangat diperlukan, bukan karena berprasangka buruk kepada siapapun. Tapi penciptaan kesempatan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu, terkadang lahir dari pemberiaan kepercayaan kepada sesuatu yang tidak ada dan itu kami anggap wajar saja. 

Akhir Bulan

Beberapa hari ini, atau bisa dibilang nyaris selama dua minggu badan ini selalu merasa tidak enak. Terlalu cepat capek yang lalu membuat kepala sakit dan demam ikut-ikutan datang menghinggapi. Mungkin dikiranya saat ini sedang ada pesta para penyakit dalam tubuh saya, sehingga mereka berkumpul dan mengadakan reuni kecil-kecilan dan itu membuat saya merasa tidak enak, apalagi hal ini harus dilakoni di daerah orang...ohhh dilema anak kost pencari setitik terang masa depan.

Sejenak Merenung

Beberapa hari yang lalu, saya baru saja menuntaskan bacaan novel yang diinspirasi dari kehidupan pak Dahlan Iskan. Ini serial kedua setelah novel pertama berjudul sepatu dahlan dan ini edisi keduanya berjudul surat dahlan yang ditulis oleh Khrisna Pabichara. Novel ini sebenarnya sudah termasuk lama terbitnya dan saya agak terlambat membacanya. Namun akhir-akhir ini, membaca novel biografi atau yang mengajak berpikir agak berat memang lebih menyenangkan. Sebut saja misalnya Paulo Coelho, Ayu Utami, Dee, Tere Liye, atau sekaliber Jostein Gadner atau mungkin Dawn Brom. Heheh....

Sesuatu yang Tidak Terkatakan

Lebaran Idul Adha tahun ini (2013 M/1434 H) agak berbeda dengan serangkaian perayaan yang selalu saya jalani, entahlah ini rasa apa dan bagaimana. Hanya saja ada sebuah kerinduan yang menelisik masuk dalam pikiran dan membuka perasaan ini (agak lebay ya..). padahal ini bukan pertama kali merayakan lebaran Idul Adha tidak dengan keluarga besar di daerah, namun ada sesuatu yang berbeda dalam rasa kali ini.

Masih Saja

Entahlah ini bisa disebut apa, namun pikiran ini selalu saja datang menggerayangi moment tertentu yang dijalani. Apa ini yang dikatakan oleh orang-orang tentang kerinduan? Ahh..ini sudah lama, toh bisa jadi saat ini segalanya telah berubah. Kenyamanan, kemauan dan kesukaan yang tercipta atas dua jiwa. Saat ini, bisa saja menjelma pada sosok yang lain diantara masing-masing raga pemilik jiwa itu. Begitulah, semakin di tampik untuk di lupakan. Maka......?? Tuh....kan? selalu saja seperti ini. Apapun itu, ini adalah kerinduan. Mungkin! Duhh...inilah yang dikatakan orang-orang ; “kerinduan itu seperti angin.  Maka ketika kerinduan mendatangimu, tidak ada yang bisa mengalahkannya bahkan jika kau terus melawannya maka dia akan semakin dalam menjeratmu. Satu-satunya jalan adalah membiarkannya, hingga kerinduan itu akan pergi dengan sendirinya. Pada titik tertinggi dari kerinduan adalah; munajat doa-doa yang kausematkan namanya pada kehendak-Nya”. Sudah, ah... Mungk

Sekilas Titik Balik...

Tumpukan file ini masih jarang terbaca, setelah didonlot dari berbagai situs di Internet. Seperti biasa pikiran ini akan lebih terbuka ketika membaca beberapa hal yang berkaitan dengan apa yang akan dituliskan. Sama seperti saat ini, ketika sibuk membuka-buka file dan beberapa buku untuk mencari kesamaan antara satu teori dan teori lainnya. saya kemudian teringat dengan Bapak dan Ibu Guru saya waktu sekolah dahulu, terutama pada masa SMA. Apa yang membuat saya tiba-tiba teringat mereka? Buku dan literatur yang mesti dibawa atau dimiliki pada saat pelajaran Bapak dan Ibu Guru Mata Pelajaran tersebut. ketika dahulu, siswa semacam diwajibkan untuk memiliki buku paket yang biasanya dijual oleh guru, dalam buku paket inilah kemudian semua pekerjaan rumah maupun tinjauan dalam pelajaran akan dibahas. Walaupun terkadang beberapa dari kami tidak mampu untuk membeli buku paket dari semua pelajaran yang mewajibkannya, namun guru selalu bermurah hati dengan metode pembayaran yaitu di c

Terprovokasi oleh Status Sendiri

Beberapa waktu lalu saya menuliskan sebuah status dijejaring sosial facebook, niatnya cuman mau mengajak diskusi kecil di dunia maya bersama teman, untuk itu dalam status tersebut saya menandai beberapa teman ngumpul untuk berkomentar tentang status yang saya buat tersebut. ternyata tanggapan dan komentar dalam artian simpatik dan tertarik dengan status ini cukup panjang dan beragam. status ini berasal dari sebuah buku yang kebetulan saya melihatnya di toko buku dalam barisan buku baru, memang tema dalam buku tersebut berkaitan dengan topik hangat diskusi kami kalau lagi ngumpul, mungkin ini titik akumulasi dari sebuah pencapaian umur. Status yang berasal dari judul buku “Jika Kau Cinta, Maka Datanglah Pada Orang Tuaku” ini sebenarnya setelah saya kroscek ditujukan untuk remaja, dimana pada buku ini menekankan bagaimana kegiatan pacaran yang dilakukan oleh remaja hanya akan membawa pada ketidakpastian, dan bahkan dalam agama hal ini disebut sebagai “mendekati zina”, maka buku

Ketika Praktek Terbentur Teori (Celoteh Galau mahasiswa dengan Tugas Akhirnya)

Semalam, sehabis olahraga sore dan makan malam bersama; saya, pak aga dan hendra akhirnya nongkrong dikontrakan pak aga belakang Kampus ISI Surakarta. Ada yang berbeda disini, karena biasanya kami berempat dengan si Lewi namun dia belum pulang dari kampung halamannya. Kebetulan kontrakan rumah pak aga ini, bagian belakangnya dikontrak oleh mahasiswa ISI Surakarta. Tentunya karena mereka dari sekolah seni tentunya banyak menghasilkan karya berupa lukisan, patung, pahatan dan macam-macam. Nah, malam itu kebetulan mereka sedang berbenah dihalaman depan kontrakan yang cukup luas, katanya buat melakukan pameran karya mereka. Pameran ini bisa jadi pertama dan awal mula Insya Allah di Solo karena pameran seperti ini di jogja lebih familiar, semoga bisa jadi trendsetter lah kata mas Sigit (salah satu mahasiswa ISI Surakarta).

Cerita tentang sebuah pertemuan

Setelah beberapa waktu terpisah, akhirnya genk mahasiswa pacasarjana MAP UNS bertemu kembali. Pertemuan yang diniatkan untuk ngopi di angkringan depan kampus, sudah lama setelah kuliah terakhir semester lalu kondisi ini jarang dilakukan. Beberapa alasan adalah teamnya masih pulang kampung karena lebaran idul fitri dan beragam aktivitas lainnya. Kamis malam itulah kemudian kami bertemu, walaupun tidak dengan kondisi team yang utuh dimana biasanya ramai ini tinggal 3 orang, yakni saya, tiyas dan pak aga. Teman-teman lainnya belum pada datang kembali ke solo, misalnya si Lohmi dari Thailand, Lewi dari Tarakan, Mbak Aulia dari Pacitan dan Mbak Catur dari Tawangmangu. Biarpun begitu malam itu dikondisikan saja agar muatannya tetap jadi yakni ngopi (padahal tidak ada yang minum kopi saat ini heheh).

Salam Jumpa untuk Blog

Hari ini, entah menjadi kesekian kalinya saya berpikir untuk menuliskan perjalanan saya beberapa waktu ini. namun selalu saja obor semangat itu meredup ketika berhadapan dengan kegiatan lainnya. ini berbeda ketika sehari-harinya hanya laptop yang dihadapi, sehingga kadang teman menjadi jengkel sama saya karena “dicuekkin” dengan laptop. Tapi saat ini, rutinitas itu habis terkuras dengan kegiatan lain disini, di daerah.

Percakapan Kakek-Cucu

Senja di Keraton Buton Suatu sore, kakek dan cucu berjalan di keraton buton. Si cucu sibuk melihat pengunjung dengan memakai pakaian, aksesoris dan semacamnya. Bukan karena dia tertarik dengan itu, hanya saja pandangan ini akan selalu terpengaruhi dengan kondisi ini, sebab apa yang dipakai akan selalu mengundang mata untuk melihatnya. Semoga saja pandangan pikiran ini bukan seperti apa yang sedang dipikirkan orang tersebut sebagai alasan memakai hal itu. Cucu kemudian bertanya kepada kakek,,,

Melawan Ketakutan di Sungai Oyoberfoto

berfoto dulu sebelum meluncur. Ini adalah lanjutan cerita dari perjalanan wisata kami seangkatan di Gunung Kidul Jogjakarta. Setelah menyusuri gelapnya Gua Pindul maka dilanjutkan dengan melakukan refting di sungai oyo. Dengan menggunakan mobil pik up, kami dibawa ke sungai oyo yang perjalanannya sekitar 10 menit dari lokasi Gua Pindul. Ini masih merupakan paketan untuk wisata Gua Pindul tersebut. Serunya perjalanan ini adalah pada saat kami harus melewati kebun pohon kayu putih, yang semula setahu saya pohon kayu putih hanya bisa tumbuh didataran daerah Maluku dan Ambon sana. Ternyata di gunung kidul juga terdapat pohon kayu putih, namun untuk hasilnya seperti yang ada di ambon bisa jadi berbeda. Sungai Oyo, seperti sungai biasa pada umumnya karena arusnya juga tidak terlalu deras sehingga belum bisa membuat adrenalin sedikit tertantang dengan derasnya arus. Namun memang ini cukup menyenangkan menyusurinya, walaupun kelihatannya kita seperti sekumpulan orang-orang

Wisata Dalam Gelap Gua Pindul

Ketika pikiran mulai menumpuk pada pelupuk kepala, sehingga membuat segala sesuatu yang dikerjakan menjadi sedikit lebih berat, maka berlibur manjadi pilihan untuk menyegarkan kembali pikiran tersebut. apalagi kemudian hal itu dilakukan bersama keluarga, teman dan sahabat. Sabtu,29 Juni 2013 lalu saya bersama teman-teman seangkatan kuliah berlibur sejenak untuk melepas pikiran selama satu semester kuliah kami. Dalam liburan ini kami akhirnya memilih berwisata ke Gunung Kidul dan Pantai Indrayanti Jogjakarta. Hanya saja, pada saat di Gunung Kidul dan akan melanjutkan perjalanan ke Pantai Indrayanti kami mendapat kabar dari sopir bus sewaan kami, bahwa disana saat ini sedang macet sehingga rute kami ubah menjadi ke pantai Depok menikmati makanan ikan segar ditepi pantai.

Kebetulan

Gambar disini Pernah saya bercerita sebelumnya disini, Tentang sepasang Kakek Nenek yang berjualan di lingkungan kampus UNS, mereka tidak menyerah pada kehidupan yang mentakdirkan mereka hidup dalam keterbatasan, kakek yang tuna runggu dan nenek yang cacat ditangannya. Hari ini, kebetulan bertemu  kawan  lama seorang sopir bus kampus UNS. Karena lama tidak ngobrol makanya diajaknya saya naik bus nanti diantarnya ke tujuan saya, perpustakaan pusat UNS. Sebenarnya tujuan saya tidak berjarak terlalu jauh dari gerbang kampus dimana saya bertemu denganya, hanya saja bahan obrolan kami masih panjang dan akhirnya saya ikut memutar kampus dan turun pas depan Gedung Pascasarjana, yang kebetulan itu berada dibelakang perpustakaan.

Keberanian Kebermanfaatan

Gambar disini Kemarin (20 Juni 2013), menghadiri seminar proposal salah seorang teman, walaupun dari jurusan yang berbeda di program pascasarjana UNS Solo tapi setidaknya banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik saat itu. kita tidak pernah tahu sesuatu itu bisa memberikan pelajaran berharga kepada kita ketika kita tidak mampu untuk mau membuka diri untuk belajar, bahkan dari sebuah batu sekalipun. Begitulah, serangkaian perjalanan dalam presntasi proposan teman ini membuka sebuah cakrawala berpikir yang selama ini saya tutupi dalam kerangkeng keilmuan saya saja. bahwa ketika kita mau membuka diri bahwa tidak ada yang "lebih", kemudian mau belajar sesungguhnya khasanah keilmuan itu begitu luas, begitu banyak. namun bukan karena ada pengetahuan baru saja yang saya dapati hari itu, tapi sebuah spirit bahwa mestinya saya juga mampu menguatkan tekad untuk mampu duduk didepan dan memaparkan proposan research tesis saya.

Salute

Kemarin (Minggu, 16 Juni 2013), sekitar jam 6 lewat waktu disini (WIB) sebuah sms melayang buat Mirna.  saya  : Semoga Acara Sirkumnya Lancar yaa... Mirna : Iya, ini lagi registrasi anak-anak yang mau di sirkum. saya: Oke, Salam buat teman-teman disitu.. Cuma SMS yang bisa menghubungkan kesana, karena disini juga saya sedang sibuk dengan para Pedangang Suday Market, jadi hanya melalui SMS menanyakan kabar mereka. saya yakin apa yang mereka lakukan hari ini, pasti melalui serangkaian persiapan yang bisa jadi sangat menyibukkan. Merencanakan ini itu, membuat ini itu, mengumpulkan ini itu, dan macam-macam. toh, saya pernah merasakan itu juga dahulu tahun 2010.

#Note

Beberapa waktu lalu, tidak sengaja dari tumpukan berkas di dalam lemari kamar kost saya menemukan sepotong kertas itu. kertas nota bayaran buat taksi bandara dari Adi Sumarmo Solo ke Kost-an saya, di sekitaran daerah Gendingan Jebres Solo. entahlah ini kesengajaan penemuan atau tidak, tapi bagi saya tidak ada yang kebetulan, semuanya telah diatur kapan menemu kapan berpisah.

Pelajaran dari Promosi Doktor

Dari raut wajahnya terlihat sebuah kecemasan, mungkin ini bagian dari penentuan bagi sebuah pencapaian gelar akademik strata 3 alias doktor. Bagi saya ini pencapaian prestisius, mendapat gelar doktor bukan saja berimbas pada sebuah kebanggaan namun juga pada sebuah tanggungjawab yang besar. Makanya saya mengatakannya sebagai pencapaian prestisius, karena siapapun yang memiliki itu tentu punya pertimbangan matang bahwa dia kelak bisa mempertanggungjawab apa yang dimilikinya itu. Namun mengikuti rangkaian sidang terbuka terbatas program doktor ini memberikan banyak pelajaran berharga, walaupun disatu sisi bahwa saya tidak satu program dengan beliau yang sedang ujian sekarang. Saya pun mengenal beliau dari teman juga, tidak terlalu akrab juga namun mungkin karena dari indonesia timur alias perantauan, bisa membuat semuanya lebih dekat.

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu. heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa. Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah... Menulis? mau menulis apa lagi?

Satu Tambah Satu, Sama Dengan NOL

gambar disini Ada sebuah pertanyaan, bagaimana caranya agar kita dihormati oleh orang lain?. Jawabannya sederhana, jangan pernah berpikir untuk menjadi terhormat di hadapan orang lain, cukup jadi lah dirimu sendiri dan hormatilah orang-orang disekitarmu. Penghormatan itu bukan kita yang menciptakannya, tapi Dia yang akan menciptakannya. Sederhana, namun jawaban itu memberikan kita pemahaman, bahwa ketika mengharapkan sesuatu terjadi pada kita. Maka buatlah sesuatu itu terjadi pada diri orang lain dahulu oleh perbuatan kita. Seperti efek cermin, kita akan melihat patulan gerakan yang sama seperti gerakan yang kita peragakan di depan cermin. Situasi ini seperti sebuah lelucon kehidupan yang baru saja saya alami dan teman. Ketika apa yang kita lakukan, karena memang hanya bermaksud menolong orang lain. Tidak pernah berniat akan diperlakukan apapun oleh orang tersebut, hanya saja kami ingin belajar lebih dari apa yang diajarkan kepada kami dalam ruang kelas, untuk kemudian memb

Saling Menuntun : Mereka Melengkapi

Gambar disini Dibawah rerimbunan pohon sepanjang jalan dalam kampus, terlihat dua orang tua separoh baya duduk disalah sudut jalan. Dengan menenteng jualan mereka, sapu ijuk, keset kaki, kemoceng, dan beberapa lainnya. kelihatannya itu adalah barang buatan mereka sendiri. Beberapa hari sebelumnya juga begitu, mereka selalu berjalan ke dalam kampus untuk menjual barang dagangannya. Entahlah setiap kali atau bahkan setiap hari jualan yang dibawa mereka itu laku dan terjual berapa banyak. Atau sekedar bertanya apakah jualan mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka hari itu. Namun apa yang berbeda dari kedua orang tua paroh baya ini. menuntun, mereka selalu saling menuntun  menyusuri  jalan setapak sepanjang kampus. Dan biasanya berhenti dan duduk di tempat yang kini saya melihat mereka. Karena tujuan saya hari itu adalah ke kantor pos, maka saya cuman menengok sejenak ke arah mereka.

Itu Namanya Jodoh, yaa...

gambar disini Ketika itu.... “Kok suami ibu itu, kayak begiru ya?”. Tanya seorang teman kepadaku. Mangnya kenapa? Tanyaku balik. “diluar ekspektasi, lho. Awalnya saya pikir, suaminya itu ciri-ciri fisiknya tidak seperti itu” (Teman, mencoba menjelaskan ciri-ciri fisik suami seorang ibu yang kita temuai saat itu. sepertinya keadaan yang sebelumnya terlihat dari keadaan si ibu, dan suaminya. Saat ini sangat jauh berbeda dengan imaji yang terbangun sebelumnya dengan kondisi saat ini yang ditemui.) Saya cuman jawab, namanya Jodoh kan?? “Tapi, kok begitu ya...”, dia sambil tersenyum masih penasaran. Itulah keadilan Allah Swt, Jawabku pendek...(tersenyum)

Ketika Hujan...

sumber disini Apa yang terpikirkan olehmu ketika hujan, jemuran di kost-an yang belum diangkat? atau ada hal lain yang membuatmu mengingat seseoranga dikala hujan?. setiap orang tentun punya cerita dan kenangan dengan hujan, bahkan bukan saja kenangan namun muncul ketakutan bagi masyarakat yang selalu menjadi langganan banjir di daerahnya. Namun saya punya cerita, ketika menghadapi hujan di kamar kost yang tidak terlalu luas itu. setiap kali hujan, jika hujannya deras atau bahkan beranging, praktis air rembesan hujan akan selalu menetes dengan teratur didalam kamar. menggenangi lantai yang dilapisi oleh karpet plastik, dan otomatis semakin lama hujannya maka akan semakin membanyak airnya. Tapi, ini menarik. disitulah letak kemenarikannya menurut saya, sedikit repot memang namun saya menikmatinya, tiap tetesan demi tetesan itu menjadi irama dalam kamar kost saya (ini lebay yaa....heheh). menunggunya menetes dan melihat perambatan airnya disepanjang lapisa tripleks kamar itu

Jangan Mandi-Mandi di Sungai

Fotonya cuman ilusrasi, diambil  www.shnews.co   Seperti biasa, perkuliahan jam kedua pada hari sabtu akan diisi oleh dosen ini. Perawakannya kecil namun proporsional antara berat badan dan tinggi, rambutnya sebagian besar telah memutih. Gayanya khas, cara menyampaikan kuliah juga, apalagi kebiasaanya dengan menyelipkan candaan dalam perkataannya. Keahliannya mengenai kemiskinan dan hari itu mata kuliahnya adalah Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dosen yang bergelar P.hD dari Malaysia itu bernama Yulius Slamet. Hari itu pembahasan kuliah mengenai Indikator kemiskinan, kemudian membahas mengenai deprivation sumber daya yang dialami oleh masyarakat miskin atau yang termiskinkan dalam struktur negara. Terus juga bagaimana negara mengkonstruk kemiskinan ini sebagai sebuah pencapaian pembangunan negara, dengan mengolah sedemikian rupa data kemiskinan di BPS sesuai dengan hitung-hitungan angka kecukupan kebutuhan dasar. Apa kebutuhan dasar masing-masing mas

Bujangan ohh Bujangan

Selepas sholat magrib di Masjid, seperti biasa waktu isya akan kami tunggu dengan berbincang apa saja. Memang hari itu tidak seperti biasanya, bulan malam ini hadir lebih awal. Bentuknya bulat utuh, dengan pancaran sinar yang berbayang karena awan disekitarnya sedang mendung. Semoga saja tetap begitu, agar bulan tetap menemani jiwa-jiwa petualang malam ini hingga pertemuan dengan fajar. Seorang teman mengatakan kepada saya, menjadi bujangan itu enak ya? Kemana-mana tidak perlu khawatir karena cuman sendiri, tidak banyak mikir ini itu tentang istri dan anak. Karena kebetulan teman ini sudah menikah dan kecenderungan petualangan masa mudanya masih kuat makanya dia berkata seperti itu.

Mengapa harus kartini?

Beberapa waktu lalu kita merayakan namanya hari kartini, perayaan secara nasional. Dimana hari ini dipersembahkan untuk merayakan sosok perempuan yang dijadikan sebagai tokoh emansipasi bagi perempuan Indonesia. yang mana beliau dikenal sebagai pemikir perempuan Indonesia berkat serangkain surat-suratnya dengan temannya di Belanda yang kemudian termanifestasi kedalam sebuah buku, dan saat ini judul buku tersebut selalu menjadi kata yang bersanding dengan nama besarnya Habis Gelap Terbitlah Terang. Disisi lain, sebagian orang meragukan ketokohan beliau apalagi sampai diberikan hari khusus sebagai perayaan untuk nama beliau. Hanya karena tulisan melalui surat-surat beliau kemudian dijadikan tokoh emansipasi perempuan Indonesia? lalu bagaimana dengan serangkaian nama-nama perempuan lainnya yang berani bertaruh nyawa demi membela bangsa dari penjajahan? Alangkah lucu, ketika hanya sebuah surat dipersandingkan dengan sebuah perjuangan berdarah-darah?  Ketika kita kemudia

Tentang Mimpi...

Tahukah Kamu tentang Mimpi? Mimpi untuk memperoleh sesuatu Menggambar harapan-harapan Atas sebuah cita-cita? Saya pernah memiliki mimpi, Kemudian menuliskannya pada kertas, Namun ingatan melupa kondisi kertas selanjutnya, Hujan mendapatinya sehingga air menghapuskannya.

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.

Menjadi Petarung

Pernahkah kita merasakan adanya pergolakan dalam diri, antara yang hitam dan putih, yang seharusnya dan yang seadanya, yang baik dan buruk, antara keinginan dan kebutuhan? Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa masalah berasal dari adanya jurang pemisah antara “seharusnya” dan “seadanya”. Dalam istilah psikologi, dikatakan adanya pertentangan jiwa lebih banyak disebabkan oleh alam bawa sadar kita, sebagai upaya mempertahankan diri (self defense). Kita lalu mengenal adanya id , eg o dan super ego sebagai penuntun dalam jiwa, sedangkan dalam psikologi islam dikenal dengan strata jiwa yakni nafs lawwamah dan nafs al mutmainnah .

Dear; Adik-Adik SMA yang akan UAN

Gambar disini Assalamualaikum.. Bagaimana kabarmu hari ini? masihkan berkelindan dikepalamu mengenai pelajaran-pelajaran yang diberikan guru di kelas, sehingga ketika tidurpun mimpi yang kaudapati tidak jauh berbeda dengan apa yang guru dikelas sampaikan, bahwa soal-soal inilah yang akan muncul. Masihkan kental dalam pikiranmu mengenai predikat lulus dan tidak lulus? Padahal kamu sendiri paham, kalau selama 3 tahun yang kau jalani tidaklah adil jika hanya dalam beberapa hari diulang dan menjadi penilaian mutlak untuk lulus. Bukankah pengetahuan itu lahir karena proses yang dimulai pada awal waktu, bukan saja pada titik akhir pengalaman. Seperti kupu-kupu yang menajubkan karena melalui proses metamorfosisnya yang utuh kemudian menjadikannya indah pada akhirnya.

Generasi Idola Cilik dan Generasi Dolanan Bocah

Ini gambar tahun lalu, saya copy di sini . tapi saya juga menyaksikannya kok. maklum belum punya kamera sendiri jdi blum bisa foto original..doain yaa biar bsa punya kamera sendiri.. Aamiin... Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya dan generasi yang besar adalah generasi yang bangga dengan budayanya. Menghargai mengapresiasi dan bangga dengan budaya sendiri, hari ini seakan menjadi streotip tradisional dalam pergaulan. Entahlah, bangunan imaji kita terhadap klausul tradisional itu layaknya sesuatu yang agak menyudut pada realitas kehidupan saat ini. Praksis generasi saat ini hanya mampu mengikut pada budaya bangsa lain, yang diklaim sebagai budaya global. Siapapun berhak menggunakan budaya ini, dan ketika kita masuk dan menggunakan budaya ini maka serta merta kita akan di”cap” sebagai manusia modern. Kita kemudian lebih direcoki dengan term modern dan tidak modern untuk sebuah identitas atau strata dalam realitas sosial kita.

Kearifan Mayoritas

Ada sebuah pepatah mengatakan “yang banyak itu belum tentu baik dan yang sedikit itu belum tentu benar”. Istilah mayoritas alias terbanyak dalam sistem demokrasi hari ini, selalu saja menjadi representasi atas klaim “yang benar” ini tidak bisa dipungkiri kan?. namun, merujuk pada kata pepatah diatas untuk konteks demokrasi, bisa memiliki korelasi yang kuat untuk menilai siapa yang benar, tapi bisa jadi berbeda jika dalam ranah lainnya. Manusia diciptakan berbeda-beda, dan dalam kita suci Al Quran pun diberikan penjelasan bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda, bersuku-suku, laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal, bukannya saling menilai siapa benar siapa salah, siapa yang berhak di bumi ini dan siapa yang tidak, kita diseru untuk mengenal dan mengambil pelajaran disitu. Namun jika itu membahayakan akidah agama kita, wajib hukumnya untuk dilawan, dilawan disini adalah bukan “menyerang” tapi untuk membela dan mempertahankan seperti yang Rasulullah Saw ajarkan.

Berilmu dan Beramal sebagai Bekal

Pictur here Ada sebuah pepatah yang mengatakan Ilmu tanpa Amal ada keterkaitan erat, Ilmu tanpa Amal seperti pohon tanpa buah, Amal tanpa Ilmu, laksana pohon tak berakar. Kesesuaian antara ilmu dan amal ini adalah sebuah pencapaian dari seorang pencari ilmu. Selain dengan pengamalan ilmu itu dapat menggambarkan keimanan seseorang, tapi juga dengan berbagi ilmu akan menambah pengembangan keilmuan seseorang. Ilmu yang senantiasa di ujicobakan melalui pengamalan akan terus berkembang dan memiliki daya uji yang baik di lingkungan. Tentunya dengan ilmu yang diamalkan, akan memberikan manfaat bukan saja kepada diri sendiri namun juga kepada masyarakat. keutamaan ilmu juga dilihat bagaimana ilmu tersebut dapat dipraktekkan di lingkungan sosial atau yang lebih luas lagi. Tidak jarang, saat ini banyak disebutkan bahwa pendidikan itu mesti menginspirasi. Melalui pengamalan dari ilmu dan semakin berkembangnya ilmu tersebut, dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengembangkan

Walimatul Ursy’

Picture Here Bissmillah, Assalamualaikum Wr.Wb Suhardiyanto dan Wa Ode Weka Anggun Grafika, mengharapkan doa’ dan kedatangan teman-teman diacara pernikahan kami (akad) pada Ahad, 24 Maret 2013 pukul 12.00 Wita dan (Perjamuan Rabu), 27 Maret 2013 pukul 12.00 Wita-selesai. Semoga Rahmat dan Allah selalu menaungi kalian Aamiin. Pesan ini terbaca pada 23 Maret 2013, pukul 05.21 Wib sesaat setelah saya pulang dari sholat subuh. Senang rasanya saudaraku, alhamdulillah apa yang dulu sering kita sebut sebagai usaha mempelaminankan cinta, kini kamu dahulu yang melakukannya. Bagaimana perasaanmu ketika mengirimkan pesan ini saudaraku? Senang, bahagia, campur aduk pasti. Hehe..

Wa Ndiu-ndiu

Keputusan ini harus diambilnya, tidak ada pilihan selain menyerahkan diri pada keadaan. Suami dan bapak dari anak-anaknya telah pergi selamanya, padahal dia satu-satunya tulang punggung keluarga. Keputusan ini harus diambilnya, bukan karena menyerah namun untuk berjuang demi kehidupan anak-anaknya. Berjuang mengorbankan dirinya atas sebuah rasa kasih sayang kepada anak-anaknya. Keputusan ini harus diambilnya, meninggalkan ketiga anaknya menjadi jalan yang mesti ditempuh olehnya, termasuk untuk si bungsu yang masih menyusu. Keputusan untuk pergi, menuju laut. Mencari sesuatu untuk menghidupi anak-anaknya. Tapi, bukan dengan berlayar namun mengorbankan jiwa dan raganya kepada laut. Menjadi ikan.

Aryati

Picture Here Aryati, Dikau mawar asuhan rembulan Aryati, Dikau gemilang seribu pujaan Dosakah hamba? Mimpi berkasih dengan tuan Ujung jarimu kucium mesra tadi malam Dosakah hamba?, Memuja dikau dalam mimpi Hanya dalam mimpi Aryati, Dikau mawar ditaman khayalku Tak mungkin dikau terpetik daku Walaupun demikian nasibku Namun aku bahagia,  seribu satu malam Aryati, Sejenak membaca lirik lagu diatas maka akan dikira bahwa tulisan ini akan membahas mengenai lagu tersebut, tidak salah dan tidak sepenuhnya benar jika diperkirakan bergitu. Lirik lagu yang diciptakan oleh Marzuki Ismail tersebut memang cukup populer dimasanya, namun bahasan disini adalah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr.Ir. Muhammad Nuh., DEA. Pada perayaan Dies Natalis UNS ke-37 tertanggal 11 Maret 2013. Dimana pada pidatonya Pak Mentri (selanjutnya Prof. Nuh) membahas kemerosotan moral generasi bangsa dengan membandingkannya dengan mengutip lagu tersebut diatas.

Maukah Kamu Memaafkan saya?

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah luput dari khilaf, ini seringkali menjadi pembenar bagi seseorang yang melakukan kesalahan. Tapi, bukan berarti khilaf itu adalah bagian dari harfiah manusia lalu kemudian kita sulit untuk dapat mengucap maaf, kan?. hal tersulit dari melakukan sesuatu adalah bukan pada saat kita salah melakukannya, namun bagaimana kita meminta maaf kerena telah salah melakukannya. Seandainya semua hal yang dilakukan itu akan memberi nilainya sendiri-sendiri, mungkin kita akan tahu mana yang salah dan mana yang benar bagi orang sekitar kita. Namun, tiap-tiap orang memiliki pandangan yang berbeda dan persepsi yang berbeda. Boleh jadi, apa yang kita lakukan padanya adalah baik menurut kita namun bisa jadi buruk menurut orang lain.

Lelang....di Lelang..

(Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak kesamaan apapun atau keinginan apapun yang menyertainya. Sekedar fiksi dari sebuah imajinasi yang terjebak pada rutinitas) Suatu saat di aula walikota disesaki oleh para pencari kerja (pencaker), lengkap dengan map dan beberapa alat tulis. Namun bukan untuk mendaftar ataupun ujian tertulis untuk sebuah posisi sebagai CPNSD, tapi Lelang Posisi. yaa..namanya lelang posisi CPNSD, dimana berbagai posisi lowong (bahkan yang sengaja dilowongkan) akan dilelang secara terbuka kepada para pencaker ini. namanya lelang, tentu mekanismenya siapa "penawar" tertinggi maka dialah yang akan menang. Alat tawarannya apalagi kalau bukan, Uang.

Berhati-Hatilah...!!

Saat ini banyak cara, banyak jalan, banyak modus yang dipakai orang jahil untuk melakukan sebuah kejahatan. Salah satunya adalah melalui undian berhadiah, dengan menjanjikan sebuah hadiah kepada seseorang yang disampaikan (hanya) melalui sms ataupun telepon. Dengan bahasa yang santun, penggunaan kata yang rapi seakan-akan itu adalah kebenaran sehingga sebagian orang bisa menjadi korban penipuan tersebut. Salah satu ciri mencoloknya adalah meminta mengirim sejumlah uang terlebih dahulu sebelum memberikan hadiah. Maka berhati-hatilah.... Saya ingin berbagi pengalaman ini, semoga bermanfaat.... Sabtu malam (2/3), saya mendapat sms dengan nomor pribadi berisi ucapan selamat bahwa saya mendapatkan hadiah dari TELKOMSEL. Tidak tanggung-tanggung disitu tertulis saya mendapatkan TOYOTA AVANZA. Sudah seringkali saya mendapat sms serupa, banyak modus yang dipakai untuk itu, mulai dari mama minta pulsa, uangnya segera dikirim ke rekening ini, bahkan pernah yang lebih konyol lagi tem

Sekolah Lagi

Mengawali bulan Maret ini dengan beberapa catatan, kebetulan hari ini juga perkuliahan dimulai (semester 2) setelah liburan semester yang cukup panjang. dan hampir semua hari-hari dalam liburan kali ini dihabiskan diantara Kost-an dan Kampus. Berkutat dengan buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan kampus dan beberapa yang dibeli dari hasil menabung uang makan. Istimewanya adalah, Alhamdulillah nilai yang diperoleh semester kemarin memuaskan lah. tidak ada yang perlu didiagnosis "kegemukan" atau "pecah", sehingga hampir semua nilainya membentuk sudut lancip segitiga. silahkan dipikir sendiri bentuk nilai yang sudah dideskripsikan diatas.

Pahamkan Mereka Dengan Sederhana

Beberapa waktu lalu, ketika singgah untuk sedikit ngopi di salah satu angkringan depan kampus. sembari mengisi pandangan pada serangkaian jalur jalan, mobil motor hingga bus-bus besar luar kota berlalu lalang. entah mereka seperti memparodikan jalannya kehidupan di depanku, yakni kehidupan itu dijalani dan selalunya bergerak kedepan. Namun ada yang berbeda dengan bapak angkringan (yang saya panggil pak Le'), pertanyaan yang berbeda seperti biasanya kalau saya singgah di angkringannya. awalnya pak le' cuman bertanya saya sering sholat subuh berjamaah ke masjid? saya bilang iya, tapi tidak sering juga sih karena kadang ketiduran heheheh. katanya lagi, saya mau berjamaah subuh juga, nanti kita sama-sama ya? (cuman mengangguk dan tersenyum tidak ada yang bisa saya katakan). 

Proses Belajar itu Proses Memahami Diri Sendiri

Picture From Here Dalam belajar, kita tentu akan menemukan banyak pemahaman tentang berbagai hal. Belajar menjadikan kita memahami sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu yang di ketahui. Perolehan pengetahuan yang kemudian menjadi sebuah ilmu, yakni dilalui melalui proses belajar. Namun, seyogyanya belajar itu adalah akan menyadarkan kita mengenai pemahaman tentang diri sendiri. Menurut saya, belajar itu seperti apapun khazanah yang ditelusuri dalam prosesnya tapi menjurus pada satu hal, memahami diri sendiri.