Langsung ke konten utama

Kejadian yang Membelajarkan



Memasuki 10 bulan berjalannya UNS Sunday Market, belum ada kejadian negatif yang kami panitia temui. namun hari ini ada sesuatu yang berbeda dan menjadi pembelajaran sangat berharga bagi kami panitia. Bahwa kehati-hatian, kewaspadaan terhadap sesuatu yang buruk itu sangat diperlukan, bukan karena berprasangka buruk kepada siapapun. Tapi penciptaan kesempatan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu, terkadang lahir dari pemberiaan kepercayaan kepada sesuatu yang tidak ada dan itu kami anggap wajar saja. 


Salah satu hal buruk itu adalah pencuri, siapapun memang tidak berniat menjadi seorang pencuri. Namun ketika kondisinya memaksa melakukan itu dan berpapasan dengan kesempatan yang ada, semua itu akan bisa menjadi lebih mudah dilakukan. Hari ini, seorang anak datang dengan ibunya kepada kami selaku panitia mengenai sepeda si anak yang hilang di parkiran. Entah kejadiannya jam berapa, si anak memarkir sepedanya dengan dua temannya di parkiran lalu setelah selesai berbelanja di Sunday Market sepeda si anak tidak ada ditempat dan sepeda dua temannya masih utuh.

Jelas, kami panitia Suday Market bingung. Di awal memang untuk penataan parkir belum kami lakukan karena beberapa alasan, yang salah satunya pernah kami mencobanya namun banyak keluhan dari pengunjung karena harus mengeluarkan duit lagi untuk parkir padahal cuman berbelanja sedikit dan sebentar. Karena itu, penataan parkir berbayar kamu tiadakan dan parkir sepenuhnya gratis hanya saja area untuk parkir telah kami sediakan untuk memudahkan itu. tapi begitulah tipikal kita, mana yang lebih mudah menurut kita maka itulah yang akan dilakukan, sama seperti parkir ini yang jadinya semrawut kesana kemari. Akhirnya penataan parkir mulai dipikirkan lagi, karena orientasi kami panitia kini bukan mendatangkan pengunjung saja lagi namun pelayanan yang baik ke pengunjung.

Kembali ke persoalan sepede si anak yang hilang tadi, setelah menanyai si anak bagaimana dia memarkir sepeda, sama siapa kesini, dan kemungkinan temannya yang bisa jadi memakai sepedanya tanpa ijin dahulu. Dan akhirnya kami mengkroscek ke tempat kejadian mengenai hal itu. Menurut pengakuan beberapa pedangang di dekat areal parkir memang melihat dua orang berkendara motor tadi terlihat membawa sepeda lipat di bonceng di motornya. Akhirnya fokus persoalan mengarah ke pengendara tersebut, bahwa sepeda dicuri dan otomatis kami kecurian dan ini kejadian pertama kalinya di UNS Sunday Market.

Dua teman kemudian ke pos satpam kampus untuk menanyakan sosok dua pengendara yang membawa sepeda tersebut. Dan kami termasuk saya menemani si anak dan ibu ini menunggu hasil dari teman yang ke satpam, sambil menanyakan hal ini ke beberapa pedagang didekat arela itu ciri-ciri yang bersangkutan. Hanya saja tidak ada yang bisa memastikan ciri-ciri mereka, karena memang kecurigaan terhadap seseorang yang akan melakukan pencurian disini tidak ada. karena memang di awal kepercayaan yang dibangun diantara pedagang dan panitia sehingga hal-hal seperti itu tidak menjadi masalah yang akan terjadi. Pedagang cukup percaya dengan kami panitia dan panitia cukup percaya dengan pedagang untuk bisa kooperatif mensukseskan Sunday Market ini. ini paling penting!.

Tapi, hari ini kejadian ini menjadi hal yang memang belum masuk dalam standar penanganan pedagang kami. Ini pembelajaran bagi kami, kekurang waspadaan terhadap segala kemungkinan masih lemah dari panitia UNS Sunday Market hari ini. Ibu dari si anak ini kemudian menceritakan bagaimana si anak membeli sepeda tersebut, yang ternyata adalah jimpitan (kongsi) antara si anak dan kakak lelakinya dari uang lebaran lalu yang mereka kumpulkan bersama. Namun, bagaimanapun kami hanya bisa membantu untuk mencarikannya walaupun kemungkinannya kecil tapi tidak bisa membantu untuk membelikan sepeda yang baru buat si anak.

Setelah dua teman datang dari menanyakan hal ini kepada satpam kampus yang berjaga di gerbang depan dan belakang, ternyata satpam juga tidak memperhatikan hal-hal seperti itu mungkin sibuk dalam pos mereka. Maka, apa yang bisa kami perbuat jika terjadi seperti ini? mencoba membesarkan hati si anak dan pasrah! Apa yang bisa diperbuat, toh pencuri biasanya punya dua langkah didepan orang-orang yang sadar sedang dicuri.
Namun apapun itu, ini menjadi pelajaran berharga bagi kami panitia. Untuk itu manajemen parkir mesti dibentuk segera dan kebetulan para pedagang juga ada yang bersedia menjadi relawan untuk ikut menjaga parkir nanti. Tapi, kami jalas tidak menggunakan tenaga mereka dengan begitu saja, mungkin sistemnya akan di tukarkan dengan beberapa receh dan dibagi dua dengan si pedagang penjaga parkir. Oleh karena itu, semua ini akan dibicarakan dulu dengan paguyuban pedagang untuk mendapat persetujuan, karena memang program Sunday market ini diawal didasarkan oleh adanya kepercayaan, kesaling percayaan.

Terakhir...ini pembelajaran besar dalam melihat sebuah realitas. Bahwa keadaan yang biasa-biasa saja atau keadaan yang baik-baik saja pasti menyisakan sisi gelap yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Untuk itu kedepan kami panitia akan lebih baik lagi dalam menjaga pelayanan di Sunday Market lebih baik lagi bagi pelanggan, pedangang dan tentu kami panitia.




Surakarta, 18 November 2013.

Komentar

Tulisan Populer

Katange dan Ekspresi Cinta Ala Orang Buton

Jika anda orang buton, tentu tak asing dengan istilah katange. Sedikit memberi penjelasan, bahwa katange itu sebutan untuk bingkisan makanan yang dibawa pulang oleh tamu setelah menghadiri hajatan. Nah, dalam beberapa hajatan masyarakat buton, biasanya katange ini menjadi aturan wajib bagi tamu untuk dibawa pulang. Pernah tinggal dan berinteraksi dengan orang jawa, selama beberapa tahun di solo untuk berkuliah. Saya pun mendapati hal seperti ini, hadiri tahlilan pulang-pulang di beri sekantong roti. Ini berkah bagi anak kost. Setidaknya kopi manis jomblo dipagi hari kita, kini gak jomblo lagi dengan kehadiran roti dari tahlilan. Entah namanya apa?, tapi di buton itu disebut katange. Saya paling suka bagian ini. Dahulu, ketika bapak atau kakek atau siapapun itu, selepas pulang dari hajatan (orang buton menyebutnya haroa) pasti menentenga tas plastik berisi macam-macam penganan khas orang buton. Sasaran incar saya, kalau bukan onde-onde yaaa....pisang goreng tanpa tepung, atau disebut

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.