Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Jangan Mandi-Mandi di Sungai

Fotonya cuman ilusrasi, diambil  www.shnews.co   Seperti biasa, perkuliahan jam kedua pada hari sabtu akan diisi oleh dosen ini. Perawakannya kecil namun proporsional antara berat badan dan tinggi, rambutnya sebagian besar telah memutih. Gayanya khas, cara menyampaikan kuliah juga, apalagi kebiasaanya dengan menyelipkan candaan dalam perkataannya. Keahliannya mengenai kemiskinan dan hari itu mata kuliahnya adalah Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dosen yang bergelar P.hD dari Malaysia itu bernama Yulius Slamet. Hari itu pembahasan kuliah mengenai Indikator kemiskinan, kemudian membahas mengenai deprivation sumber daya yang dialami oleh masyarakat miskin atau yang termiskinkan dalam struktur negara. Terus juga bagaimana negara mengkonstruk kemiskinan ini sebagai sebuah pencapaian pembangunan negara, dengan mengolah sedemikian rupa data kemiskinan di BPS sesuai dengan hitung-hitungan angka kecukupan kebutuhan dasar. Apa kebutuhan dasar masing-masing mas

Bujangan ohh Bujangan

Selepas sholat magrib di Masjid, seperti biasa waktu isya akan kami tunggu dengan berbincang apa saja. Memang hari itu tidak seperti biasanya, bulan malam ini hadir lebih awal. Bentuknya bulat utuh, dengan pancaran sinar yang berbayang karena awan disekitarnya sedang mendung. Semoga saja tetap begitu, agar bulan tetap menemani jiwa-jiwa petualang malam ini hingga pertemuan dengan fajar. Seorang teman mengatakan kepada saya, menjadi bujangan itu enak ya? Kemana-mana tidak perlu khawatir karena cuman sendiri, tidak banyak mikir ini itu tentang istri dan anak. Karena kebetulan teman ini sudah menikah dan kecenderungan petualangan masa mudanya masih kuat makanya dia berkata seperti itu.

Mengapa harus kartini?

Beberapa waktu lalu kita merayakan namanya hari kartini, perayaan secara nasional. Dimana hari ini dipersembahkan untuk merayakan sosok perempuan yang dijadikan sebagai tokoh emansipasi bagi perempuan Indonesia. yang mana beliau dikenal sebagai pemikir perempuan Indonesia berkat serangkain surat-suratnya dengan temannya di Belanda yang kemudian termanifestasi kedalam sebuah buku, dan saat ini judul buku tersebut selalu menjadi kata yang bersanding dengan nama besarnya Habis Gelap Terbitlah Terang. Disisi lain, sebagian orang meragukan ketokohan beliau apalagi sampai diberikan hari khusus sebagai perayaan untuk nama beliau. Hanya karena tulisan melalui surat-surat beliau kemudian dijadikan tokoh emansipasi perempuan Indonesia? lalu bagaimana dengan serangkaian nama-nama perempuan lainnya yang berani bertaruh nyawa demi membela bangsa dari penjajahan? Alangkah lucu, ketika hanya sebuah surat dipersandingkan dengan sebuah perjuangan berdarah-darah?  Ketika kita kemudia

Tentang Mimpi...

Tahukah Kamu tentang Mimpi? Mimpi untuk memperoleh sesuatu Menggambar harapan-harapan Atas sebuah cita-cita? Saya pernah memiliki mimpi, Kemudian menuliskannya pada kertas, Namun ingatan melupa kondisi kertas selanjutnya, Hujan mendapatinya sehingga air menghapuskannya.

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.

Menjadi Petarung

Pernahkah kita merasakan adanya pergolakan dalam diri, antara yang hitam dan putih, yang seharusnya dan yang seadanya, yang baik dan buruk, antara keinginan dan kebutuhan? Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa masalah berasal dari adanya jurang pemisah antara “seharusnya” dan “seadanya”. Dalam istilah psikologi, dikatakan adanya pertentangan jiwa lebih banyak disebabkan oleh alam bawa sadar kita, sebagai upaya mempertahankan diri (self defense). Kita lalu mengenal adanya id , eg o dan super ego sebagai penuntun dalam jiwa, sedangkan dalam psikologi islam dikenal dengan strata jiwa yakni nafs lawwamah dan nafs al mutmainnah .

Dear; Adik-Adik SMA yang akan UAN

Gambar disini Assalamualaikum.. Bagaimana kabarmu hari ini? masihkan berkelindan dikepalamu mengenai pelajaran-pelajaran yang diberikan guru di kelas, sehingga ketika tidurpun mimpi yang kaudapati tidak jauh berbeda dengan apa yang guru dikelas sampaikan, bahwa soal-soal inilah yang akan muncul. Masihkan kental dalam pikiranmu mengenai predikat lulus dan tidak lulus? Padahal kamu sendiri paham, kalau selama 3 tahun yang kau jalani tidaklah adil jika hanya dalam beberapa hari diulang dan menjadi penilaian mutlak untuk lulus. Bukankah pengetahuan itu lahir karena proses yang dimulai pada awal waktu, bukan saja pada titik akhir pengalaman. Seperti kupu-kupu yang menajubkan karena melalui proses metamorfosisnya yang utuh kemudian menjadikannya indah pada akhirnya.

Generasi Idola Cilik dan Generasi Dolanan Bocah

Ini gambar tahun lalu, saya copy di sini . tapi saya juga menyaksikannya kok. maklum belum punya kamera sendiri jdi blum bisa foto original..doain yaa biar bsa punya kamera sendiri.. Aamiin... Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya dan generasi yang besar adalah generasi yang bangga dengan budayanya. Menghargai mengapresiasi dan bangga dengan budaya sendiri, hari ini seakan menjadi streotip tradisional dalam pergaulan. Entahlah, bangunan imaji kita terhadap klausul tradisional itu layaknya sesuatu yang agak menyudut pada realitas kehidupan saat ini. Praksis generasi saat ini hanya mampu mengikut pada budaya bangsa lain, yang diklaim sebagai budaya global. Siapapun berhak menggunakan budaya ini, dan ketika kita masuk dan menggunakan budaya ini maka serta merta kita akan di”cap” sebagai manusia modern. Kita kemudian lebih direcoki dengan term modern dan tidak modern untuk sebuah identitas atau strata dalam realitas sosial kita.

Kearifan Mayoritas

Ada sebuah pepatah mengatakan “yang banyak itu belum tentu baik dan yang sedikit itu belum tentu benar”. Istilah mayoritas alias terbanyak dalam sistem demokrasi hari ini, selalu saja menjadi representasi atas klaim “yang benar” ini tidak bisa dipungkiri kan?. namun, merujuk pada kata pepatah diatas untuk konteks demokrasi, bisa memiliki korelasi yang kuat untuk menilai siapa yang benar, tapi bisa jadi berbeda jika dalam ranah lainnya. Manusia diciptakan berbeda-beda, dan dalam kita suci Al Quran pun diberikan penjelasan bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda, bersuku-suku, laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal, bukannya saling menilai siapa benar siapa salah, siapa yang berhak di bumi ini dan siapa yang tidak, kita diseru untuk mengenal dan mengambil pelajaran disitu. Namun jika itu membahayakan akidah agama kita, wajib hukumnya untuk dilawan, dilawan disini adalah bukan “menyerang” tapi untuk membela dan mempertahankan seperti yang Rasulullah Saw ajarkan.