Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Ceracau di Jumat Pagi, Perpustakaan

Entahlah, kenapa tiba-tiba pikiran ini melayang kesebuah gedung di tengah kampus. Memang dari bentuknya, gedung ini bisa ditebak hampir setua dengan umur Universitas, ditambah lagi kesannya yang tidak seperti gedung-gedung baru lainnya di kampus ini. Itulah Perpustakaan pusat Universitas dimana saya sedang menimba ilmu saat ini.  Memang, tidak ada laporan pasti mengenai koleksi dalam perpustakaan ini, apakah koleksinya sebagian besar baru (terbitan baru) atau malah buku-buku lama yang selalu tersusun rapi dan secara periodik dibersihkan dari debu-debu yang menempel. Di sisi lain, pengunjung perpustakaan ini biasanya hanya karena "perlu" saja datang ke perpustakaan, misalnya meminjam buku. Namun kunjungan perpustakaan belum menjadi kebiasaan dalam mengisi waktu lowong mahasiswa.

Melalui Tulisan, Menjadikan Seseorang Menarik

Cara orang tertarik terhadap orang lain itu beda-beda, beragamnya pandangan tersebut bisa jadi dipengaruhi oleh pemahaman yang bersangkutan. Namun saya seringkali tertarik dengan seseorang karena tulisannya, yakni bagaimana orang tersebut memandang dan menyikapi berbagai persoalan dalam kehidupannya melalui serangkaian kata-kata dalam tulisannya. Melalui tulisan biasanya juga menjadi pembeda tiap-tiap orang, bahkan ada satu cabang ilmu yang membahas tentang kepribadian orang melalui tulisannya yakni gramofologi. Oleh tulisannya juga seseorang seringkali dapat dipahami wawasan dan pengetahuannya adn gagasan-gagasan yang dituliskannya.

Pesan Kakek..

"Dalam Berjuang, memang tidak selalu disarankan untuk menghalalkan segala cara. Tetapi segala hal yang halal, layak untuk diperjuangkan."

Nikah, Menjadi Bahasan Favorit

Dalam setiap kesempatan berbincang bersama teman seangkatan saat ini, nikah menjadi topik yang selalu saja mengundang simpatik untuk terus dibicarakan. Mulai dari siapa lagi teman yang akan nikah dalam waktu dekat, hingga membahas kriteria pasangan masing-masing, bahkan sampai bahasan dalam membijaki kenapa pada saat sekarang kami belum juga menikah. Kalau dilihat dari kecenderungan masing-masing, menikah memang menjadi keinginan sekaligus bentuk kekhawatiran masing-masing. Kenapa tidak? Bagi lelaki mungkin tidak menjadi persoalan umur berapa mau nikah, tergantung dari kesiapan si lelaki untuk menikah dan membina keluarga. Namun bagi perempuan itu berbeda, umur akan sangat menentukan bagi mereka untuk melangsungkan pernikahan. Mengingat bahwa umur produktif perempuan memiliki batasan tertentu untuk memiliki anak, yang bagi pasangan dimanapun pasti dinanti untuk menggendong anak. Iya kan?

Hidup ini Mesti Terus Berjalan

Mendengar berita baik itu mungkin cukup mengagetkan, bagaimana tidak imaji ini selalu tidak lepas untuk bisa bersua secara faktual. Membincang segala hal yang masih diperselisihkan, membahas segala hal yang mungkin dilakukan, atau bahkan saling bertukar pengalaman dan pemahaman terhadap sesuatu yang hingga saat ini menjadi alasan tidak komunikasi. Komunikasi bagiku, bukan sekedar titip salam kemudian balas salam, tanya kabar kemudian balas kabar baik, tanya sesuatu terus dibalas sesuatu. Semuanya berjalan hanya sekedar menjawab, bahwa pemahaman kita yang penting menjawab adalah bagian dari sebuah komunikasi yang kita bangun, bukan.

Merawat Malas

Ketika awal melakukan penelitian, semangat ini seakan selalu menyala-nyala, semangat untuk menuliskan setiap perjalanan dalam wawancara, bertatap muka dengan masyarakat atau bergumul dengan kegiatan-kegiatan masyarakat yang menjadi objek penelitian. Karena saya yakin bahwa, setiap perjalanan pasti mengandung hikmah sekalipun cuman lahir dari hal-hal yang sepele. Namun, apa yang hendak dituliskan itu selalu saja tersendat-sendat. Seandainya keong sekalipun yang diajak berlomba untuk menyusun kata perkata hikmah yang didapati selama melakukan penelitian, niscaya si keong akan menang. Bagaimana tidak, seringkali apa yang saya ingin tulis sebagai bahan cerita, hanya tersusun rapi dalam kepala dan terceritakan disana. 

Bahasa Wong Cilik, Bahasa Kita

Pernah liat dibelakang mobil pete-pete (angkot.red), truk atau mobil box barang disekitar kita, biasanya ada tulisan-tulisan cukup nyeleneh di tuliskan di bagian belakang mobil tersebut. sebut saja misalnya, gembel elite, pulang malu ngaak pulang rindu, satu hati dua cinta, cintaku berat diongkos , dan masih banyak lagi. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan kata-kata itu, namun jika kemudian ditelusuri bisa jadi ada pesan-pesan tersirat dari apa yang dituliskan tersebut. bahkan, pernah saya baca disuatu skripsi mahasiswa Universitas Hasanuddin, yang kemudian membahas mengenai fenomena kata-kata di belakang truk tersebut. saya tidak terlalu banyak mengingat apa yang di kaji dan dianalisis dalam skripsi tersebut, hanya saja ada beberapa hal alasan orang-orang menggunakan itu diantaranya sebagai bentuk pencitraan dan penarik perhatian orang-orang, disamping itu juga adalah bentuk curahan hati dari para pemilik truk tersebut.

Menemu Harapan

Seringkali saya dibuat jengkel dengan keberadaan baliho para calon anggota legislatif (caleg) pemilu 2014 nanti. bukannya apa, hampir setiap sudut ada pajangan baliho berbagai ukuran bahkan di beberapa dinding, tiang listrik, pagar juga tidak luput dari tempelan stiker caleg. momentumnya memang pas, yakni menjelang pemilu 2014 yang akan dilakukan pada bulan april nanti.  Namun baliho hingga stiker itu, sangat mengganggu penglihatan kita. sampah visual seakan ikut-ikutan mengganggu kenyamanan kita selain sampah hasil sisa rumah tangga dan industri. disisi lain juga, cara menenpatkan baliho itu juga kayak tidak memiliki estetikanya, asal bisa terpampang dan terlihat orang banyak saja, maka akan ditempel disitu.