Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Agama Islam, Tertinggi dalam Falsafah Perjuangan Masyarakat Buton

Ditulis oleh orangbuton di/pada 12 Oktober 2009 oleh : Bardin Masyarakat Buton yang dikenal memiliki prinsip hidup yang kuat sudah terpatri sejak zaman kesultanan. Bahkan, fanatisme yang digambarkan dalam falsafah hidup juga telah menjadi modal dalam menata sendi sendi peri kehidupan. Bagaimana Buton yang dikenal dengan seribu satu misteri dalam prinsip hidup menjadi sebuah sumber kekuatan dalam menangkal berbagai bentuk rintangan?. Bagaimana falsafah Hidup masyarakat Buton sehingga menjadi sebuah sumber kekuatan dalam segala sisi kehidupan? Dalam sejarah perjuangan masyarakat Buton sejak peralihan Kerajaan menjadi Kesultanan, banyak rintangan yang dihadapi.Kekalahan panglima Perang Tobelo (La Bolontio) oleh Sultan Buton I Murhum atau Laki Laponto menjadi titik nol sejarah lahirnya Kesultanan Buton sejak lehadiran Syaikh Maulana Sayid Abdul Wahid mengajarkan Syariat Islam di negeri Butuuni pada abad ke-13. Penobatan Murhum sebagai Sultan I yang menandai peri kehidupan berlandaskan Isl

KEPERCAYAAN TERHADAP REINKARNASI DI BUTON

Ditulis oleh orangbuton di/pada 6 September 2008 Satu hal yang paling menonjol pada sufisme di Kesultanan Wolio, ialah kepercayaan pada reinkarnasi yang masih hidup di Buton masa kini. Di desa-desa, kepercayaan pada reinkarnasi tidak terlalu kuat dan dianggap sebagai ajaran Islam. Secara umum, ada empat prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Buton dalam kehidupan sehari-hari saat itu yakni: 1. Yinda Yindamo Arata somanamo Karo (Harta rela dikorbankan demi keselamatan diri) ; 2. Yinda Yindamo Karo somanamo Lipu (Diri rela dikorbankan demi keselamatan negeri); 3. Yinda Yindamo Lipu somanamo Sara (Negeri rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah); 4. Yinda Yindamo Sara somanamo Agama (Pemerintah rela dikorbankan demi keselamatan agama). Mengenai kematian dan akhirat, bagi orang muslim penguburan diikuti dengan serangkaian upacara Islam yang dipadukan dengan beberapa unsur tradisional. Di satu pihak, orang Muslim Buton tahu dan sedikit banyak percaya akan ajaran Islam tentang kia

Inginku ceritakan padamu

masihkah kau seperti adanya keputusan itu? seperti itu? seperti itu? seperti itu? seperti itu? yang semua ini hanya gurauan? ataukah perasaan ini hanya mimpi disiang bolong? ingin kuceritakan padamu, seperti apa yang kurasakan padamu, kutakmemaksa apapun jawabanmu, kuhanya ingin kau dengar ceritaku, seperti adanya dirimu, itulah rasa yang kau sisipkan untukku, kuingin ini seperti apa adanya, seperti yang digariskan oleh-NYA, tentunya kau pun inginkan ini, mencinta tanpa merusak cintamu kepada-NYA, ingin kuceritakan padamu ini, sebuah cerita yang menempatkanmu disudut perlindungan hati ini, seperti apapun itu nantinya, tak pernah ada yang mampu mengangkatmu dari sisi ini, kecuali ketika sang berkehendak menginginkannya......

Untuk 2 dan 3 Mei 2010

lama kuberpikir tentang hari ini dan hari kedepan apa yang akan ku lakukan. terkadang sesuatu itu menyeruak dalam diri ini sehingga ingin ku tuliskan dalam sebuah bait yang bisa bercerita kepada orang lain. namun ketika itu diperhadapkan dengan apa yang mesti kulakukan ketika akan menuliskan sesuatu malah inspirasi itu hilang begitu saja. saya kemudian teringat kata-kata dalam film perempuan berkalung sorban "mood itu diciptakan bukan ditunggu". kucoba untuk memutar keliling ruang yang sedikit membatasi ini namun cukup luas untuk sebuah imajinasi. kumulai dari sebuah poster, apa bisa kuceritakan tentang poster itu. gambar-gambarnya atau fantasiku tentang kekagumanku kepada mereka yang ada diposter itu. itu akan memakan waktu lama mungkin untuk meramu kata-kata. lalu ku berpaling pada kalender disudut sana, tetanggal 05 mei 2010 ada apa dengan tanggal ini. kalau dilihat sama saja dengan hari-hari lainya, kalau di bagi 2 bagian jadi 2,5 tapi jika 2+3 adalah 5. ya....tanggal 2 i

Cerita Si Lampu Merah

Ini adalah sebagian dari keseluruhan sebuah perbincangan saya dengan lampu merah, sebagain orang mungkin akan mengira saya ini orang gila kok bicara dengan benda mati si lampu merah, tapi kupikir lebih gila lagi ketika kita merusak mereka atas nama rakyat dan karena kebencian kita sama beberapa orang di pemerintahan lalu dengan alasan karena si lampu merah ini dibuat mereka padahal dananya dari pajak yang kita bayarkan dengan seenaknya kita menghancurkannya. Bukankah itu tindakan gila hanya karena rusak muka kaca dibelah?.... Saat itu sekitar jam 17.42 wita kuberjalan keluar dari kampus menuju pondokan, seperti biasa saya memang pulang dari kampus selalu sore walaupun tidak ada kuliah entah kenapa di kampus saya selalu mendapat apa yang bisa saya pelajari untuk pengalaman saya. Ketika saya melewati persimpangan untuk menyebrang, ada hal yang lain kulihat keadaan lalu lintas yang semrawut ada yang keluar dari kampus, yang mau masuk ke kampus, hingga yang hanya melewati kampus saling ber