Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Bohong –Bohongan

Pada suatu masa pernahkah kita beranggapan bahwa apa yang kita lakukan dengan sedikit kebohongan pada masa itu akan mengundang kebohongan-kebohongan lainnya di kemudian hari, bahkan mungkin akan semakin menjadi sebuah kebohongan yang besar. Yang kemudian mencapai titik kumulatif dalam sebuah kebiasaan bohong yang akut atau istilahnya professional di bidang itu?, seakan-akan kita tidak akan pernah diketahui dengan kebohongan kita tersebut karena sudah mengetahui efek psikologis kebohongan tersebut ataupun trik-trik khusus tentang kebohongan itu.. Kebohongan boleh jadi adalah sebuah ketakutan atau pengalihan issue tentang diri atas apa yang dilakukan diri ini. contohnya saja ketika kita melakukan sesuatu terhadap barang milik orang lain, kepala kita langsung berputar kesana kemari mencari alasan untuk kemudian tidak disalahkan dalam kejadian tersebut. Malah bukannya mencari cara untuk meminta maaf secara santun agar dia bisa menerimanya ataupun mengganti barang tersebut jika itu memang t

Masih mesti belajar banyak

Teman saya pernah bilang ketika dia kemudian terhinggapi semacam sebuah sindrom yang dia namakan sendiri 3 dan 2 yakni 3 hari optimis dan 2 minggu pesimis. Seperti itu juga yang merasuki saya sendiri atau mungkin juga ini dialami oleh beberapa orang di dunia ini. sindrom ini selayaknya sebuah penyakit yang seringkali sayapun juga dibuat bingung sampai titik kritisnya adalah “lupa” sesaat, semacam itulah. Sekalipun secara konteks apa yang saya rasakan berbeda dengan apa yang dirasakan teman saya ini, saya malah lebih kepada semangat yang ada ketika itu terpikirkan apalagi bersama teman-teman lainnya namun ketika sendiri dan ingin memulainya menjadi agak berat, namun selalu ada bayang-bayang yang muncul tentang itu, seperti apa itu bagaimana itu nantinya cuman kurangnya adalah itu masih dalam pikiran. Tapi dari beberapa bacaan tentang psikologi mengatakan bahwa sebuah cerita akan mengonsep sesuatu dan ini akan menjadi sebuah tindakan di dunia nyata, artinya bahwa semuanya berasal dari ce

SISTEM “SEL” PEMERINTAHAN

Senja dikala itu menyegerakan diri menutup perjalanan siang menjadi sosok misterius sang malam. Tanah dimana kuberpijak serta air yang mengaliri syaraf-syaraf tanah ini yang menjadikan suatu tatanan indah dan seimbang. Setiap mahluk ciptaanNya hidup dari seluruh karunia Tuhan ini. Tak satupun yang luput dari pandanganNya, seluruh isi alam semesta yang senantiasa bertasbih atas namaNya. Sang Khalik yang meliputi seluruh apa yang ada di bumi dan dilangit. Setiap ciptaanNya yang menyimpan beribu pelajaran bagi orang-orang beriman dan yang berpikir. Kita patut bersyukur dengan apa yang diberikanNya ini tanpa meminta balasan hanya sebuah keimanan dan ketaqwaan terhadap firman-firmanNya. Penulis memulai tulisan ini dengan kata-kata wujud kesyukuran denga apa yang dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-hambaNya dan seluruh ciptaanNya. Kenapa kemudian tulisan ini penulis beri judul ”Sel” Pemerintahan adalah untuk belajar dari sudut terkecil dari mahluk hidup ini dan disandingkan dengan pemerinta

DEMOKRATI”SAKIT” DALAM REPUBLIK

Konsepsi kerangka Negara, bangsa Indonesia dalam sidang BPUPKI yang kemudian sangat alot berdebat atas model Monarki atau model Republik oleh soepomo dan Hatta, yang kemudian konsep Hatta sebagai sebuah konstruk Republik dengan asumsi kebudayaan Indonesia yang sering kita sebut sebagai budaya gotong royong dan sosialis, kemudian dijadikan konstruksi Republik Indonesia yang hingga kini kita masih memakai nama itu entah semangat yang melatar belakangi munculnya nama itu masih ada atau tidak? Demokrasi sepeti yang diungkapkan oleh Hatta adalah sebuah tatanan kekuasaan negara yang menempatkan kedaulatan rakyat diatas segalanya, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep yang menyatakan bahwa setiap kekuasaan politik mesti ditempatkan diatas kemauan rakyat (umum). Bukannya sebuah demokrasi yang merupakan demokrasi oleh para elit yang digunakan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan dan melegitimasi dirinya dan kelompoknya sebagai kepentingan umum. Republik berarti kebersamaan (res

JALAN KAKI

Hampir selama saya kuliah sejak 2006 lalu, perjalanan ke kampus selalu dilakukan dengan berjalan kaki, walaupun terkadang ada bisikan dalam hati ini kok, jalan kaki terus selama kuliah kayaknya tidak ada perkembangan yang cukup berarti dalam kuliah. Ada sih terkadang niatan untuk membawa kendaraan bermotor dari kampung halaman ataupun ada keinginan untuk membeli sebuah sepeda namun apa daya beasiswa yang selalu diniatkan untuk itu malah terkadang lebih banyak terposkan untuk membeli buku-buku bacaan, meminta kiriman kepada orang tua dikampung juga tidak mungkin dilakukan. ah….tapi tidak apalah karena toh sehatkan jika kita sering berjalan kaki, setidaknya dengan alasan olahraga ataupun mencegah osteoporosis dini seperti kata iklan-iklan televisi ketika dipertanyakan oleh teman-teman kenapa masih saja terus berjalan kaki. Sebenarnya sih jalan kaki selain dapat membuat kita sehat ternyata bisa mengirit beberapa uang saku selama sebulan dari kiriman orang tua di kampung. Maklum lah anak k

Ruang Kosong Dalam Kreativitas Menulis

Sekiranya sekarang apa yang menjadi niatan saya untuk terus menelurkan tulisan untuk mengisi ruang-ruang postingan dalam blog saya ini mungkin sekarang blog ini dipenuhi oleh beberapa tulisan saya. walaupun memang untuk dari segi kualitas tulisan masih perlu banyak perbaikan dari beberapa segi misalnya saja dari segi konten, konteks, komunitas dan audiens. namun inilah yang menjadi masalah saya beberapa waktu lalu saya kemudian jarang memposting tulisan lagi di blog ini. Di sisi lain memang ada kesibukan saya sendiri mulai dari persiapan ini itu dan beberapa agenda organisasi ini itu, tapi itu bisa jadi sebuah alasan yang baik untuk tidak menulis namun dari senior saya yang sering menuliskan kisah-kisahnya dalam aktivitas kesehariannya kemudian mampu memberikan semangat untuk terus menulis. akhirnya saya sendiri berpikir ketika kita hanya kemudian terkungkung dalam teori-teori yang ada mana mungkin kita dapat memulai. tapi bukan berarti kemudian saya menyangkal dengan adanya teori tapi