Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Berilmu dan Beramal sebagai Bekal

Pictur here Ada sebuah pepatah yang mengatakan Ilmu tanpa Amal ada keterkaitan erat, Ilmu tanpa Amal seperti pohon tanpa buah, Amal tanpa Ilmu, laksana pohon tak berakar. Kesesuaian antara ilmu dan amal ini adalah sebuah pencapaian dari seorang pencari ilmu. Selain dengan pengamalan ilmu itu dapat menggambarkan keimanan seseorang, tapi juga dengan berbagi ilmu akan menambah pengembangan keilmuan seseorang. Ilmu yang senantiasa di ujicobakan melalui pengamalan akan terus berkembang dan memiliki daya uji yang baik di lingkungan. Tentunya dengan ilmu yang diamalkan, akan memberikan manfaat bukan saja kepada diri sendiri namun juga kepada masyarakat. keutamaan ilmu juga dilihat bagaimana ilmu tersebut dapat dipraktekkan di lingkungan sosial atau yang lebih luas lagi. Tidak jarang, saat ini banyak disebutkan bahwa pendidikan itu mesti menginspirasi. Melalui pengamalan dari ilmu dan semakin berkembangnya ilmu tersebut, dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk mengembangkan

Walimatul Ursy’

Picture Here Bissmillah, Assalamualaikum Wr.Wb Suhardiyanto dan Wa Ode Weka Anggun Grafika, mengharapkan doa’ dan kedatangan teman-teman diacara pernikahan kami (akad) pada Ahad, 24 Maret 2013 pukul 12.00 Wita dan (Perjamuan Rabu), 27 Maret 2013 pukul 12.00 Wita-selesai. Semoga Rahmat dan Allah selalu menaungi kalian Aamiin. Pesan ini terbaca pada 23 Maret 2013, pukul 05.21 Wib sesaat setelah saya pulang dari sholat subuh. Senang rasanya saudaraku, alhamdulillah apa yang dulu sering kita sebut sebagai usaha mempelaminankan cinta, kini kamu dahulu yang melakukannya. Bagaimana perasaanmu ketika mengirimkan pesan ini saudaraku? Senang, bahagia, campur aduk pasti. Hehe..

Wa Ndiu-ndiu

Keputusan ini harus diambilnya, tidak ada pilihan selain menyerahkan diri pada keadaan. Suami dan bapak dari anak-anaknya telah pergi selamanya, padahal dia satu-satunya tulang punggung keluarga. Keputusan ini harus diambilnya, bukan karena menyerah namun untuk berjuang demi kehidupan anak-anaknya. Berjuang mengorbankan dirinya atas sebuah rasa kasih sayang kepada anak-anaknya. Keputusan ini harus diambilnya, meninggalkan ketiga anaknya menjadi jalan yang mesti ditempuh olehnya, termasuk untuk si bungsu yang masih menyusu. Keputusan untuk pergi, menuju laut. Mencari sesuatu untuk menghidupi anak-anaknya. Tapi, bukan dengan berlayar namun mengorbankan jiwa dan raganya kepada laut. Menjadi ikan.

Aryati

Picture Here Aryati, Dikau mawar asuhan rembulan Aryati, Dikau gemilang seribu pujaan Dosakah hamba? Mimpi berkasih dengan tuan Ujung jarimu kucium mesra tadi malam Dosakah hamba?, Memuja dikau dalam mimpi Hanya dalam mimpi Aryati, Dikau mawar ditaman khayalku Tak mungkin dikau terpetik daku Walaupun demikian nasibku Namun aku bahagia,  seribu satu malam Aryati, Sejenak membaca lirik lagu diatas maka akan dikira bahwa tulisan ini akan membahas mengenai lagu tersebut, tidak salah dan tidak sepenuhnya benar jika diperkirakan bergitu. Lirik lagu yang diciptakan oleh Marzuki Ismail tersebut memang cukup populer dimasanya, namun bahasan disini adalah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr.Ir. Muhammad Nuh., DEA. Pada perayaan Dies Natalis UNS ke-37 tertanggal 11 Maret 2013. Dimana pada pidatonya Pak Mentri (selanjutnya Prof. Nuh) membahas kemerosotan moral generasi bangsa dengan membandingkannya dengan mengutip lagu tersebut diatas.

Maukah Kamu Memaafkan saya?

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah luput dari khilaf, ini seringkali menjadi pembenar bagi seseorang yang melakukan kesalahan. Tapi, bukan berarti khilaf itu adalah bagian dari harfiah manusia lalu kemudian kita sulit untuk dapat mengucap maaf, kan?. hal tersulit dari melakukan sesuatu adalah bukan pada saat kita salah melakukannya, namun bagaimana kita meminta maaf kerena telah salah melakukannya. Seandainya semua hal yang dilakukan itu akan memberi nilainya sendiri-sendiri, mungkin kita akan tahu mana yang salah dan mana yang benar bagi orang sekitar kita. Namun, tiap-tiap orang memiliki pandangan yang berbeda dan persepsi yang berbeda. Boleh jadi, apa yang kita lakukan padanya adalah baik menurut kita namun bisa jadi buruk menurut orang lain.

Lelang....di Lelang..

(Cerita ini hanya fiksi belaka, tidak kesamaan apapun atau keinginan apapun yang menyertainya. Sekedar fiksi dari sebuah imajinasi yang terjebak pada rutinitas) Suatu saat di aula walikota disesaki oleh para pencari kerja (pencaker), lengkap dengan map dan beberapa alat tulis. Namun bukan untuk mendaftar ataupun ujian tertulis untuk sebuah posisi sebagai CPNSD, tapi Lelang Posisi. yaa..namanya lelang posisi CPNSD, dimana berbagai posisi lowong (bahkan yang sengaja dilowongkan) akan dilelang secara terbuka kepada para pencaker ini. namanya lelang, tentu mekanismenya siapa "penawar" tertinggi maka dialah yang akan menang. Alat tawarannya apalagi kalau bukan, Uang.

Berhati-Hatilah...!!

Saat ini banyak cara, banyak jalan, banyak modus yang dipakai orang jahil untuk melakukan sebuah kejahatan. Salah satunya adalah melalui undian berhadiah, dengan menjanjikan sebuah hadiah kepada seseorang yang disampaikan (hanya) melalui sms ataupun telepon. Dengan bahasa yang santun, penggunaan kata yang rapi seakan-akan itu adalah kebenaran sehingga sebagian orang bisa menjadi korban penipuan tersebut. Salah satu ciri mencoloknya adalah meminta mengirim sejumlah uang terlebih dahulu sebelum memberikan hadiah. Maka berhati-hatilah.... Saya ingin berbagi pengalaman ini, semoga bermanfaat.... Sabtu malam (2/3), saya mendapat sms dengan nomor pribadi berisi ucapan selamat bahwa saya mendapatkan hadiah dari TELKOMSEL. Tidak tanggung-tanggung disitu tertulis saya mendapatkan TOYOTA AVANZA. Sudah seringkali saya mendapat sms serupa, banyak modus yang dipakai untuk itu, mulai dari mama minta pulsa, uangnya segera dikirim ke rekening ini, bahkan pernah yang lebih konyol lagi tem