Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Pelan Pelan saja

Indahnya Alam Ciptaan Tuhan (Kota Bau Bau)

(ini foto sewaktu di bukit wantiro pada saat jalan pulang dari kantor kecamatan kokalukuna, pada saat siang hari yang cukup terik tapi cukup puas lah dengan pemandangan siang itu. mungkin hasilnya kurang bagus karena ini hanya menggunakan kamera ponsel 2 megapixel) ..

KoTa Bau Bau "dalam kilometer"

this is the amazing city, if you around the city you can't forget eksotisme this city, you must confuse with me........ kilometer lima kilometer empat kilometer tiga kilometer dua kilometer satu **** **** **** ****

Mahalnya Menjadi Pegawai Negeri

Menjadi pegawai negeri di kampung halaman saya memang seperti sebuah prestasi bagi seorang sarjana. Hal ini dapat kita lihat bagaimana antusias para sarjana di kota ini ketika sedang dibukannya pendaftaran calon pegawai negeri sipil, mulai dari sarjana yang masih baru hingga yang sudah cukup lama bergeliat dalam dunia pegawai negeri sebagai pegawai magang di salah satu instansi pemerintahan di daerah ini. Mungkin hal ini juga banyak terjadi di kota-kota lain di negeri ini, sebuah obsesi menjadi pegawai negeri. Mungkin fenomena ini terjadi karena di kota-kota kecil seperti kampung halaman saya ini dan beberapa daerah di indonesia masih cukup menguntungkan untuk menjadi seorang pegawai negeri, karena mungkin tidak ada sebuah instansi lain yang dapat menampung lonjakan lulusan institusi pendidikan mulai dari lulusan sma hingga sarjana. Disamping itu mengingat pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil sebagian besar cukup “nyaman” dengan tidak perlu menguras tenaga yang banyak untuk itu tapi

Ritual Perpisahan Manusia

Malam itu, ketika kami sedang menunggu kedatangan jenazah salah satu keluarga di keraton yang meninggal di salah satu rumah sakit di kendari. Karena katanya dari informasi yang dapat didengar dari perbincangan disekitar bahwa kapal cepat atau super jet tidak mau membawanya ke sini dan akhirnya dibawa dengan lewat darat menggunakan mobil ambulans dan menyebrang menggunakan fery yang akhirnya waktu tibanya di sini agak lama karena menggunakan shift fery terakhir untuk hari ini. Entah apa yang dirasakan keluarganya di dalam yang menunggu terlalu lama untuk dapat bertemu dengan jenazah walaupun yang dia temui tersebut adalah sebuah badan yang tidak mempunyai jiwa lagi, sebuah jenazah yang kaku dan dingin, sebuah jenazah yang pucat itu. Sejenak sebelum jenazah tersebut saya melihat banyak anak-anak yang sedang asyik bermain di depan rumah seakan akan perasaan mereka keramaian ini adalah sebuah ajang yang menarik untuk tidak dilewatkan dengan bermain-main, dan para orang tua pun hanya membia

Ritual Perpisahan Manusia

Malam itu, ketika kami sedang menunggu kedatangan jenazah salah satu keluarga di keraton yang meninggal di salah satu rumah sakit di kendari. Karena katanya dari informasi yang dapat didengar dari perbincangan disekitar bahwa kapal cepat atau super jet tidak mau membawanya ke sini dan akhirnya dibawa dengan lewat darat menggunakan mobil ambulans dan menyebrang menggunakan fery yang akhirnya waktu tibanya di sini agak lama karena menggunakan shift fery terakhir untuk hari ini. Entah apa yang dirasakan keluarganya di dalam yang menunggu terlalu lama untuk dapat bertemu dengan jenazah walaupun yang dia temui tersebut adalah sebuah badan yang tidak mempunyai jiwa lagi, sebuah jenazah yang kaku dan dingin, sebuah jenazah yang pucat itu. Sejenak sebelum jenazah tersebut saya melihat banyak anak-anak yang sedang asyik bermain di depan rumah seakan akan perasaan mereka keramaian ini adalah sebuah ajang yang menarik untuk tidak dilewatkan dengan bermain-main, dan para orang tua pun hanya membia

METAMORFOSIS MAHASISWA

Seringkali kita mendengar tentang seperti apa sebenarnya mahasiswa, dimana posisinya di masyarakat maupun dalam sebuah perubahan di suatu kelompok sosial di masyarakat. Namun sekarang seakan ada semacam keberfungsian mahasiswa menjadi tereduksi dan menjadi sebuah image sedikit buruk di masyarakat, misalnya saja beberapa aksi unjuk rasa yang kemudian menjadi penambah sebuah kejengkelan masyarakat dimana masyarakat menjadi agen perusak fasilitas umum, adapula aksi-aksi tawuran mahasiswa yang mengakibatkan fasilitas kampus rusak maupun saling melukainya dua kawan yang tidak akur di kampus ini yang semestinya mereka bisa bersatu. Apalagi representative masyarakat intelektual yang tersemat dalam diri mahasiswa ini tergambarkan seperti orang-orang yang tidak dapat bepikir dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalahnya. Kota makassar dan dinamika kemahasiswaannya juga sangat terkenal dengan keradikalannya bahkan terkadang sedikit anarkis, begitu yang sering saya dengar jika bertemu denga

Dia Sedang Apa Sekarang ?

Ketika kulihat para wakil rakyat kita saling ribut Ketika apology mereka atas tindakan itu Ketika siaran berita menjadi monoton dengan perbuatan mereka Dia sedang apa sekarang? Ketika mahasiswa saling serang dengan polisi Ketika masyarakat ikut-ikutan melibatkan dirinya Ketika kondisi ini mulai dikecam oleh masyarakat luas Dia sedang apa sekarang? Ketika para artis sibuk dengan kegemaran baru mereka Ada yang masuk dalam politik Ada yang bergabung dalam aksi sosial Ada pula yang sibuk dengan “mainan” baru mereka setelah cerai Ada pula yang sibuk dengan hubungan tersembunyi mereka Adapula yang masih sibuk dengan piaraan mereka Dia sedang apa sekarang? Ketika para gadis-gadis belia berjalan di jalanan Ketika siswa siswi SMA yang saling bercengkrama di depan sekolah Ketika para pegawai negeri sipil sibuk dengan pekerjaan mereka Dia sedang apa sekarang ? Ketika kepala ini dipenuhi dengan rencana-rencana besok Ketika teori-teori membuncah dari syaraf-syaraf otak Ketika pikiran ini tertuju pa

Kemana dan Dimana

Sore itu aku kembali bertemu dengan teman berbagi pendapat tentang kondisi sosial di dekat kita, maklum kita sama-sama punya minat dalam mengomentari masalah itu, walaupun terkadang komentar kita hanya berputar pada kita berdua saja. Tapi hal itu masih cukup menarik bagi kami, karena cita-cita kami ingin menjadi pengamat atau bahkan bisa saja menjadi seorang kritikus (bukan sebuah pemainan etimology “kritikus” yaitu kripik yang dimakan tikus atau tikus yang dijadikan kripik). Teman saya itu biasa dipanggil aroe, menurut saya dia itu orang yang cukup menyenangkan ketika diajak berdiskusi karena saya sendiri merasa seperti berbicara dengan cermin ketika berbincang-bincang apa saja dengannya. Mulai dari masalah sosial, terkadang pula tentang politik, ekonomi, logika, sedikit-sedikit tentang filsafat kehidupan. Namun sore itu kian menurunkan tirai gelap malamnya dan melepas belenggu rantai bulan sehingga bulan akan terpental ke tengah tengah antara bumi dan langit. Kulihat dia sedikit memb

BENTROK

Akhir-akhir ini berita baik dimedia masa maupun media elektronik banyak mengangkat berita mengenai bentrok. Di makassar bentro terjadi seperti biasanya perebutan lahan di sudut lain dinegeri ini juga terjadi perebutan lahan di medan, dan lagi-lagi berkenaan dengan para pengusaha, yang tentunya warga yang seringkali dirugikan dan akibatnya apa yang sering kita sebut sebagai bentrok terjadi antara warga dengan polisi yang akan mengadakan eksekusi secara paksa. Ada hal menarik disini kenapa? Entah sudah ada beberapa kasus perebutan lahan seperti ini seringkali terjadi di negeri ini dan tentunya yang akan memenangkannya adalah para pengusaha, seperti yang terjadi pada keluarga eks TNI yang terpaksa matia-matian mempertahankan rumah dan tanah (walaupun dinas) yang telah mereka tinggali selama puluhan tahun dan dipaksa untuk pindah tanpa kejelasan dimana pindahnya. Ada juga bentrok jenis lain yang terjadi misalnya di flores, maluku tengah, maluku utara, hingga para pelajar dan mahasiswa yang

Biru

Sudah selayaknyalah ketika saya pulang kampung menggunakan kapal laut karena, walaupun memang ada kapal terbang yang bisa sampai kesana. Namun hai itu saya tetap menggunkan kapal laut, dan seperti biasa ketika perjalanan pulang kampung dengan menggunkan kapal laut jarang sekali atau boleh dibilang tanpa tidur sekalipun ketika itu bersama teman-teman yang lain dalam rombongan pulang kampung. Dan hari itu memang saya tidak tidur karena kondisi di dalam kapal cukup panas dengan kondisi keolengan kapal yang cukup membuat beberapa penumpang lainnya keringat dingin dan mabok laut, maklumlah kapal yang digunakan adalah kapal fery yang tidak terlalu besar dan tentunya terasa sekali “guncangan” yang diakibatkan oleh gelombang hari itu. Maka dari itu daripada menambah deretan penumpang yang keringat dingin dan mabok laut saya putuskan malam itu untuk berjalan-jalan di luar menghirup udara segar di balkon kapal. Asyik juga sih melihat-lihat kondisi laut pada malam hari walaupun pada waktu itu h