Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Memilih Keren Dengan JalanNya

  Nuno namanya, ia seorang pelajar sekolah menengah atas di Kota Baubau. Ketika saya tanya apa yang membuatnya tertarik dengan olahraga skateboard. Dengan mantap ia menjawab, "saya suka dan kelihatanya juga keren ". Skateboar boleh jadi masih belum begitu karib ditelinga masyarakat Kota Baubau sebagaimana di Makassar, namun nampaknya salah satu cabang olahraga ini sebentar lagi akan masuk pada jajaran olahraga populer disini. Kata keren bisa menjelma pada apa saja, mulai dari cara berpakaian, pilihan kelompok pergaulan, cara berpikir, memilih komunitas hingga pada pilihan olahraga favorit. Ini adalah potongan dari berlapis-lapis pengetahuan dan inspirasi yang saya bisa rekam, ketika dipercaya untuk memandu talkshow dengan tiga komunitas anak muda yang memiliki jalan berkontribusi berbeda-beda. Namun saya memercayai bahwa, akan selalu ada garis kehidupan yang menghubungkan tiap-tiap yang bergerak. Seperti halnya komunitas malam itu, pada intinya menjadi keren bisa dengan be

Semesta Dalam Botol Minyak Cengkeh

Kakek Jalil Kebijaksanaan itu proses mendapatinya bisa beragam, salah satunya melalui titian pengalaman hidup yang cukup panjang, tidak mudah namun penuh pemaknaan. Sebagaimana Pak Jalil, pada usianya yang telah genap 75 tahun ini. Beliau masih sanggup mencari rejeki sendiri, menjajakan botol minyak kayu putih atau minyak cengkeh. Jualannya tidak banyak, begitupun juga harganya tidak mahal. Namun, disitulah letak salah satu kebijaksanaan hidup dari beliau. Saya bertemu dengan beliau hari ini, saat menjajakan minyak cengkeh di kampus UM Buton. Alhamdulillahnya saya berkesempatan membeli minyak cengkeh yang dibawanya. Lalu menawarinya minum, sambil duduk bercerita untuk mengambil beberapa kebijaksanaan hidup dari beliau. Pengalaman yang dimaknai sebagai visi kehidupan, selalu bisa menjadi nyawa kedua bagi manusia. Beliau banyak bercerita tentang makna serta nilai, yang menurut beliau patut dijadikan pegangan agar hidup tak memiliki musuh, agar kita dapat diterima dimana saja. Beliau semp

Misi Penyelamatan Kilometer 32

  Jadi pagi tadi, saya melakukan perjalanan ke pasarwajo. Dengan niat mau ketemu mahasiswa yang sudah hampir satu semester hanya ketemu via zoom, buat persiapan ujian akhir semester 2 pekan lagi. Sembari menempuh perjalanan menggunakan motor (saqinah.red), saya juga mengambil beberapa gambar pake kamera ponsel. Nah, tepat di jalan berkelok-kelok setelah gurun teletabis atau tepatnya pada tugu semen bertuliskan kilometer 32, saya berhenti mau mengambil gambar lembah disisi jalan yang tengah ditanami jagung dan sayur kayaknya. Saat asyik mengambil posisi parkir motor dan mensejajarkan kamera posel, tetiba ada yang muncul dibawah saya sambil melotot. Antara panik dan heran, ini apa yaa?. Mukanya mirip beruang, kukunya panjang tajam, ekornya juga panjang melingkar, warna hitam bercampur abu dan putih, raut matanya antara kaget, panik dan kelelahan. Akhirnya saya tanya, eehh...kamu kus-kus ya?, dia hanya diam sambil berdiri tapi matanya mawas ke arah saya. Nampaknya ia mau memperlihatkan ba

MEREKA YANG TERUS BERGERAK

Pada setiap keyakinan akan selalu ada percik keajaiban yang kadang tak pernah kita pikirkan. Sebagaimana orang-orang hebat yang tak lahir dari gemerlap publisitas, namun terus bergerak menghadapi masalah demi masalah hanya untuk sebuah keyakinan memberi manfaat pada sesama. Pada akhir tahun 2020 ini, saya ingin menyelip sejumput cerita tentang hal-hal baik. Tulisan ini adalah bagian kelanjutan sebelumnya, tentang "Perempuan yang Menolak Kalah". Kini, saya akan berbagi sedikit cerita tentang "Mereka Yang Terus Bergerak". Seperti janji Allah Swt, pada setiap yang bergerak ada jaminan rejeki dariNya, bahkan pada apa-apa yang tak disangka-sangka sebelumnya. Kehilangan sosok utama dalam mengelola Panti Asuhan Al Ikhlas memang tidak mudah. Hanya saja masalah tidak berhenti disitu, asrama panti di atas tanah wakaf yang hampir rampung seluruhnya, harus berpindah kembali pada pemiliknya. Pemilik berkilah bahwa sebelumnya tak ada perjanjian diatas kertas, pun pengakuan para s

Taare Zameen Par: Rapuhnya Seorang Bapak

Ishaan, seorang anak disleksia dalam film Taare Zameen Par yang membuat saya kembali menyimak film ini diputar pada chanel ZEE Bioskop jumat malam lalu. Pada awal menonton film ini, fokus saya pada ishaan namun pada akhir film saya justru fokus pada bapak ishaan. Ia mungkin digambarkan sebagai sosok yang tegas sekaligus tega pada ishaan, dianggap "berbeda" dengan kakaknya bahkan anak kebanyakan. Namun, dibalik sosok itu ada karakter yang begitu rapuh, lembut dan penuh kasih sayang pada anaknya, hanya saja itu tidak nampak sebagaimana reaksi ibu ishaan. Disisi lain, sikap bapak ishaan ini juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Ishaan yang dianggap abnormal, bodoh, pemalas dan nakal dikelas. Ishaan divonis mengidap disleksia, atau kemampuan kognitif yang sulit mengenal huruf dan membaca tulisan, namun sangat imajinatif. Ruang sosial yang didiami keluarga ishaan, memandang hal ini sesuatu yang tidak semestinya. Hal inilah yang membuat bapak ishaan bersikap tegas, mengirimnya ke as