Langsung ke konten utama

A Girl's Hope (English) by MCYS



 Video ini memberikan saya sebuah penyadaran, bahwa sesempit apapun keadaanmu saat itu harapan akan tetap ada. sya teringat tentang tulisan "setengah isi dan setengah kosong", dalam gelas yang memiliki air setengahnya bagaimana anda menanggapinya? ada yang menjawabnya "isinya hanya setengah" dan "isinya masih setengah".

Perkataan yang sepintas sama namun keduanya memiliki makna yang sungguh jauh berbeda. pernyataan yang pertama adalah wujud pesimisme dan pernyataan yang kedua adalah wujud optimisme. Nah dalam video ini, yang saya ambil dari youtube menceritakan sebuah harapan itu. ketika anak kecil yang (maaf) buta namun dia masih memiliki semangat untuk bisa melihat dan merasakan dunia.

Hal yang saat ini jarang kita temui bahkan dalam diri kita sendiri, ketika diperhadapkan pada sebuah masalah kita selalu mengeluh bahkan hingga menyalahkanNya. padahal dalam suatu masalah kita sedang diajarkan olehNya untuk lebih baik. bukankah kita hidup di sebuah "antara?".

Kita tinggal diantara dinding yang kita sebut rumah, kita hidup diantara sisi kiri dan kanan yang kita sebut tengah dan kita hidup diantara kehidupan dan kematian. harapan itu akan tetap ada bahkan ketika kita tidak bisa melihat apapun didepan sana.

Komentar

Tulisan Populer

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.