Langsung ke konten utama

Bingung itu mulai menggerogotiku...


saya tidak tahu mesti memulai dari mana, saya bingung. seperti itulah saat ini yang menghinggapi saya, ketika berhadapan dengan layar blog saya. kenapa tidak akhir-akhir ini pikiran-pikiranku dan segala hal yang dalam niatak akan saya tuliskan malah hilang layaknya debu yang tersapu angin.

begitulah beberapa kali saya mencoba bereksperimen diatas tuts laptop untuk sekedar menulis beberapa paragraf kata. namun yang jadi malah hanya sebuah status (yang dalam hati, suatu saat akan saya kumpulkan menjadi beberapa cerita hehehe). namun begitulah seiring berjalannya waktu kemudian, rangkaian beberapa kata itu malah semakin sulit untuk saya buatkan dalam sebuah cerita.


namun beberapa hari yang lalu, saya melihat postingan pertanyaan kawan di sebuah catatan yang dibuat oleh seorang seniman (saya lupa namanya, namun saya mengenal beliau dari jaringan FB Prof Andrik Purwasinto, seorang seniman sekaligus ahli dalam teori politik). itulah pertemuan saya dengan semangat untuk menuliskan ini lagi. dalam perntanyaannya tersebut kawan bertanya, bagaimana bisa menjadi seperti dia (seniman tadi.red) bisa menuliskan gagasan-gagasannya dengan renyah dan enak dibaca?, jawabannya singkat ambil pena dan kertas lalu berceritalah anggap pena dan kertas tadi adalah saya dan berceritalah kepada saya mudah kan!.

sejenak kemudian saya berusaha menyerap kata-kata tersebut. tenyata untuk menuliskan sesuatu tidak perlu hanya sekedar menginginkan namun berbuatlah sambil bercerita apapun yang ada dikepala kita. anggap bahwa wadah kita menuliskan itu adalah seseorang yang ingin sekali mendengarkan cerita-cerita kita. apakah itu kemudian cerita heroik, pengalaman atau apapun bahkan cerita kegalauan hati, tidak masalah untuk itu.anggap bahwa wadah tempat kita menulis itu adalah sesuatu atau seseorang yang akan dengan senang hati mendengarkan keluh kesah kita.

seperti utulah, saya mesti kembali menyalakan spirit untuk terus bisa belajar menuliskan sesuatu. seperti yang dikatakan Fahd Djibran dalam tulisannya bahwa menulis adalah keinginannya untuk bisa memperkenalkan dirinya kepada anak cucunya nanti, biar ada sesuatu yang akan ditinggalkan olehnya untuk anak cucunya nanti melalui sebuah karya "tulisan". menulis menurut saya adalah membuat jejak, tapi untuk itu kadang tensi saya untuk menulis masih naik turun heheh.

yang jelas saat ini, janganlah kita menyalahkan waktu kenapa tidak sempat menulis janganlah menyalahkan pena kenapa dia tidak ada pada saat kita memikirkan sesuatu untuk ditulis, kenapa tulisan kita kdang tidak dibaca. namun mulailah menulis, kemudian berceritalah selepasnya, kemudian buatlah jejakmu...
ayonulis.... :)


Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Joint International Community and Cultural Program

Selama seminggu yang lalu, 4 sampai 11 Februari 2018 Universitas Muhammadiyah Buton menjejak langkah Internasional. Dengan menyelenggarakan program yang diikui oleh mahasiswa asal tiongkok. Tepatnya Guangxi University For Nationalities yang kini juga tengah menjalani program bahasa indonesia di Universitas Ahmad Dahlan. Sebagai kelas internasional pertama kalinya, ini tantangan bagi Kantor Urusan Internasional UM. Buton dalam melaksanakan program ini. Mulai dari mengenal kampus, belajar bahasa wolio, menyaksikan aktivitas petani rumput laut sampai bagang kerang mutiara, belajar menenun, mengikuti prosesi posuo, mengikuti gelaran kande-kandea sampai mengenal budaya buton serta pariwisatanya. Harapan besar tersemat dalam program ini, menjadi kunci pintu bagi upaya internasionalisasi Universitas Muhammadiyah Buton. Jika hari ini visi UM. Buton adalah Unggul Membangun Prestasi, tentu bukan capaian apa yang sudah diraih, namun bagaimana proses-proses yang tengah menjalin menuju visi terse...

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu. heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa. Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah... Menulis? mau menulis apa lagi?