Langsung ke konten utama

Ketika Hujan...

sumber disini
Apa yang terpikirkan olehmu ketika hujan, jemuran di kost-an yang belum diangkat? atau ada hal lain yang membuatmu mengingat seseoranga dikala hujan?. setiap orang tentun punya cerita dan kenangan dengan hujan, bahkan bukan saja kenangan namun muncul ketakutan bagi masyarakat yang selalu menjadi langganan banjir di daerahnya.

Namun saya punya cerita, ketika menghadapi hujan di kamar kost yang tidak terlalu luas itu. setiap kali hujan, jika hujannya deras atau bahkan beranging, praktis air rembesan hujan akan selalu menetes dengan teratur didalam kamar. menggenangi lantai yang dilapisi oleh karpet plastik, dan otomatis semakin lama hujannya maka akan semakin membanyak airnya.

Tapi, ini menarik. disitulah letak kemenarikannya menurut saya, sedikit repot memang namun saya menikmatinya, tiap tetesan demi tetesan itu menjadi irama dalam kamar kost saya (ini lebay yaa....heheh). menunggunya menetes dan melihat perambatan airnya disepanjang lapisa tripleks kamar itu cukup menegangnkan karena tetesannya mulai mendekati tempat tidur. masa saya ingin tidur diatas genangan air?

Sebenarnya sudah pernah diperbaiki atapnya, namun mungkin karena dipakainya genteng jadi bisa saja merembes masuk ya...! tapi tidak apapalah, katanya sih menjadi anak kost itu harus tahan banting, adaptif, amphibi, dan anti radiasi nuklir (nah lho?). bahasa diplomatisnya, itulah dialektika kehidupan anak kost, menikmatinya adalah bagian dari merangkai kerinduan. karena suatu saat kita akan merindukan saat-saat seperti itu kelak.

Namun, tentunya hal ini tidak mesti diterima terus sebagai sebuah kewajaran. kita harus bisa bergerak kearah yang lebih baik lagi tentunya. suatu saat kelak kita harus berusaha, agar ini tidak terjadi lagi digenerasi kita. menanti tetesan hujan memang menyenangkan, namun tidak mungkin mau menunggu tetesan hujan terus. kita harus bergerak dan bergerak dimulai setelah hujan. karena hujan selalu menjanjikan kita pelangi sesudahnya.

Dan saat ini dituliskan, pikiran ini melayang kedalam kamar. mungkin saat ini sedang menetes hujan kedalam kamar dan pertanyaannya baju yang mana lagi yang dikorbankan menjadi basah? :)

_20 mei 2013_

Komentar

Tiyas Nur Haryani mengatakan…
selamat Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei

Tulisan Populer

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.