Langsung ke konten utama

#Note


Beberapa waktu lalu, tidak sengaja dari tumpukan berkas di dalam lemari kamar kost saya menemukan sepotong kertas itu. kertas nota bayaran buat taksi bandara dari Adi Sumarmo Solo ke Kost-an saya, di sekitaran daerah Gendingan Jebres Solo. entahlah ini kesengajaan penemuan atau tidak, tapi bagi saya tidak ada yang kebetulan, semuanya telah diatur kapan menemu kapan berpisah.

Apa yang membuat saya ingin menulis itu? mungkin karena tulisan di secarik kertas itu yang memang persis seperti keresahan saya (baca: Galau ) saat itu. disiti tertulis jelas "JANGAN MENGELUH" dan saya menambahkan namanya "t.cha!" di disitu juga, karena memang dia yang mengatakan itu kesaya. semoga dia sehat disana, dan dilancarkan urusannya.

Hmm...apapun itu, entah kenapa tulisan ini tiba-tiba menyentakkan saya yang saat ini memang sedang memikirkan sesuatu. memang manusia itu diciptakan berkeluh kesah, namun bukan karena itu kemudian kita terus-terusan berkeluh kesah kan ??

Ayoo...keluh kesahnya udahan, saatnya menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Jangan pernah berhenti mengharap akan rahmat-Ku kata Allah Swt...
Jangan Mengeluh, Pasti bisa Pasti ada Jalan.. :)


Komentar

Tulisan Populer

Katange dan Ekspresi Cinta Ala Orang Buton

Jika anda orang buton, tentu tak asing dengan istilah katange. Sedikit memberi penjelasan, bahwa katange itu sebutan untuk bingkisan makanan yang dibawa pulang oleh tamu setelah menghadiri hajatan. Nah, dalam beberapa hajatan masyarakat buton, biasanya katange ini menjadi aturan wajib bagi tamu untuk dibawa pulang. Pernah tinggal dan berinteraksi dengan orang jawa, selama beberapa tahun di solo untuk berkuliah. Saya pun mendapati hal seperti ini, hadiri tahlilan pulang-pulang di beri sekantong roti. Ini berkah bagi anak kost. Setidaknya kopi manis jomblo dipagi hari kita, kini gak jomblo lagi dengan kehadiran roti dari tahlilan. Entah namanya apa?, tapi di buton itu disebut katange. Saya paling suka bagian ini. Dahulu, ketika bapak atau kakek atau siapapun itu, selepas pulang dari hajatan (orang buton menyebutnya haroa) pasti menentenga tas plastik berisi macam-macam penganan khas orang buton. Sasaran incar saya, kalau bukan onde-onde yaaa....pisang goreng tanpa tepung, atau disebut

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.