Langsung ke konten utama

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu.

heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa.
Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah...
Menulis? mau menulis apa lagi?
Yaaa.....ampun, ada beberapa list naskah yang saya coret-corat di dinding kamar kost, dan itu belum selesai dikerjakan. Astagaaa.....
Ini udah bulan Juni. Whattt....kan deadline naskah, projetct itu juni, terus proposal tesis juga juni? haduhhh....kayaknya pulang lebaran, masih menjadi pilihan (belum mendesak). berlebaran di negeri orang, hmmmm..... tantangan.!

Lho!, kok pikiran jadi kayak begini? kalang kabut, lari kesana kemari.
heyyy...fokus, lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa.
saya ingin membukukan serial kebijaksanaan Percakapan Kakek-Cucu. (tersenyum)
kok kesini lagi bahasannya.

Heyyy...saya akan menuliskan apa sih.
teman kemarin protes, kenapa tulisanmu dalam tugasmu kali ini berbeda, saya tidak paham arahnya kemana, berbeda dengan yang lalu. selalu sitematis dan gampang saya mengerti. 
saya menjawabnya dengan menggeleng.diam.

heyyy....saya akan menuliskan apa lagi???
tentang dia? yang saat ini kok bisa jadi kawan sekaligus sahabat dalam bercerita, saling mengganggu, namun juga kadang-kadang memberikan nasehat buat saya. padahal dia juga sekarang sebenarnya butuh nasehat, haduhhh....
fokus, itu anak orang. saya kesini datang kuliah.

Heyyy....saya akan menuliskan apa lagi??
#
#
#
Lhooo..bukannya sekarang saya sedang menulis?

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Catatan Cucu Nonton Debat

Selain banyak hal yang coba diterka secara tajam oleh netizen. Tak begitu banyak gesture, gimmick hingga konten debat yang bisa saya analisa seperti lihainya pada netizen sekalian. Hanya saja, ada hal menarik yang saya sangat suka dengan situasi semalam. Bikin adem dan suasanya yang semula panas menjadi begitu menyejukkan, hingga akhirnya ditutup dengan lagu dari si Bintang RRI itu.

MAS LAUDE

Hari itu habis hujan, masih sedikit gerimis. Jalan masih begitu basah, kelokan jalan poros baubau-pasarwajo saat itu cukup licin. Saya berhati-hati memacu motor, untuk pulang dari mengajar di pasarwajo menuju Baubau. Pelan berjalan, saya melihat motor yang begitu familiar. Merah hitam, khas motor punya mas laude (panggilan saya pada Mustama Tamar Goqill). Tidak jauh, tepat di warung-warung tepi jalan, ia muncul sambil tersenyum.