Langsung ke konten utama

Salute


Kemarin (Minggu, 16 Juni 2013), sekitar jam 6 lewat waktu disini (WIB) sebuah sms melayang buat Mirna. 
saya  : Semoga Acara Sirkumnya Lancar yaa...
Mirna : Iya, ini lagi registrasi anak-anak yang mau di sirkum.
saya: Oke, Salam buat teman-teman disitu..

Cuma SMS yang bisa menghubungkan kesana, karena disini juga saya sedang sibuk dengan para Pedangang Suday Market, jadi hanya melalui SMS menanyakan kabar mereka. saya yakin apa yang mereka lakukan hari ini, pasti melalui serangkaian persiapan yang bisa jadi sangat menyibukkan. Merencanakan ini itu, membuat ini itu, mengumpulkan ini itu, dan macam-macam. toh, saya pernah merasakan itu juga dahulu tahun 2010.

Namun saya salute sama teman-teman panitia, dengan kondisi yang terbatas namun mampu untuk berani membantu saudaranya dengan kegiatan Sirkum Masal Gratis. seperti apa yang di buatkan slogan mereka untuk kegiatan ini "We're Here Because We Care". sebuah pekerjaan yang tidak mudah menurutku, untuk membagi waktu mereka dengan pekerjaan mereka.saling paham kondisi pasti menjadi salah satu hal yang seringkali bisa menimbulkan konflik. namun mereka bisa melewati itu.

Sudah menjadi gula-gula dalam sebuah kegiatan jika ada pihak-pihak yang kurang setuju. kita tahu kok, Alumni SMA 2006 Kota Baubau itu tidak sedikit, butuh kesabaran dari teman-teman panitia untuk menghadapi itu, menyakinkan mereka, menjembatani aspirasi mereka. tapi kalian bisa, hari ini lancarnya kegiatan kalian membuktikannya.

Kelak apa yang teman-teman lakukan, atas dasar keikhlasan, mengorbankan waktu kerja mereka, waktu kerja mereka tidak akan pernah terbuang percuma. yakinlah janji Allah bahwa siapa yang membantu kesusahan saudanya, maka Allah akan membantu kesusahanya.


Salute buat kerja keras kalian, hari kemarin dan hari-hari besok orang-orang masih boleh optimis dengan kondisi yang ada. karena kalian kemarin (minggu 16 Juni 2013) membuktikan itu, sekali lagi!!
"Bahwa masih ada sekelompok Anak Muda, yang mau bekerja untuk saudaranya yang kurang mampu, tanpa balas, tanpa pamrih, tanpa gaji, hanya ikhlas. seperti yang slogan yang kalian buat "We're here, because We Care"...


#Maaf saya belum bisa gabung dengan kerja keras teman-teman hari itu.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...