Tumpukan
file ini masih jarang terbaca, setelah didonlot dari berbagai situs di
Internet. Seperti biasa pikiran ini akan lebih terbuka ketika membaca beberapa
hal yang berkaitan dengan apa yang akan dituliskan. Sama seperti saat ini,
ketika sibuk membuka-buka file dan beberapa buku untuk mencari kesamaan antara
satu teori dan teori lainnya. saya kemudian teringat dengan Bapak dan Ibu Guru
saya waktu sekolah dahulu, terutama pada masa SMA.
Apa
yang membuat saya tiba-tiba teringat mereka? Buku dan literatur yang mesti
dibawa atau dimiliki pada saat pelajaran Bapak dan Ibu Guru Mata Pelajaran
tersebut. ketika dahulu, siswa semacam diwajibkan untuk memiliki buku paket
yang biasanya dijual oleh guru, dalam buku paket inilah kemudian semua
pekerjaan rumah maupun tinjauan dalam pelajaran akan dibahas. Walaupun
terkadang beberapa dari kami tidak mampu untuk membeli buku paket dari semua
pelajaran yang mewajibkannya, namun guru selalu bermurah hati dengan metode
pembayaran yaitu di cicil.
Proses
inilah kemudian yang kembali mengingatkan saya kepada para guru saya itu,
ketika sibuk mencari teori dan buku yang relevan dalam upaya penyususnan tesis
saya. Banyak buku yang dipinjam bahkan dibeli jika kemudian mampu dan memang
berkaitan dengan teori yang saya akan gunakan. Ternyata melalui buku-buku
inilah yang kemudian akan menuntun kita pada sebuah pencapaian pengetahuan yang
baru atas sebuah intepretasi pada sebuah fenomena.
Kaitannya
dengan persoalan yang saya bilang sebelumnya adalah apa yang diajarkan oleh
guru untuk memiliki buku paket untuk setiap mata pelajaran adalah sebagai
tuntunan kita dalam belajar, walaupun kesannya hal itu diwajibkan dan seperti
membebani para siswa untuk dapat memilikinya. Namun, apa yang dirasakan
sekarang seperti hal itu terjawab dengan sendirinya, bahwa karena kewajiban
tersebut akhirnya kita (saya) seperti memiliki kebiasaan bahwa memiliki buku
akan lebih menyenangkan ketika belajar, apapun itu buku selalu menyenangkan
untuk memulai mempelajari sesuatu yang kemudian akan dilihat pada ranah
praksisnya dilapangan.
Inilah
mungkin yang ingin diajarkan oleh Bapak dan Ibu Guru saat itu, bahwa seperti
apapun kecermatan kita dalam menangkap sebuah pengetahuan namun memiliki buku
akan dapat menuntun kita untuk bisa lebih memahami sesuatu. Hanya saja memang
saat itu kita (saya) belum menyadari pesan-pesan tersebut, yang terkadang
menjadi beban karena diharuskan memiliki buku. Bahkan ketika itu, tidak
memiliki buka atau lupa membawanya kekelas pada saat mata pelajarannya kita
bisa dikeluarkan dari kelas karena dianggap tidak peduli dengan pelajaran
tersebut.
Saya
masih ingat ketika itu, pelajaran Geografi yang diwajibkan membawa Atlas dari
rumah dan satu siswa wajib memiliki satu Altas. Tentunya bagi siswa yang tidak
memiliki Atlas dirumahnya terancam untuk mendapat hukuman atau malah
dikeluarkan untuk tidak mengikuti kelas, toh masing-masing dari siswa belum
tentu mampu untuk membeli Atlas saat itu. akhirnya, saling meminjam adalah
solusi yang paling baik saat itu. saling meminjam ini terus dilakukan, kami
meminjam Atlas tersebut dari kelas yang telah selesai kelas mata pelajaran
geografi. Disinilah kemudian menyenangkannya saat itu, saling meminjam bahkan
kadang-kadang catatan satu orang bisa diakui beramai-ramai.
Secara
tidak langsung, Guru mengajarkan sesuatu yang sifatnya visioner bahwa dengan
memiliki buku kita akan lebih memiliki tuntunan dalam menjalani samudera
pengetahuan. Walaupun memang bisa jadi saat itu kami belum mampu menangkap
pesan itu, namun bukankah pengetahuan itu selalu menunjukkan hasilnya dimasa
yang akan datang? Prosesnya memang terkadang berat, namun diujungnya selalu
akan ada “manis” yang dirasakan. Pagi ini kembali saya berterimakasih kepada
Guru-Guru saya secara keseluruhan, ada hal-hal yang dahulu kita anggap
“pengekangan” namun saat ini dirasakan ketika sesuatu itu dijalani.
Dimanapun
dan dalam keadaan apapun kalian sekarang para Guru-Guru kami (saya), semoga
kalian selalu dilimpahkan rahmat dan hidayahNya, selalu disehatkan dan diberi
kekuatan untuk dapat menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada generasi dibawah
kami. Dan kami dapat menangkap setiap pesan kebaikan yang engkau titipkan pada
sesuatu yang kami anggap berat dilakukan, namun kalian selalu mengajarkan apa
yang baik kan? itu yang selalu kami (saya) percayai. Terima Kasih Bapak dan Ibu
Guru kami (saya)...
Surakarta, 27 September
2013
Komentar