Langsung ke konten utama

Kuliah Kerja Amaliyah

Kau tahu kenapa film AADC 2 begitu fenomenal?. Tentu bukan saja karena ada bang nicolas dan mbak dian sastro disitu, tapi si cinta rela menunggu hingga ratusan purnama untuk balasan cinta dari rangga. Pointnya, tak ada sesuatu yang baik diperoleh dengan begitu mudah.

Begitupun berkuliah, tak ada yang begitu mudah didapatkan. Proses tetap ada, dinamika pun demikian. Namun, jalan yang ditempuh itu tetap memberikan nilai positif. Bukankah, jalan para pencari ilmu adalah juga jalan para syahid-syahidah?

Ini soal kita dalam ber-KKA atau Kuliah Kerja Amaliyah tahun ini. Bukan saja bagian dari proses berkuliah saja, namun ada perjuangan nilai disana. Tepat setahun yang lalu, saya pernah menuliskan tentang ini juga. Bahwa KKA bukan saja penggugur kewajiban, namun pembelajaran bermasyarakat.

Itu juga yang dipesankan oleh universitas, bahwa KKA adalah proses meng-salingkaitkan hubungan ilmu pengetahuan dan soal-soal kehidupan di masyarakat. Tambahan pula bahwa, program tidak saja jadi indikator kinerja, tapi attitude (perilaku) itu juga penting. Program yang baik, harus ditunjang oleh perilaku yang baik.

Selamat Ber-KKA.

#fisipum.buton
#um.buton

Komentar

Tulisan Populer

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.