Langsung ke konten utama

Once Upon a Time


Jaya (masih imut2nya)
Ini adalah sekumpulan foto, yang secara tidak sengaja (dan beberapa disengaja) ditemukan dalam berkas folder dan beberapa diantaranya pada teks-teks sejarah (ini berlebihan kyaknya ya heheh). tapi foto-foto ini mempunyai kenangan masing-masing kok. saya awali dari foto saya agar tidak terkesan ingin memojokkan yang punya gambar heheh...


ini saya sudah bisa gaya...:P


Cakra, Sepupu saya

Child's Gank (sekumpulan sepupu)

Child's Gank (+ my sister, Dian)

Don't try this...:P

Nah....! foto terakhir ini  ini adalah sepupu saya, waktu masih kecil CiciTitin, dan Pity. tapi mereka sekaligus juga teman sekolah, karena kami seangkatan. entahlah jika mereka melihat ini, mungkin mereka jengkel yaaa heheheh. tapi ndapapalah...buat kenang kenangan hehe.. (klik namanya untuk kenal di liat dewasanya di FB) hhehe...


Suatu Kala


titin dan adiknya (rahma)

untuk Cici, Titin, dan Pity....pisss yaaa...hehehe :)

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Catatan Cucu Nonton Debat

Selain banyak hal yang coba diterka secara tajam oleh netizen. Tak begitu banyak gesture, gimmick hingga konten debat yang bisa saya analisa seperti lihainya pada netizen sekalian. Hanya saja, ada hal menarik yang saya sangat suka dengan situasi semalam. Bikin adem dan suasanya yang semula panas menjadi begitu menyejukkan, hingga akhirnya ditutup dengan lagu dari si Bintang RRI itu.

MAS LAUDE

Hari itu habis hujan, masih sedikit gerimis. Jalan masih begitu basah, kelokan jalan poros baubau-pasarwajo saat itu cukup licin. Saya berhati-hati memacu motor, untuk pulang dari mengajar di pasarwajo menuju Baubau. Pelan berjalan, saya melihat motor yang begitu familiar. Merah hitam, khas motor punya mas laude (panggilan saya pada Mustama Tamar Goqill). Tidak jauh, tepat di warung-warung tepi jalan, ia muncul sambil tersenyum.