Langsung ke konten utama

Sajak Kecil Tentang Cinta II

(dimiliki)

Tak pernah kumengerti ini
Terpenjara dalam imaji tentangnya
Menyangkal hanya menjadi perih
Mencoba mengenal tapi tak paham

Bayang itu seringakali
Datang dan pergi sesukanya
Seringkali mimpi dipenuhi bayangnya
Rasa itu nyaris melumpuhkanku

Tak mampu ku mengerti ini
Terkubur dalam emosi kerinduan kepadanya
Terkurungku dalam aniayaya sepi
Namun bayangmu menemani

Sejenak kuberdiri dalam ingatan bayangmu
Tentang ingatan janjimu sebagai sandaran hati
Benarkah ini jalanku, atau sesatku dalam hatimu
Yang tak kumengerti hanya dalam sajak cinta untukmu

Bawalah aku dalam duniamu
Memanjakan diri dalam hati oleh suasana
Menjaga jantung hati dalam mimpi-mimpiku
Menyingkirkan sesak dunia maya ke dunia nyata

Karena senyum, suara, sapaan dan salammu
Bangunan mimpi-mimpimu tentang cinta
Adalah sandaran hati untuk tetap berdiri
Hingga saat ini
(Njk!)

Baubau,18/05/11

Komentar

Mirna mengatakan…
good... good...
cieh... cieh... siapami itu (dengan senyum usil menggoda)
hahahah

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...