Langsung ke konten utama

Untukmu Sahabat



Persahabatan bagai kepopong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu! (sindestosca, sahabat)
Sahabat adalah kata yang terlalu sederhana untuk menjelaskan makna yang ada di dalamnya. Kita semua pasti punya seseorang atau beberapa orang yang kita anggap sebagai seorang sahabat. Tempat berbagi cerita, berbagi tentang hal-hal yang dilewati bersama, bahkan bisa menjadi penopang satu sama lain dalam kondisi apapun itu. Sahabat memang bukan hanya sebagai sebuah status atau sebutan untuk seseorang yang kita kenal atau bagian ter”khusus” dari kata teman, namun sahabat punya dimensi yang cukup luas dan seringkali kita merasa nyaman untuk itu. Sahabat adalah orang yang membetulkan perkataan dan tindakan kita, bukan yang selalu membenarkan apa yang kita lakukan.
Jika kita ingin memiliki sahabat berarti kita mesti siap untuk menjadi sahabat, itulah konsekuensi logis dari apa yang kita putuskan. Entah dimana kemudian posisi cinta dan sahabat, namun keduanya punya hubungan yang saling menguatkan (cinta dalam hal ini bukan cinta yang digambarkan dalam ritual-ritual dengan kondisi yang relatif dan masih mudah rapuh). Saya lebih melihat sahabat sebagai pelengkap dan penyeimbang, namun pastinya asumsi ini berbeda dengan orang kebanyakan yang lebih memilih “cintanya” ketimbang sahabatnya atau malah yang lebih memilih sahabatnya ketimbang “cintanya”. Tapi saya pun mengakui kondisi keduanya masih sangat sulit untuk diputskan, jika disuruh memilih salah satunya.
Memilih atau memilah mana yang sahabat dan yang “cinta” masih menjadi misteri tiap-tiap individu, sepenggal tulisan untuk sahabatku dibawah ini hanya ingin menyampaikan salam dan semuanya akan indah pada waktunya:
Saat melangkah bersama
Jangan tunggu cerah kan ada
Tapi buat fajar mengada
Biarkan dunia melihat

Suka duka bersama
Menjalani hidup yang indah
Membuat kita berbeda
Karena esok pasti ada

Mencoba merangkai mimpi
Di dalam asa yang ada
Menjadi satu alasan
Untuk merasa bahagia

Karena semua ini
Akan indah pada waktunya
Biarkan diri menyatu dalam kebersamaan
Abadi dalam surga

Karena kita berbeda untuk bersama
Bergandengan dan tersenyum bersama
Saling rangkul dalam ikatan sahabat
Dengan itu semua akan indah

Kita semua pasti punya momen, gambaran tentang kebersamaan dengan sahabat. Kadang-kadang dalam kondisi tersempit sekalipun asal bersama bisa menjadi cerita indah bersama sahabat, setidaknya untuk merangkai jalannya kehidupan kita. Petikan lagu SLANK “makan gak makan asal ngumpul”, dalam itulah kemudian sahabat berada. Bahkan Rasulullah saw pun menempatkan sahabat-sahabatnya sebagai orang-orang yang mulia disisi beliau dan saling melindungi, dalam itulah kemudian sahabat berada. Bahkan Rasulullah saw pun menempatkan sahabat-sahabatnya sebagai orang-orang yang akan berada disisi beliau di surga nanti. Bahkan dalam sebuah hadist rasulullah saw menyeru kita untuk menjalin persahabatan (ukuwah) dalam bingkai amar ma’ruf nahi mungkar.
Membicarakan mengenai sahabat memang tidak akan pernah habis, cerita suka dan duka bersama menjadi topik “up date” sekalipun hal itu sudah lama terjadi ataupun setelah kita terpisah untuk beberapa saat. Entah kenapa perasaan itu saya rasakan seperti kejadian itu belum lama terjadi, dan saya tidak bisa menjustifikasi apa yang orang kebanyakan bilang tentang cerita tersebut, tapi saya pikir tidak akan berbeda jauh. Siapapun yang memiliki sahabat saat ini menurutku adalah orang yang beruntung, jika mereka berpikir untuk masa depan. karena saya yakin doa sahabat untuk kita tanpa kita ketahui adalah salah satu doa yang cepat dikabulkan oleh Allah swt.
Coba sekarang kita bayangkan hal-hal “gila” atau menyenangkan yang pernah kita lewatkan bersama sahabat, apakah itu hal yang sudah tidak menarik lagi? Bandingkan dengan kondisi mantan “cinta” yang sudah berakhir, hanya bayang-bayang tidak mengenakkan yang muncul, kan? (ini bukan upaya defense saya untuk kondisi yang secara subyektif diagkat dalam tulisan ini, namun hanya sebagai pembanding saja. Karena saya pun belum bisa terlepas dari kondisi ini). Tapi apapun itu sebagian besar orang mungkin setuju bahwa dengan sahabatlah kita lebih bisa mengerti hidup dengan beragam warna, metamorfosis hidup itulah yang kita jalani bersama sahabat. Saya ingin memesankan ini untuk sahabatku:

Dimana saat kamu kini,
Disini saat aku kini,
Dalam kita bisa bersama,
Memberi warna pada pelangi

Ketika dukamu kini,
Yakinlah fajar di penghujung malam,
Biarkan senyummu melebur dalam semangat,
Untuk membuka mata pada hal-hal yang baru

Dan janganlah sedihmu menjadi,
Biarkan keajaiban tetas dari senyumu,
Biar dunia iri padaku
Memiliki sahabat indah sepertimu

Salam sahabat kutitip
Pada aliran air yang menempel dihujan
Pada pot-pot keceriaamu yang merekahkan bahagiamu
Karena kita tahu itu, sahabat…(300511)


risalah ini masih akan berlanjut, untukmu sahabat.....

Komentar

Tulisan Populer

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.