Langsung ke konten utama

Sajak Kecil Tentang Cinta V



Sajak kecil tentang cinta- (ku)ingin ceritakan,
Tentang sesuatu yang bisa jadi tak diceritakan pada sebuah sajak,
Mengenai warna warni dunia yang terlukis dalam kuas yang Maha Kuasa,
Sebelum semuanya lebur dalam ruang lupa sisi kehidupan manusia,
Dalam cermin laku kehidupan manusia modern.

Sajak kecil tentang cinta-(ku)ingin ceritakan,
Sebuah penggalan dari peninggalan kepada generasiku nanti,
Tentang malam-malam yang menjadikan mimpi-mimpi manusia,
Dan imajinasi-imajinasi yang belum dibatasi oleh ritual manusia modern,
Karena aku khawatir hanya malam gemerlap-pagi gelap yang akan mereka tahu.

Sajak kecil tentang cinta-(ku)ingin ceritakan,
Sebagai awal kata maaf kepada masa setelahku yang hilang sementara dalam imajiku,
Karena suatu saat maaf hanya warisan orang-orang dahulu,
Kata maaf yang dipelajari dalam kitab-kitab sejarah dan bukan dalam lembar perilaku,
Dan ketika moral manusia hanya menjadi jualan di toko serta mall-mall

Sajak kecil tentang cinta-(ku)ingin ceritakan,
Dalam dunia pencarian yang mulai mengerucut pada satu mahluk,
Tentang berbagi, kenyamanan, ketulusan dan peleburan pada yang Maha Kasih,
Membangun dunia dalam semangat bahwa kita ada untuk berada,
Bukan sebatas framing yang dibangun oleh mereka yang acuh.

Sajak kecil tentang cinta-(ku)ingin ceritakan,
Pengeroposan nilai humanisasi dalam kotak keegoan manusia,
Biarkan dia menjadi seperti yang akan terjadi,
Karena sajakku bukan kecil dan cintaku tidak kecil,
Maha Besar itulah manifestasi hakiki dari cintaku.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...