Langsung ke konten utama

Kehilangan Imajinasi





Teringat tetesan embun pagi
Membangun sebuah dunia baru hari ini
Akankah kau lupa sesuatu yang kita mulai
Dalam lingkup yang belum dimengerti

Hanya kuingat terus apa yang kau pesankan
Siaplah untuk tersandung
Namun jangan takut untuk jatuh
Cobalah melihat apa yang kau alami sebagai hikmah

Dengarkanlah bahasa alam menyampaikan
Sebuah isyarat hati dan logika
Yang mengisyaratkan saat ini
Adalah perasaan sebuah kehilangan

Bukan kehilangan sesuatu yang dimiliki
Tapi sesuatu yang dipunyai dalam batas tertentu
Dalam kuasa alam semesta
Yang menjadi cukup luas dalam artian imajinasi

Teruslah berulang untuk mengingat
Sebuah perjalanan hidup yang mesti disyukuri
Untuk sebuah hikmah yang mesti dibuat sendiri
Dalam ruang dan waktu yang tak terbatas
Ketika kita belum kehilangan imajinasi

Sampaikanlah seruanmu dengan bentukmu sendiri
Kau adalah diri yang utuh untuk kau
Biarkan sekitarmu menangkap isyaratmu dalam semesta
Tuhan selalu ada untuk hambaNya
Karena imajinasi mu adalah satu dunia mu
Bentuk ciptaanmu yang tak mungkin memiliki kehilangan.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...