Langsung ke konten utama

Memaknai Moment

Terima Kasih atas ucapan teman, sahabat dan saudara untuk hari kemarin, hari kelahiran yang tercatat oleh negara melalui akta kelahiran dan juga KTP, SIM dan sebagainya.. Kita mungkin menggunakan media sosial sebagai sarana, yang juga sekaligus media yang membuat kita berjarak, begitu dekat namun sejatinya sungguh berjauhan.

Tapi bukan itu esensinya, apalah gunanya pertemuan tanpa pesan. Dan ucapan yang ditujukan buat saya adalah pesan buat saya, ucapan yang menembus waktu meluruhkan ruang. Terima Kasih, kata-kata itu menyerupai doa, sekaligus pengingat kepada saya. pengingat yang berkata "heyy...lakukanlah itu".

Ngomong-ngomong tentang pengingat, saya begitu mengingat apa yang kakek pernah berpesan. Momentnya juga tepat seperti kemarin, moment kelahiran. Beliau berpesan, "tak menjadi soal jalan mana yang kamu pilih, namun seperti apa sejarah (manfaat) yang bisa kamu berikan melalui jalan itu".

Sederhana namun begitu memberi bekas, dan saya ingin membagi ini kepada semua teman, sahabat, saudara sekalian. Boleh jadi, jalan kita kini berbeda-beda, bukan itu yang menjadi soal kita tetap pada jalur kebersamaan. Namun, seperti apa usaha kita membangun manfaat dalam jalan yang telah kita pilih.  Bukankah kita tidak perlu menjadi sama untuk terus bersama kan?.

Terakhir, saya kembali mengucap terimakasih atas ucapan dan doanya. Semoga apa yang telah terucapa dalam doa kalian, berbalik dengan cara dan kapasitas yang sama untuk diri kalian. Semoga Allah merahmati kita semua...

Selalu Bahagia yaa...

Komentar

Tulisan Populer

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Kesederhanaan Pemimpin: Berkaca Pada Khalifah Umar r.a.

 Ketika mengkaji berbagai literatur mengenai kemuliaan para sahabat Rasulullah Saw, akan ada pertemuan dengan berbagai kemuliaan dan teladan yang baik. Jika orang-orang disekitar (sahabat) Rasulullah Saw, dapat menunjukkan kemuliaan akhlak yang sedemikian indah hingga memerindingkan ketika membaca, karena kekaguman. Lalu bagaimana dengan akhlak Rasulullah Saw, yang merupakan rujukan bagi mereka para sahabat Nabi? Allahullashalli Alaa’ Muhammad wa Ali Muhammad...

Sederhana, Kisah Cinta Habibie dan Ainun

“ Ainun, Kamu Jelek, Gendut, Itam kayak gula Jawa” -rudi Habibie- Sebuah kata yang dilontarkan oleh Habibie, remaja yang dipanggil rudi oleh teman sekelasnya bernama Ainun, kata-kata ini kemudian yang menjadi pengantar dua sejoli ini bertemu dan akhirnya saling suka. Menyaksikan film Habibie dan Ainun, membuat saya menyadari sesuatu, bahwa cinta itu bukan sekedar kata. Karena ketika cinta terkatakan tak akan cukup rangkaian huruf yang dapat menggambarkannya, bahkan kata-kata yang jelek sekalipun ketika diikutkan rasa cinta semuanya akan menjadi indah.