Langsung ke konten utama

Writer's Gen

Ada beberapa kategori penulis, ini belum begitu ilmiah sih. Hanya kalkulasi sederhana dari saya. Apa saja kategori itu?

1. Penulis yang menulis, ia adalah golongan yang punya ide dan mampu menuliskannya sendiri. Tulisannya, tentu sudah banyak bahkan dalam bentuk buku.

2. Penulis Negeri, ia adalah golongan penulis yang biasanya menulis karena memang diperkerjakan oleh negara dan atau strukturnya. Jadi menulis adalah pekerjaanya, di luar itu ia hanya pemikir.

3. Penulis Swasta, selayaknya mekanisme pasar. Penulis kategori ini, melakukan aktivitas menulis disesuaikan dengan permintaan pasar (baca:pembaca). Jadi, tak ada karyanya yang begitu spesifik kita dapati sebagai kediriannya dalam menulis.

4. Penulis Imajinatif, nah golongan ini biasanya menjadi penulus dibelakang layar, mereka menulis tanpa harus mencantumkan namanya. Istilahnya, menulis hanya untuk orang lain dan sekaligus orang lain tersebutlah yang memiliki pengakuan atas tulisan itu.

5. Penulis Musiman, golongan penulis ini seperti buahan2an. Ada dan eksis saat musimnya saja, misalnya momen galau dan sebagainya menjadikannya produktif menulis, lalu setelahnya mulai reduplah tulisannya.

6. Penulis Impian, golongan ini memang sulit ditebak. Ia kadang menulis, kadang tidak menulis. Namun impiannya menjadi penulis, padahal ia paham bahwa menulis itu soal konsistensi.

7. Penulis Putri malu, seperti layaknya putri malu yang begitu sensitif terhadap senruhan. Penulis dengan golongan ini, yang jika disentuh makan akan bereaksi.

Nah...untuk penulis kategori ketujuh ini, ada event menarik nih. DPD KNPI KOTA BAUBAU, tengah menggodok buku antologi bersama nih. Pemuda Wow, di zaman Now...mengundang berbagau elemen pemuda untuk menulis tentang gagasannya untuk inspirasi bagi semua.

Tak perlu muluk-muluk kok, hanya serupa essay populer saja. Supaya kita yang masih bertengger di penulis kategori 7 tadi, akhirnya mendapatkan stimulus untuk menulus bersama. Kan rame-rame selalu menyenangkan toh.

Karyamu...iyaa kamuu...kami tunggu yaa...

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Joint International Community and Cultural Program

Selama seminggu yang lalu, 4 sampai 11 Februari 2018 Universitas Muhammadiyah Buton menjejak langkah Internasional. Dengan menyelenggarakan program yang diikui oleh mahasiswa asal tiongkok. Tepatnya Guangxi University For Nationalities yang kini juga tengah menjalani program bahasa indonesia di Universitas Ahmad Dahlan. Sebagai kelas internasional pertama kalinya, ini tantangan bagi Kantor Urusan Internasional UM. Buton dalam melaksanakan program ini. Mulai dari mengenal kampus, belajar bahasa wolio, menyaksikan aktivitas petani rumput laut sampai bagang kerang mutiara, belajar menenun, mengikuti prosesi posuo, mengikuti gelaran kande-kandea sampai mengenal budaya buton serta pariwisatanya. Harapan besar tersemat dalam program ini, menjadi kunci pintu bagi upaya internasionalisasi Universitas Muhammadiyah Buton. Jika hari ini visi UM. Buton adalah Unggul Membangun Prestasi, tentu bukan capaian apa yang sudah diraih, namun bagaimana proses-proses yang tengah menjalin menuju visi terse...

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu. heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa. Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah... Menulis? mau menulis apa lagi?