Saya berkeyakinan bahwa setiap makhluk mampu untuk terbang, termasuk manusia. Jika saja burung mampu terbang dengan sayapnya, lalu manusia terbang dengan apa?.
Jika berpikir sederhana, manusia juga mampu terbang namun dengan bantuan alat, tidak seperti burung yang memiliki sayap. Apa saja itu?, pesawat, roket, atau paling tidak teknologi yang bisa membawa manusia untuk bisa terbang.
Tapi, manusia juga mampu terbang tanpa alat bantu, tapi sesuatu yang memang hadir dalam dirinya. Seperti halnya sayap, kepakannya mampu membuat manusia terbang hingga mega-mega. Saya menemukannya dalam gerakan kerelawanan, manusia-manusia yang mampu terbang. Sayapnya boleh kecil, namun kepakkannya layaknya mesin jet.
Menjadi relawan tidak mudah, berkorban sudah pasti. Namun senyum tak pernah surut membentuk cekungan indah di wajah mereka. Inilah manusia-manusia yang bisa terbang, mereka terbang dengan apa? Doa.
Melalui doa orang-orang yang mereka tolong, pun mereka tak saling kenal. Seperti pesan Imam Al Ghazali, dalam malamnya orang-orang yang senang menolong dan berbuat baik ada lantunan doa-doa orang yang dibantunya, melalui doa itu mereka terbang dengan kendraan amal hingga arasi-Nya.
Saya begitu terkagum-kagum dengan ini, bergabung dalam beberapa gerak kerelawanan memberi banyak kisah. Ada agents Butonraya Educare yang padu ikhlas mengajar ke anak-anak desa, memberi inspirasi sekaligus meneguknya dari proses bersama anak-anak desa.
Lalu ada relawan Knrp Baubau, yang mampu terhubung bersama untuk membantu rakyat palestina. Namun disaat yang sama tetap peka sama kondisi masyarakat sekitarnya yang perlu dibantu. Bagi mereka, mengutuk tak akan pernah menghabiskan bara duka saudaranya di palestina. Tindakan perlu dilakukan, secara sederhana namun konsisten.
Wuiihh...note ini begitu paniang, sebagai pengingat sekaligus cara menyimpan ide tulisan. Berhubung kini DPD KNPI Kota Baubau, tengah menggodok antologi tulisan tentang pemuda wow zaman now.
Saya ingin manusia-manusia yang mampu terbang itu, dapat mengabadi dalam gagasan yang terbukukan. Setidaknya, ketika ia tak cukup menjadi inspirasi namun mampu menjadi dongen bagi anak cucu mereka nanti.
Lalu mereka berkata, "ini kakek/nenek mu dulu cucuku, pernah muda juga pernah galau, tapi tetaplah menjadi manfaat, cucuku!.
Hihihi...
Komentar