Langsung ke konten utama

Note, buat relawan!

Saya berkeyakinan bahwa setiap makhluk mampu untuk terbang, termasuk manusia. Jika saja burung mampu terbang dengan sayapnya, lalu manusia terbang dengan apa?.

Jika berpikir sederhana, manusia juga mampu terbang namun dengan bantuan alat, tidak seperti burung yang memiliki sayap. Apa saja itu?, pesawat, roket, atau paling tidak teknologi yang bisa membawa manusia untuk bisa terbang.

Tapi, manusia juga mampu terbang tanpa alat bantu, tapi sesuatu yang memang hadir dalam dirinya. Seperti halnya sayap, kepakannya mampu membuat manusia terbang hingga mega-mega. Saya menemukannya dalam gerakan kerelawanan, manusia-manusia yang mampu terbang. Sayapnya boleh kecil, namun kepakkannya layaknya mesin jet.

Menjadi relawan tidak mudah, berkorban sudah pasti. Namun senyum tak pernah surut membentuk cekungan indah di wajah mereka. Inilah manusia-manusia yang bisa terbang, mereka terbang dengan apa? Doa.

Melalui doa orang-orang yang mereka tolong, pun mereka tak saling kenal. Seperti pesan Imam Al Ghazali, dalam malamnya orang-orang yang senang menolong dan berbuat baik ada lantunan doa-doa orang yang dibantunya, melalui doa itu mereka terbang dengan kendraan amal hingga arasi-Nya.

Saya begitu terkagum-kagum dengan ini, bergabung dalam beberapa gerak kerelawanan memberi banyak kisah. Ada agents Butonraya Educare yang padu ikhlas mengajar ke anak-anak desa, memberi inspirasi sekaligus meneguknya dari proses bersama anak-anak desa.

Lalu ada relawan Knrp Baubau, yang mampu terhubung bersama untuk membantu rakyat palestina. Namun disaat yang sama tetap peka sama kondisi masyarakat sekitarnya yang perlu dibantu. Bagi mereka, mengutuk tak akan pernah menghabiskan bara duka saudaranya di palestina. Tindakan perlu dilakukan, secara sederhana namun konsisten.

Wuiihh...note ini begitu paniang, sebagai pengingat sekaligus cara menyimpan ide tulisan. Berhubung kini DPD KNPI Kota Baubau, tengah menggodok antologi tulisan tentang pemuda wow zaman now.

Saya ingin manusia-manusia yang mampu terbang itu, dapat mengabadi dalam gagasan yang terbukukan. Setidaknya, ketika ia tak cukup menjadi inspirasi namun mampu menjadi dongen bagi anak cucu mereka nanti.

Lalu mereka berkata, "ini kakek/nenek mu dulu cucuku, pernah muda juga pernah galau, tapi tetaplah menjadi manfaat, cucuku!.

Hihihi...

Komentar

Tulisan Populer

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Kesederhanaan Pemimpin: Berkaca Pada Khalifah Umar r.a.

 Ketika mengkaji berbagai literatur mengenai kemuliaan para sahabat Rasulullah Saw, akan ada pertemuan dengan berbagai kemuliaan dan teladan yang baik. Jika orang-orang disekitar (sahabat) Rasulullah Saw, dapat menunjukkan kemuliaan akhlak yang sedemikian indah hingga memerindingkan ketika membaca, karena kekaguman. Lalu bagaimana dengan akhlak Rasulullah Saw, yang merupakan rujukan bagi mereka para sahabat Nabi? Allahullashalli Alaa’ Muhammad wa Ali Muhammad...

Sederhana, Kisah Cinta Habibie dan Ainun

“ Ainun, Kamu Jelek, Gendut, Itam kayak gula Jawa” -rudi Habibie- Sebuah kata yang dilontarkan oleh Habibie, remaja yang dipanggil rudi oleh teman sekelasnya bernama Ainun, kata-kata ini kemudian yang menjadi pengantar dua sejoli ini bertemu dan akhirnya saling suka. Menyaksikan film Habibie dan Ainun, membuat saya menyadari sesuatu, bahwa cinta itu bukan sekedar kata. Karena ketika cinta terkatakan tak akan cukup rangkaian huruf yang dapat menggambarkannya, bahkan kata-kata yang jelek sekalipun ketika diikutkan rasa cinta semuanya akan menjadi indah.