Langsung ke konten utama

Gelar Karya

Kali kedua mendampingi kelas kewirausahaan ilmu pemerintahan UM Buton, saya tidak banyak memberi pengetahuan tentang teori wirausaha, saya belum menjadi pelaku sepenuhnya. Namun, lebih kepada sharing tentang membangun inovasi, mengambil risiko dan membangun jejaring. Itupun berasal dari pengalaman yang saya peroleh selama berkomunitas.

Diakhir perkukiahan, saya memberi tantangan kepada mereka. Inipun hasil dari rentetan diskusi dalam maupun di bawah pohon depan kantin kampus B. Kami bersepakat untuk mengadakan gelaran karya wirausaha.

Dengan bekal urunan atau ceka-ceka mahasiswa dalam satu kelompok, mereka mulai meramu ide apa kira-kira yang bisa di tampilkan. Saya berusaha memberi tantangan lebih, bahwa penilaian bukan pada saya, tapi tim juri yang saya minta dari beberapa dosen lain.

Jadi, selain membuat produk mereka pun harus bisa mempresentasikan apa yang mereka buat ke tim juri. Nilai mereka, ada pada hasil akumulasi dari juri. Setidaknya ini memudahkan saya memberi nilai tanpa menilai, hehehe...

Lima kelompok, maka ada lima produk juga. Mulai dari kue tart ulang tahun yang enak itu, lalu ada brownis yang gurih pengurang galau kata mereka, terus ada agar-agar cofee yang dingin, hingga ayam bakar kukus plus plus maksudnya plus kasoami (makanan khas buton yang terbuat dari ubi kayu). Enak? Tentu saja, gratis kok...heheh...

Tapi, apa yang telah mereka lakukan itu keren. Kesan positif dari tim juri juga sangat mengapresiasi, ide dan gagasannya juga numero uno lah, jika demikian pasti bisa ditebak berapa nilainya kan? Hihihi...

Selamat Pak Alwi dkk. Mahasiswa Semester 1 IPem UM. Buton kelas B Pasarwajo. Kalian luar biasa, dan selalu bahagia yaa...

#umbuton
#fisip_hebat!
#buton
#aamw
@ Baubau, Sulawesi Tenggara, Buton

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Note For Volunteer

Jika nanti kalian ditanya, untuk apa ini?. Jawablah dengan tersenyum dahulu lalu bilang, saya berbahagia dengan ini. Mungkin tak banyak bisa kami kasih ke kalian sebagai volunteer, namun ini investasi. Bukan besok, lusa atau minggu depan lalu bisa dirasakan maksudnya. Namun, boleh jadi jauh didepan sana kalian ternyata tengah mempersiapkan masa depan yang jauh melampaui kaki dimana kalian pijak saat ini. Kita tidak pernah tahu, masa depan seperti apa nanti hanya saja kita bisa menentukannya hari ini. Tomorrow is today, kata-kata dalam sebuah lirik lagu billy joel. Yuppp...sejatinya besok adalah apa yang kita lakukan hari ini. Joint International Community and Cultur Program 2018 ini, akan terselenggara di kampus kita, Universitas Muhammadiyah Buton. Boleh jadi, ini investasi kita dan kalian untuk membangun relasi. Ingat bahwa persaingan, hanya dimenangkan oleh mereka yang adaptif dan mapan dalam membangun relasi. Adik-adik volunteer, kalian adalah baris terdepan mahasiswa kampus ki...

Tapak Pertama

Namanya Muhammad Syaifullah Al Mansur, mahasiswa semester 7 pendidikan agama islam Universitas Muhammadiyah Buton. Hari ini, ia menjadi tapak pertama aktivitas akademik mahasiswa skala internasional. Kuliah Kerja Amaliyah Internasional sebutannya. Sebelumnya, ada sedikit pihak yang meragukan ia untuk ikut program ini. Namun, ia begitu gigih untuk mengikuti program ini, bahkan sejumlah prasyarat untuk itu bersedia ia penuhi. Kami mencoba membantu, hingga urusan pasport yang akhirnya menjadi tahap akhir prasyarat yang ia penuhi. Selama duapuluh lima hari kedepan, ia akan berada di Sangkhom Islam Wittaya School Songkhla Thailand. Selama itu pula, ia akan mendemonstrasikan kemampuannya yang kini belum disadari oleh kita. Saya yakin, kondisi "ter-asing" akan memicu kemampuan maksimal seseorang. Seorang Cipu, panggilan akrab syaiful tentu akan berbeda setelah mengikuti program ini. Pengalaman bersama teman seposkonya yang semuanya cewek...eeehh. Maksudnya bukan itu, tapi bertemu...