Langsung ke konten utama

Being a Butonese

Sebelah kanan (batik) adalah "Prof", sedang yang kiri (kemeja biru) adalah "water-prof"....

Kuliah Umum, bertema Labu Rope Labu Wana: Sejarah Buton yang Terabaikan oleh Prof. Dr. SUSANTO ZUHDI, M.Hum.

Catatan baik untuk dishare malam itu, yakni:
1. Dimanapun dan sesiapapun, seringkali menggunggulkan bangsanya. Beliau Prof Susanto mengambil jalan lain, kelahiran banyumas namun sungguh merasa memperoleh "keberuntungan yang tiada tara" ketika mengenal dan bercerita tentang buton (ini tertulis di slide beliau).
Ini lecutan buat kami, pemuda. Bangganya disimpan dalam semangat, sedang semangatnya dipersembahkan buat kemajuan daerah yang berurat nadi keluhuran budaya buton.

2. Buton cinta damai, namun lebih cinta akan kebebasan. Maka itu, orang buton terkenal adaptif termasuk dengan bangsa apapun. Terbukti hingga kini jejak genetis itu tetap ada di beberapa penjuru daerag buton. Contoh, mata biru, kulit putih layaknya china bahkan hidung mancung seperti arab... lalu saya? Entah masuk tautan genetis yang mana, tapi arab bolehlah dari sisi saya yang berjenggot eheheh...

3. Buku beliau dan kajian2 beliau perihal buton, tentu menjadi prseden baik bagi perkembangan kajian studi kebutonan. Perspektif orang luat atau bukan orang buton, tentu akan memperkaya kajian-kajian tentang buton. Terutama bagi mereka para milenialis dan juga jomlo.

4. Selebihnya,... (masih banyak hal yang bisa diusaha lakukan buat budaya buton) buku dan bahasan prof semalam, sejatinya sebagai pelecut buat kami dan kamu iyaaa kamu, ikut melestarikan budaya. Saya berkeyakinan bahwa budaya, adalah urat nadi kemajuan di masa depan. Dan, sejarah bukan obrolan tentang masa lalu, tapi ingatan untuk mengkonstruk masa depan yang lebih baik dan bahagia.

Tangkanapo.

#umbuton
#fisip_hebat
#Baubau
#buton

Komentar

Tulisan Populer

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.