Langsung ke konten utama

Rafting Bersama Keluarga MAP


Postingan kali ini menceritakan dalam bentuk gambar-gambar, saat kami Keluarga Magister Administrasi Publik, Universitas Sebelas Maret menjalani liburan bersama yakni Rafting di sungai oyo, Magelang. Sebenarnya, peserta liburan ini bukan hanya mahasiswa MAP saja namun ada beberapa tambahan mahasiswa asing dari Thailand, Uzbekistan dan China, serta ada keluarga dosen kami yang ikut.

Sebenarnya Liburan ini sudah lama direncanakan, hanya saja baru terlaksana pada tanggal 10 agustus kemarin. Liburan ini istilahnya satu paketan, yakni untuk liburan bersama MAP UNS angkatan 2012 (kegiatan ini dipelopori oleh angkatan ini), syukuran beberapa mahasiswa MAP yang selesai menjalani ujiannya, Halal bi Halal, Moment salam perpisahan untuk mahasiswa asing MAP UNS 2012 (Muhamma Lohmi dari Thailand dan Agapito Tilman dari Timor Leste), dan yang utamanya adalah sebagai ajang silaturahim.



Tidak ada salahnya sebelum memulai perjalanan untuk sedikit narsis, atau untuk menyembunyakan kekhawatiran.


Sebuah senyum yang dipersembahkan untuk mbak fotografer, dan ekspresi pernyataan bahwa kami SIAP!.


Mulai menikmati perjalanan ini....


Perang, saling menabrakkan perahu karet dan mencipratkan air adalah kegiatan yang dilakukan jika perahu kami bertemu.


Momen seperti inilah yang disebut arum jeram


Antara semangat, senang dan sedikit takut....batu coy dibawah, arus sih tidak seberapa.


Dalam sebuah perang selalu ada yang memulai dan ada yang mencoba tetap mengekspresikan dirinya depan kamera.


Istirahat ditengah perjalanan, biar bagaimanapun perut menginginkan amunis untuk bisa melanjutkan perjalanan.


Ekspresi, sebenarnya ini karena diminta sama mbak fotografernya jadi bisa dibilang ini bukan ekspresi original kami. ahhh....sekali lagi mbak fotografernya "menghipnotis" kami utamanya yang cowoknya hehehe...


Sesi makan dan minim sebuah kelapa....tidak manis tapi cukup lahap bagi seseorang yang lelah dan lapar


Moment kebrsamaan seperti inilah yang membuat lelah dan lapar terkembang menjadi senyuman.
Dan simpulan dari perjalann ini adalah Asyik, semua larut dalam kegembiraan sejenak bersama dalam keriuhan membuat kesan yang tidak dapat dilupakan. Apalagi beberapa dari teman MAP UNS 2012 akan kembali ke negara dan daerahnya masing-masing (termasuk saya pulang ke Sulawesi) dan entah kapan bisa bersama dan bercengkrama kembali.

Komentar

Tulisan Populer

Katange dan Ekspresi Cinta Ala Orang Buton

Jika anda orang buton, tentu tak asing dengan istilah katange. Sedikit memberi penjelasan, bahwa katange itu sebutan untuk bingkisan makanan yang dibawa pulang oleh tamu setelah menghadiri hajatan. Nah, dalam beberapa hajatan masyarakat buton, biasanya katange ini menjadi aturan wajib bagi tamu untuk dibawa pulang. Pernah tinggal dan berinteraksi dengan orang jawa, selama beberapa tahun di solo untuk berkuliah. Saya pun mendapati hal seperti ini, hadiri tahlilan pulang-pulang di beri sekantong roti. Ini berkah bagi anak kost. Setidaknya kopi manis jomblo dipagi hari kita, kini gak jomblo lagi dengan kehadiran roti dari tahlilan. Entah namanya apa?, tapi di buton itu disebut katange. Saya paling suka bagian ini. Dahulu, ketika bapak atau kakek atau siapapun itu, selepas pulang dari hajatan (orang buton menyebutnya haroa) pasti menentenga tas plastik berisi macam-macam penganan khas orang buton. Sasaran incar saya, kalau bukan onde-onde yaaa....pisang goreng tanpa tepung, atau disebut

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.