Langsung ke konten utama

Today Is Not Valentine but International Hijab Day

picture from here
Tanggal 14 februari katanya sih adalah hari kasih sayang atau disebut hari valentine, makanya pada hari itu orang-orang yang menyakininya mengungkapkan perasaan sayang mereka dengan berbagai cara. hari ini juga identik dengan pemberian cokelat dan bunga, sebagai wujud perasaan sayang kepada pasangannya. padahal kebiasaan ini sangat jauh berbeda dengan sejarah kenapa mesti ada hari valentine itu sendiri. dimana kebiasaan ini adalah sebuah kebiasaan suatu sekte tertentu yang kemudian dipelihara hingga hari ini.

sebagai muslim, tentunya kebiasaan seperti ini bukan dari bagian ajaran agama. karena barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia merupakan bagian kaum tersebut. tentunya Islam itu agama cinta, tak perlu dibatasi pada hari apa dilakukan, dengan benda apa diungkapkan, atau persyaratan apapun. karena saya yakin cinta tak pernah memberlakukan syarat, dengan syarat akan memperlemah cinta. sepakat?


lalu kenapa saya ingin bahas ini dalam postingan kali ini? niatan saya hanya ingin memperkuat posisi kita bahwa, berkasih sayang itu bisa selalu dilakukan, dengan orang tua, keluarga, sahabat, masyarakat sekitar. dan untuk orang-orang tertentu tentunya memerlukan mekanisme tertentu. misalnya saja dengan "seseorang" atau disebut kekasih yaaa...biar lebih enakan mengungkapkannya dengan mekanisme yang disyariatkan agama kita. kita paham dengan maksud saya kan hehehehe.

beberapa waktu lalu, beberapa group sosial maupun artikel online yang membahas mengenai Hari Hijab Internasional pada tanggal 14 februari. nah..ini dia bentuk berkasih sayang yang indah, berkasih sayang dengan sesama karena Allah Swt. menjalankan syariatnya bagi muslimah untuk menutup auratnya. bukankah hal yang paling dicintaiNya adalah ketika hamba saling mencintai dan berkasih sayang karena-Nya. semoga kita dirahmati olehNya.

Saya pun, tidak ingin meletakkan bahwa tanggal 14 februari adalah hari yang salah untuk valentine. saya tidak mau berdiri pada posisi menyalahkan, karena jika kita menyalahkan hari velentine ini sebagai bukan ajaran agama kita. artinya kita berdiri berhadap-hadapan dengan yang membenarkan hari valentine ini. saya tidak menginginkan itu, karena TIDAK ADA HARI VALENTINA itu menurutku. dan jika kita berdiri menyalahkannya berarti sebelumnya kita mengakui bahwa hari Valentine itu ada. iya kan? bagaimana mungkin kita menyalahkan sesuatu yang tidak pernah kita tahu keberadaanya terlebih dahulu. sudah cukup.

Sudahlah saya cuman ingin menyampaikan dalam postinga ini, bahwa ada sebuah hari yang sedang digagas pada 14 februari yakni hari hijab internasional. hari dimana kita secara berkasih sayang menyampaikan bahwa behijab adalah bagian dari diri kita, bagian dari perlindungan bagi diri dan akidah kita (ini ditujukan untuk muslimah) dan juga sebagai "calon" perhiasan dunia yang sebaik-baiknya dan kelak sebagai perempuan yang menjadikan para bidadari bermata jeli cemburu. ciyeee.....muslimah, ukhti, bersyukurlah. bidadari cemburu padamu lho...!


 Oh iya ada satu hal lagi, semoga ini cuman sebagai kerisauan pribadi dan untuk masukan kepada para muslimah, hijabers, dan ukhti sekalian. bahwa penyampaian menggunakan hijab dengan serangkain contoh yang kalian berikan hendaknya itu lebih memebumilah. maksudnya bagaimana? hhmmm..bahasa kerennya yang baru saya dapat yaitu, jilbab harus memeliki nilai etnografis, yakni bisa disampaikan kesemua kalangan. kalangan yang dimaksud disini adalah tingkatan ekonomi dan sosial.

Kenapa demikian, dari beberapa amatan yang saya lihat (semoga keliru), bahwa gaya berjilbab yang disampaikan cenderung mewah untuk kantong ekonomi masyrakat bawah. walaupun memang penyampaiannya positif, bahwa dengan berhijab pun kita dapat tampil modis dan tidak kuno (ini juga bagian dari teman-teman perempuan yang belum mau berjilbab sebagai untuk belum menggunakan jilbab, katanya kuno!). namun dengan gaya berhijab yang disampaikan, pakai jilbab ini itu disertai pakaian ini itu kesannya kok, tidak membumi ya?? alias sekarat buat kanting ekonomi masyarakat.

Nah, disini penyampaiannya lebih bersifat edukatif kan. bahwa berhijab tidak mesti menggunakan jilbab yang modis (untuk tidak dibilang mahal itu), namun apapun itu boleh yang penting adalah bagaimana menutup aurat secara syar'i. Karena apapun itu, bukan karena pakaianmu yang dilihat oleh Allah Swt. tapi bagaiman ketakwaaanmu kepada Allah Swt. iya kan? disini saya tidak menolak hijab yang saya sebutkan diatas, enak juga lho lihat muslimah mampu tampil dalam keanggunannya tanpa meninggalkan syariat agama.

Terakhir, walaupun gerakan ini terbilang masih muda dan masih dalam komunitas kecil. tapi jika terus dilakukan dan menjadi kebiasaan maka akan jadi pameo internasional juga kan? seperti perayaan (contoh) valentine itu, yang awalnya hanya kebiasaan-kebiasaan kecil yang dirutinkan makanya sampai sekarang, dengan nilai-nilai yang mulai campur aduk dengan perzinahan dengan modus kasih sayang. naudzubillah!. dengan begitu, ketika setiap tanggal 14 februari selanjutnya kita akan lebih menyibukkan diri dengan berkasih sayang untuk berbagi saran mengenai berhijab yang baik.

Nanti kelak, beberapa tahun akan datang (perjuangan itu bukan setahun dua tahun kan? heheh) pada tanggal 14 februari, anak perempuan, remaja perempuan dan perempuan dewasa sibuk mempersiapkan sesuatu. ketika ditanya, lagi nyiapin buat hari velentine ya?? mereka serentak menjawab "Today Is Not Valentine Day but International Hijab Day", sambil tersenyum....Indahnya....

_Kost Teman_Jogja_14/02/13_ 


Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...