Langsung ke konten utama

Mesti Membuat Resolusi ?

Gambar disini

Saat ini bilangan tanggal telah pas menempatkan dirinya pada posisi 3 januari, namun masih saja ada pertanyaan apa resolusimu di tahun 2013? Sudah menuliskan apa yang diinginkan tahun 2013? Hal paling ingin dicapai di tahun 2013?, belum jawabku. Karena resolusi baru sementara aku tuliskan, dan kelak menjadi bagian dari ikhtiarku.


Saya selalu menuliskan keinginan-keinginaku di buku, atau biasanya di papan tulis dalam kamar. Namun saat ini berbeda karena sedang sekolah lagi, dan sedang ngekost dan papan itu tertinggal di kamar di daerah. Keinginan-keinginan itu bisanya saya tuliskan di buku, buku berwarna hijau dan itu sudah berlangsung beberapa tahun belakangan. Namun saat ini saya tuliskan di buku cokelat, karena saya tidak mendapatkan buku hijau lagi.


Tapi apapun itu, saya lebih suka menuliskan apa yang menjadi target saya di buku. Mesti akhirnya akan saya katakan kepada teman, tapi itu bukanlah semuanya. Karena terkadang pilihan paling burukpun menjadi keinginan saya, ketika saya harus melakukan pilihan. Jika ini juga akan saya ceritakan ke orang-orang apakah pantas?. Tentu tidak, untuk itu resolusi saya ada dan tertulis. Yang nantinya akan saya buka satu persatu tiap akhir bulan, untuk memprediksi bahwa bulan ini apa yang sudah saya lakukan.

Mewujudkan mimpi, ini yang selalu katakan jika ditanya tentang harapan. Namun bukan untuk semua mimpi kan? karena kadang kita diperhadapkan pada mimpi buruk, dan biarkan itu menjadi hiasan pada saat tidur. Kembali memprediksi resolusi, ada sebuah pertimbangan yang selalu saja muncul tiap bulan atau tiap tahun dari resolusi yang saya lakukan. Waktu seakan terlalu cepat meninggalkanku, atau saya yang tidak menyadari keberadaannya.

Katanya resolusi itu membuat hal baru, cita-cita baru, harapan baru, pilihan-pilihan baru. Namun menurutku, sesuatu yang baru itu tidak mesti meninggalkan hal yang lalu, bukan berarti meresolusi keadaan tahun depan adalah sebuah program mengubur pencapaian tahun lalu. Namun keduanya atau bahkan sebelum-sebelumnya adalah ukuran ukuran untuk membuat hal baru dalam perjalanan. Karena akhir tahun bagiku adalah proses menuliskan jalan hidup melalui lentera tahun lalu.

Perubahan itu pasti, ketika kita membuat resolusi saat ini bukan berarti bahwa kedepan kondisi, dan sejumlah faktor lainnya dari pencapaian resousi ini akan turut hadir dalam ruang yang kita buat. Menggantung. Kemudian menyalahkan keadaan atas tidak terpenuhinya resolusi kita, bukanlah hal yang bijak.

Tapi apapun itu, target saya ditahun ini sudah tertuliskan. Jika ditanya apa, secara umum adalah menjadi lebih baik dari tahun kemarin. Itu saja, sederhana.  Menghadapi Tahun 2013 ini, menurut saya adalah masa tersulit dijalani melalui bulan november hingga desember 2012 adalah masa yang cukup sulit, padahal saya hanya diperhadapkan pada sebuah pilihan.


Maka untuk itu, saat ini saya selalu menuliskan PASTI BISA, PASTI ADA JALAN. Untuk menggambarkan apa yang akan saya capai dan usahakan di tahun ini. saya yakin bahwa Allah Swt, tidak akan menyia-nyiakan usaha hambaNya dan disertai tawakkal kepadaNya. Allah Swt tidak begitu tega, melihat tadahan tangan hamba yang menggantungkan harapan, keinginan dan hidupnya kepadaNya.

Selamat Tahun (yang) Baru kawan....:)

Disudut kota surakarta, pada bilangan angka 3 kalender yang menunjuk bukan Januari tahun 2013.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...