Langsung ke konten utama

Menghadapi Pilihan-Pilihan



Hal tersulit dilakukan adalah menentukan pilihan, menurutku. pun ketika pilihan itu mewujud dalam rasa. tapi kita sebagai manusia tetap tidak terlepas dari apa yang ditakdirkan dan direkayasa oleh Allah Swt. kita tahu bahwa rekayasaNya lah yang paling baik, bahkan DIA lebih tahu mana yang baik dan tidak pada HambaNya.


Memposisikan diri pada pilihan tentu harus dilakukan, karena kita tidak bisa memposisikan diri pada segala kemungkinan pilihan pada saat yang bersamaan. Diperhadapkan pada pilihan-pilihan ini menjadi hal yang mesti dihadapi bukan dihindari, apalagi diperturutkan pada nafsu. tentu hasilnya malah akan menenggelamkan pada hal yang tercela. karena kita tidak pernah tahu, kapan ruh dan jasad ini dipisahkan olehNya.

Ketika diperhadapkan pada pilihan, antara memperturutkan keinginan diri atau menjalankan apa yang telah di syariatkan olehNya. menjadi sulit ketika kita terus saja mencari jalan pembenaran untuk tetap memiliki rasa itu. tapi ini mungkin adalah pilihan yang cukup menyakitkan tapi bisa jadi ini adalah pilihan paling baik, untuk diri, dia dan agama kami.

Belajar banyak dari dia, seorang teman, sahabat, seseorang yang dulu menjadi kawan pembagi rasa. pilihan untuk memuliakan Agama dihadapkan pada rasa yang bertumbuh diantara. pilihan yang sulit, tapi dia mampu memilih itu. Ini pembelajaran paling bermakna di saat penghujung tahun, bahwa nilai Agama menjadi tolak ukur untuk melaksanakan pilihan hidup.

Mungkin sekiranya nanti, ada hal yang menjadi jawaban atas pilihan ini. bukankah RekayasaNya selalu yang terbaik. sebuah penghormatan terhadap sosok ini, mengalahkan ego yang selalu ingin memiliki terhadapnya. setidaknya, dari ini belajar untuk menghadapi pilihan-pilihan bukan justru melarikannya pada pembenaran yang tak tersyariatkan.

Semoga pilihan ini, menjadi jawaban atas rekayasaNya kelak.

Sedikit berpuisi untuk menitip pesan untuknya

Ketika adagium Hujan kuberi,
Setiap kali Hujan selalu memberi,
Tak Pernah Sedikirpun Terlewati,
Atas Apa yang diberikan Hujan Melalui rintik....

Ketiak Adagium Rasa kuungkap, 
Tak perlu apapun untuk menutup, 
Untuk Keberadaan yang tergambar,
Melalui Siluet-siluet senja,

Menawar Bulan di setiap malam-malam,
Terlewati dalam garis senyum....
Tak Pernah Berhenti,Selalu Memberi

_Hujan Untukmu_

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Catatan Cucu Nonton Debat

Selain banyak hal yang coba diterka secara tajam oleh netizen. Tak begitu banyak gesture, gimmick hingga konten debat yang bisa saya analisa seperti lihainya pada netizen sekalian. Hanya saja, ada hal menarik yang saya sangat suka dengan situasi semalam. Bikin adem dan suasanya yang semula panas menjadi begitu menyejukkan, hingga akhirnya ditutup dengan lagu dari si Bintang RRI itu.

MAS LAUDE

Hari itu habis hujan, masih sedikit gerimis. Jalan masih begitu basah, kelokan jalan poros baubau-pasarwajo saat itu cukup licin. Saya berhati-hati memacu motor, untuk pulang dari mengajar di pasarwajo menuju Baubau. Pelan berjalan, saya melihat motor yang begitu familiar. Merah hitam, khas motor punya mas laude (panggilan saya pada Mustama Tamar Goqill). Tidak jauh, tepat di warung-warung tepi jalan, ia muncul sambil tersenyum.