Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Sekilas Titik Balik...

Tumpukan file ini masih jarang terbaca, setelah didonlot dari berbagai situs di Internet. Seperti biasa pikiran ini akan lebih terbuka ketika membaca beberapa hal yang berkaitan dengan apa yang akan dituliskan. Sama seperti saat ini, ketika sibuk membuka-buka file dan beberapa buku untuk mencari kesamaan antara satu teori dan teori lainnya. saya kemudian teringat dengan Bapak dan Ibu Guru saya waktu sekolah dahulu, terutama pada masa SMA. Apa yang membuat saya tiba-tiba teringat mereka? Buku dan literatur yang mesti dibawa atau dimiliki pada saat pelajaran Bapak dan Ibu Guru Mata Pelajaran tersebut. ketika dahulu, siswa semacam diwajibkan untuk memiliki buku paket yang biasanya dijual oleh guru, dalam buku paket inilah kemudian semua pekerjaan rumah maupun tinjauan dalam pelajaran akan dibahas. Walaupun terkadang beberapa dari kami tidak mampu untuk membeli buku paket dari semua pelajaran yang mewajibkannya, namun guru selalu bermurah hati dengan metode pembayaran yaitu di c...

Terprovokasi oleh Status Sendiri

Beberapa waktu lalu saya menuliskan sebuah status dijejaring sosial facebook, niatnya cuman mau mengajak diskusi kecil di dunia maya bersama teman, untuk itu dalam status tersebut saya menandai beberapa teman ngumpul untuk berkomentar tentang status yang saya buat tersebut. ternyata tanggapan dan komentar dalam artian simpatik dan tertarik dengan status ini cukup panjang dan beragam. status ini berasal dari sebuah buku yang kebetulan saya melihatnya di toko buku dalam barisan buku baru, memang tema dalam buku tersebut berkaitan dengan topik hangat diskusi kami kalau lagi ngumpul, mungkin ini titik akumulasi dari sebuah pencapaian umur. Status yang berasal dari judul buku “Jika Kau Cinta, Maka Datanglah Pada Orang Tuaku” ini sebenarnya setelah saya kroscek ditujukan untuk remaja, dimana pada buku ini menekankan bagaimana kegiatan pacaran yang dilakukan oleh remaja hanya akan membawa pada ketidakpastian, dan bahkan dalam agama hal ini disebut sebagai “mendekati zina”, maka buku ...

Ketika Praktek Terbentur Teori (Celoteh Galau mahasiswa dengan Tugas Akhirnya)

Semalam, sehabis olahraga sore dan makan malam bersama; saya, pak aga dan hendra akhirnya nongkrong dikontrakan pak aga belakang Kampus ISI Surakarta. Ada yang berbeda disini, karena biasanya kami berempat dengan si Lewi namun dia belum pulang dari kampung halamannya. Kebetulan kontrakan rumah pak aga ini, bagian belakangnya dikontrak oleh mahasiswa ISI Surakarta. Tentunya karena mereka dari sekolah seni tentunya banyak menghasilkan karya berupa lukisan, patung, pahatan dan macam-macam. Nah, malam itu kebetulan mereka sedang berbenah dihalaman depan kontrakan yang cukup luas, katanya buat melakukan pameran karya mereka. Pameran ini bisa jadi pertama dan awal mula Insya Allah di Solo karena pameran seperti ini di jogja lebih familiar, semoga bisa jadi trendsetter lah kata mas Sigit (salah satu mahasiswa ISI Surakarta).

Cerita tentang sebuah pertemuan

Setelah beberapa waktu terpisah, akhirnya genk mahasiswa pacasarjana MAP UNS bertemu kembali. Pertemuan yang diniatkan untuk ngopi di angkringan depan kampus, sudah lama setelah kuliah terakhir semester lalu kondisi ini jarang dilakukan. Beberapa alasan adalah teamnya masih pulang kampung karena lebaran idul fitri dan beragam aktivitas lainnya. Kamis malam itulah kemudian kami bertemu, walaupun tidak dengan kondisi team yang utuh dimana biasanya ramai ini tinggal 3 orang, yakni saya, tiyas dan pak aga. Teman-teman lainnya belum pada datang kembali ke solo, misalnya si Lohmi dari Thailand, Lewi dari Tarakan, Mbak Aulia dari Pacitan dan Mbak Catur dari Tawangmangu. Biarpun begitu malam itu dikondisikan saja agar muatannya tetap jadi yakni ngopi (padahal tidak ada yang minum kopi saat ini heheh).

Salam Jumpa untuk Blog

Hari ini, entah menjadi kesekian kalinya saya berpikir untuk menuliskan perjalanan saya beberapa waktu ini. namun selalu saja obor semangat itu meredup ketika berhadapan dengan kegiatan lainnya. ini berbeda ketika sehari-harinya hanya laptop yang dihadapi, sehingga kadang teman menjadi jengkel sama saya karena “dicuekkin” dengan laptop. Tapi saat ini, rutinitas itu habis terkuras dengan kegiatan lain disini, di daerah.

Percakapan Kakek-Cucu

Senja di Keraton Buton Suatu sore, kakek dan cucu berjalan di keraton buton. Si cucu sibuk melihat pengunjung dengan memakai pakaian, aksesoris dan semacamnya. Bukan karena dia tertarik dengan itu, hanya saja pandangan ini akan selalu terpengaruhi dengan kondisi ini, sebab apa yang dipakai akan selalu mengundang mata untuk melihatnya. Semoga saja pandangan pikiran ini bukan seperti apa yang sedang dipikirkan orang tersebut sebagai alasan memakai hal itu. Cucu kemudian bertanya kepada kakek,,,