Langsung ke konten utama

S-T-A-T-U-S

awalnya kuselalu mengutuk diriku yang jika terjatuh selalu kesebelah kanan, tidak sedikit bekas yang disisakannya di badanku. tapi ku tahu setelah hari itu, kalau ketidak seimbangan badanku ketika jatuh karena "sisi" itu akan di isi oleh seseorang dan itu "kamu", menopang, menunjang, menahan, melengkapi.....
(mimpi futuristik-ku, part 1,5)


Aku tidak akan mengatakan cinta padamu, karena cinta tak terkatakan. aku tak akan mengatakan sayang padamu, karena sayang dirasa bukan terkata. aku akan mengatakan aku akan selalu disisimu karena kamu nyata disisi ku.....
(mimpi futuristik-ku, part 2,0)

pernah kita duduk ketika hujan dan kau menanyaiku, apa itu kenyataan dan kebenaran?. aku tak sanggup menjawabnya itu terlalu berat untuk menjawabnya. tapi kubertahu padamu bahwa kenyataan itu tentang "rasa", bisa jadi kau merasa itu kenyataan tapi bisa jadi juga itu bukan kenyataan. sadarilah bahwa apa yang kau rasa baik itu baik, dan biarkan kenyataan mejelaskan dirinya padamu...tentang kebenaran.

biarkan ku tidur, tak perlu kau berusaha untuk membangunkanku karena aku akan bangun sendiri, karena kutahu kau mungkin lebih gembira ketika kutemukan kau dalam tidur-tidur mu...
(separuh, part 1)

kau menatapku.....dan berkata: mana yang kau pilih? nalar atau hatimu....
keduanya, jawabku: karena aku tak bisa memilih nalar tanpa hati atau memilih hati tanpa nalar. bukankan itu makna penciptaan manusia olehNya dan sebuah keniscayaan untuk tidak memisahkannya....
kau tersenyum, manis....(untuk jawaban yang kuberikan)

malam tadi aku bermimpi menuliskan sesuatu di buku kecilku, sesuatu yang selalu membawaku dalam angan tentang mu.
kau memintaku untuk memperlihatkannya padamu, sebuah tulisan tidak panjang dan tak juga ringkas tentang "isi hati"...
kau melihat, membaca dan kemudian tersenyum..manis...
kulihat matamu berkaca...kau membisikku.."makasih :) :) "..
suka..
(mimpi futuristik-ku, part, 2,5)

gamar dari sini




Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Catatan Cucu Nonton Debat

Selain banyak hal yang coba diterka secara tajam oleh netizen. Tak begitu banyak gesture, gimmick hingga konten debat yang bisa saya analisa seperti lihainya pada netizen sekalian. Hanya saja, ada hal menarik yang saya sangat suka dengan situasi semalam. Bikin adem dan suasanya yang semula panas menjadi begitu menyejukkan, hingga akhirnya ditutup dengan lagu dari si Bintang RRI itu.

MAS LAUDE

Hari itu habis hujan, masih sedikit gerimis. Jalan masih begitu basah, kelokan jalan poros baubau-pasarwajo saat itu cukup licin. Saya berhati-hati memacu motor, untuk pulang dari mengajar di pasarwajo menuju Baubau. Pelan berjalan, saya melihat motor yang begitu familiar. Merah hitam, khas motor punya mas laude (panggilan saya pada Mustama Tamar Goqill). Tidak jauh, tepat di warung-warung tepi jalan, ia muncul sambil tersenyum.