Langsung ke konten utama

CINTA MULTIPAL CHOICE

Bercerita tentang cinta memang tidak akan pernah menemui jalan ujung, tiap orang akan punya pemahaman tersendiri untuk mengaktualkan perasaan yang disebutnya cinta. Terkadang seorang pecinta dapat tunduk patuh kepada cinta tapi disaat bersamaan dapat menjadi kuat dan utuh didepan cinta. Kita tidak pernah mengerti cinta dating dan menterjemahkan dirinya dalam benak kita. Memberi aliran darah menjadi sebuah alunan yang kita lewati dalam semangat dikarenakan akan dilakukannya pertemuan dengan sang kekasih. Kita terkadang pula dibuat tidak sadar dengan kondisi kita, karena dalam pikiran sang pecinta adalah bagaimana sang kekasih kemudian mampu merasa nyaman berada disisinya.

Itulah cinta yang bisa membuat senyum yang sangat besar bahkan sesuatu yang tak terlihat dalam diri manusia bisa tersenyum ketika disapa lembut oleh tangan-tangan cinta. Cinta kadang mengaktulkan dirinya dalam kemisteriusan sebuah sosok. Kita kadang tidak paham dengan mau cinta seperti ini layaknya seorang anak yang tidak mengerti banyak hal, cinta berbayang seperti itu kadang membuat kebingungan-kebingungan seperti itu.

Lalu apakah cinta dapat kita tujuan untuk sang kekasih namun sang kekasih tidak dapat menerima cinta yang kita berikan?. Terjebak dalam pilihan-pilihan cinta, apakah tetap menunggu yang tepat atau berjalan bersama yang tersedia yang lebih mulia?. Inilah yang dalam benakku kini, sebuah perasaan cinta pada sosok ciptaan Sang Maha cinta. Bertahan pada yang ada menunggu untuk yang dirasa tepat. Cinta kemudian menghempaskanku dalam ketidak pastian pilihan-pilihan.

Kemudian cinta menjebak dalam mesti memilih salah satunya. Namun resiko yang menyertainya kemudian bisa menjadi pilihan yang sulit. Tidak bisa memilih saah satunya, ataupun untuk memilih seluruhnya. Sekiranya dipaksakan pun malah akan memberikan rasa sakit dari salah satunya. Alasan lainnya untuk apa mempertahankan yang kita cintai namun tak pernah untuk berkata pada sang kekasih untuk rasa yang dirasa, berbayang kemudian apakah ini cinta yang terespon?. Untuk kemudian yang ada, adalah seorang kekasih yang baik dan tak mungkin memberikanya sewarna kesedihan karena keegoan sang pecinta.

Posisinya seperti ini, yang dirasa tepat sudah lama menjadi cinta terpendam sang pecinta untuknya, namun ketakutan yang dimiliki sang pecinta mengakibatkan sang kekasih tidak pernah mengiginkan itu. Dalam hal ini siapa yang ingin dengan seorang lelaki yang takut hanya untuk mengatakan cinta kepada pecinta. Menjadi sahabat awalnya terjalan dengan niat ikhlas awal untuk itu, namun entah cinta datangnya dari mana dan kapan tiba-tiba sahabat menginginkan sang kekasih di sahabatinya dan disukainya bukan hanya sebagai sahabat namun suka dalam hal yang lebih sekedar sahabat.

Cinta kini memiliki cabang, layaknya pilihan-pilihan. Sang pecinta kini dalam kebimbangan untuk menentukan diman sebenarnya sang pecinta memastikan sangkar labuhan cintanya berada. Satu pilihan berada dalam hati sang pecinta sudah lama sedangkan yang ada berada dalam sang pecinta belum begitu lama. Namun dimana kemampuan sang pecinta ketika diperhadapkan dengan itu. Menyakiti orang lain hanya untuk ego malah akan lebih menghancurkan segalanya, memilih semuanya malah akan memberikan kehancuran pula. Sang pecinta bimbang untuk menentukan, tidak ingin memberikan guratan kesedihan disalah satunya, namun pula tidak ingin meninggalkan keduanya karena cinta itu tertambat terlalu dalam. Kecemburuan yang dimiliki untuk keduanya berada dalam takaran yang sama, namun jelas tidak bisa untuk keduanya. Apa boleh dikata apa yang dilakukansang kekasih dulu membuat hati sang pecinta laksana terbakar oleh itu. Tapi bukan berarti memaksakan keegoan ini. Apakah kebahagiaan dia yang lama menjadi kebahagiaan pula bagi sang pecinta, jawabannya tidak ada mungkin hingga dia berada disisi sang pecinta.

Lalu bagaimana dengan yang tersedia sekarang, apakah takdir itu? Ya..tuhan seandainya Engkau memberiku penglihatan dan kekuatan untuk itu tunjukkan jalan mana yang patut kuilih atau tidak ada jalan untuk pilihan ini. Jangan menjebakku dalam cinta multiple choice ini. Hamba terlalu rapuh untuk mengerti atau terlalu ceroboh untuk mengambil keputusan kini, bimbinglah hambaMu ini.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...