Langsung ke konten utama

Perjalanan NOL Kilometer


Pernahkah terbayangkan olehmu kapan kau memulai perjalanan hidupmu
ketika di dalam kandungan ibumu, ketika kau lahir, atau saat kau berpikir tentang arti kehidupan
mungkinkah kau mengerti tentang perjalanan hidupmu sekarang
tapakan tapakan kaki yang kau lakukan sekarang adalah perjalanan hidupmu sekarang
atau itu hanya sebuah rutinitas harian yang hanya akan kau lakukan hari ini dan esok dipikir esok pula
sadarkah kau kenapa binatang terlahir lalu membutuhkan beberapa saat untuk kemudian mampu berjalan namun manusia perlu berproses untuk bisa berjalan dengan baik, kemudian berlari, kemudian melompat kemudian sebagainya yang melalui sebuah proses berpikir dan bertindak
pikirkanlah ketika bayi manusia pertama kali dapat membalikkan tubuhnya untuk dapat mempersiapkan dirinnya untuk dapat duduk kemudian duduk untuk dapat merangkak kemudian merangkak untuk dapat berjalan dan berjalan untuk dapat berlari dan melompat.....
kenapa kita lupa akan proses berpikir dan bertindak kita sewaktu kecil
kita telalu terlena dengan kehidupan hari ini sehingga esok hanya menjadi mimpi yang akan dilakukan esok harinya hanya sebatas penyatuan anggapan mistifikasi masa depan.
pikirkanlah potensi yang diciptakan oleh Tuhan kepada hamba-hambaNya.
dulu, kini dan nanti adalah proses perjalanan yang terus berputar tanpa kita sadari...
coba bayangkan sebuah jam yang terus berputar tanpa bisa kita hentikan sejenak dan kita ulangi lagi..
seandainya buku perjalanan hidup kita tercecer beberapa lembar hanya karena kelalaian kita dalam memaknai perjalanan hidup kita sehingga apa yang mestinya kita dapatkan sebagai curahan cinta kasih Tuhan kepada kita terlewatkan begitu saja......
dimana kita mesti memulai perjalanan kita.....?

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...