Langsung ke konten utama

Entah

Entahlah...melihat situasi kampanye capres sampai saat ini, semakin menguatkan asumsi saya kalau bangsa ini masih tetap seperti sekarang atau bahkan lebih buruk lagi nanti. Bagaimana tidak tiap hari hanya berita negatif yang saling menuding menjadi santapan kita di tv, radio atau media sosial. Entahlah...
Tapi setidaknya ini tidak boleh membuat saya atau kamu iyaaa....kamu semakin terpuruk pada pesimisme, karena sebenarya kita punya andil juga. Bagaimana?
Sudahlah, lepaskanlah polemik siapa capres baik dan buruk biarkan mereka. Jikalau akhirny bangsa ini tetap kayak begini2 saja oleh kepemimpinan mereka ..biarkan saja.
Saya atau kalau kamu iyaaaa....kamu mau ikut, mari luruskan niat sederhana ini : jangan tenang saja melihat tetangga kita kelaparan, jangan abai melihat mereka yang sempit di saat kita lowong, jangan lalai melihat orang yang tidak tahu disaat kita tahu. Intinya jadilah manfaat bagi sekitar kita itu minimal.
Mengurusi kampanye capres apalagi meramalkan masa depan dengan hujatan bagi mereka yg lain itu terlalu berat.

Kamu....iyaaaa kamuuu...mau ikut saya? Kita lakukan sama2..

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...