Langsung ke konten utama

Barangkali

Barangkali saya ataupun kita semua harus mengurungkan cita kita untuk baiknya bangsa ini kedepan, atau kita dipimpin oleh orang-orang yang baik untuk kemajuan bersama, atau kita memperoleh pemimpin yang menjadi teladan kita semua. Kalauuuu...ternyata saat ini kita saja yang menjadi pendukung para capres saling sikut, mengungkap berita2 jelek yg bahkan kita tidak tahu kebenarannya, mengkultuskan pilihan kita bahkan seringkali kita harus mengorbankan ikatan persahabatan atau silaturahim.
Bukankah imam Ali mengingatkan, pemimpin suatu kaum itu ditentukan juga bagaimana tabiat kaum tersebut.
Jangan salahkan sy klo bilang bangsa ini kedepan akan sama saja atau bahkan lebih buruk, jika kita lebih mengedepankan konfrontasi terhadap perbedaan pilihan capres ketimbang kesantunan dan persaudaraan.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Catatan Cucu Nonton Debat

Selain banyak hal yang coba diterka secara tajam oleh netizen. Tak begitu banyak gesture, gimmick hingga konten debat yang bisa saya analisa seperti lihainya pada netizen sekalian. Hanya saja, ada hal menarik yang saya sangat suka dengan situasi semalam. Bikin adem dan suasanya yang semula panas menjadi begitu menyejukkan, hingga akhirnya ditutup dengan lagu dari si Bintang RRI itu.

MAS LAUDE

Hari itu habis hujan, masih sedikit gerimis. Jalan masih begitu basah, kelokan jalan poros baubau-pasarwajo saat itu cukup licin. Saya berhati-hati memacu motor, untuk pulang dari mengajar di pasarwajo menuju Baubau. Pelan berjalan, saya melihat motor yang begitu familiar. Merah hitam, khas motor punya mas laude (panggilan saya pada Mustama Tamar Goqill). Tidak jauh, tepat di warung-warung tepi jalan, ia muncul sambil tersenyum.