Langsung ke konten utama

Ekspresi Masalah

Seorang bijak berpesan cara terbaik untuk menjadi bodoh itu bukan berhenti belajar, namun berhenti memahami. Banyak hal yang kemudian kita pahami sebagai bentuk penerimaan kita terhadap realitas yang sebelumnya telah ada, lalu kemudian logika memproduksinya menjadi sesuatu yang akan kita tiru sebagai sebuah proses belajar. kita kemudian terlepas pada apa yang mesti dilakukan semesntinya yaitu memahami, kita terlalu cepat mengambil kesimpulan-kesimpulan dan sulit menangkap pemahaman terhadap kejadian.

Tidak berlebihan kemudian jika lebih banyak prasangka, dugaan, bahwa optimisme hadir ditengah-tengah pilihan yang akan kita lakukan. Ketika apa yang dilakukan berada diluar dari harapan, kesenjangan antara rencana dan kejadiannya, atau ketidaksesuaian ide dan realitas. Biasanya ketika kita tidk mampu memahami makna dibalik itu, kecewa, putus asa, depresi menjadi keniscayaan. Pada gilirannya, kita lebih mudah mengelak dari masalah daripada menghadapinya. Padahal kita tahu sebuah pendewasaan dilalui melalui masasalah-masalah yang kita hadapi.

Imam Ali pernah mengatakan bahwa masalah sebenarnya adalah waktu jeda untuk sebuah pencapaian dari apa yang kita lakukan. namun terkadang memang, masalah lebih kita lihat sebagai batu penghalang bagi semua usaha-usaha yang kita lakukan. disinilah maksud saya bahwa kita sulit untuk memahami sesuatu menjadi sebuah yang lebih memberi hikmah. setiap kepentingan, keinginan, kebutuhan, cara pandang itu berbeda-beda lalu kenapa kita sulit untuk mempercayai pemahaman kita sendiri, setidaknya untuk yang berlaku didalam diri kita sendiri?.

Seringkali masalah kita lihat sepetrti batu besar didepan kita, namun ketika kita berani menjalaninya dan mampu melewatinya maka batu besar tersebut akan kita lihat hanya sebagai batu kerikil kecil dibelakang kita. Itu pesan salah satu guru saya ketika saya curhat denga berbagai pekerjaan rumah yang menumpuk. 

Pada akhirnya bukan masalahnya taoi bagaimana kita menghadapi masalah itu sebenarnya yang menjadi entry point bagi kita. 

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Note For Volunteer

Jika nanti kalian ditanya, untuk apa ini?. Jawablah dengan tersenyum dahulu lalu bilang, saya berbahagia dengan ini. Mungkin tak banyak bisa kami kasih ke kalian sebagai volunteer, namun ini investasi. Bukan besok, lusa atau minggu depan lalu bisa dirasakan maksudnya. Namun, boleh jadi jauh didepan sana kalian ternyata tengah mempersiapkan masa depan yang jauh melampaui kaki dimana kalian pijak saat ini. Kita tidak pernah tahu, masa depan seperti apa nanti hanya saja kita bisa menentukannya hari ini. Tomorrow is today, kata-kata dalam sebuah lirik lagu billy joel. Yuppp...sejatinya besok adalah apa yang kita lakukan hari ini. Joint International Community and Cultur Program 2018 ini, akan terselenggara di kampus kita, Universitas Muhammadiyah Buton. Boleh jadi, ini investasi kita dan kalian untuk membangun relasi. Ingat bahwa persaingan, hanya dimenangkan oleh mereka yang adaptif dan mapan dalam membangun relasi. Adik-adik volunteer, kalian adalah baris terdepan mahasiswa kampus ki...

Tapak Pertama

Namanya Muhammad Syaifullah Al Mansur, mahasiswa semester 7 pendidikan agama islam Universitas Muhammadiyah Buton. Hari ini, ia menjadi tapak pertama aktivitas akademik mahasiswa skala internasional. Kuliah Kerja Amaliyah Internasional sebutannya. Sebelumnya, ada sedikit pihak yang meragukan ia untuk ikut program ini. Namun, ia begitu gigih untuk mengikuti program ini, bahkan sejumlah prasyarat untuk itu bersedia ia penuhi. Kami mencoba membantu, hingga urusan pasport yang akhirnya menjadi tahap akhir prasyarat yang ia penuhi. Selama duapuluh lima hari kedepan, ia akan berada di Sangkhom Islam Wittaya School Songkhla Thailand. Selama itu pula, ia akan mendemonstrasikan kemampuannya yang kini belum disadari oleh kita. Saya yakin, kondisi "ter-asing" akan memicu kemampuan maksimal seseorang. Seorang Cipu, panggilan akrab syaiful tentu akan berbeda setelah mengikuti program ini. Pengalaman bersama teman seposkonya yang semuanya cewek...eeehh. Maksudnya bukan itu, tapi bertemu...