“Aku hanya ingin seperti ini, aku tidak ingin suatu perasaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap hambaNya ini menjadi rusak dengan ruang-ruang yang orang sering mengatakannya dengan pacaran, tapi terus terang perasaan ini tidak dapat dibenamkan dalam kondisi hidup-hidup seperti ini, terkadang hal itu masih teringiang-ngiang dalam telinga jika nanti aku menjadi orang yang terlambat akan itu,aku di dahului oleh orang lain, atau dia memang tidak menginginkan apa yang kurasakan padanya, ya Allah! aku tidak ingin merusak kesucian perasaan hamba yang Engkau anugerahkan kepada hamba pada sosok ciptaanMu yang ini”
Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...
Komentar