Langsung ke konten utama

Sang Kekasih : Untukmu Sahabat

Kehidupan ini hanya sebentar yang didalamnya ada cobaan, peluang, nasib dan takdir. Tidak lebih dari pada perjalanan sebuah mobil yang sesekali bisa berhenti dan mogok untuk selamanya. Untuk itu sedikit saja aku ingin mengatakan ini kepadamu wahai sahabat, tentang realita dan perjalanan kita dari merangkum nilai-nilai terkecil dalam kehidupan yang terkadang kita definisikan berbeda-beda, namun ini menjadikan kita mempunyai warna kebersamaan yang terkuak dibalik perbedaan-perbedaan yang ada diantara kita, mungkin ini yang dinamakan takdir atau mungkin inilah takdir yang kita ciptakan sahabat.
Awal dari sebuah pohon adalah benih, awal dari persahabatan ini adalah kita. Janganlah kita mengingat kapan benih itu ada, sahabat. Karena tidak mungkin dari benih itu lalu kita akan menghitung-hitungnya sehingga seperti apa sekarang benih itu. Biarlah benih itu menjadi benih sahabat, biarkan hubungan ini seperti awal mulanya agar kita tahu bahwa tiap hari yang kita lewati adalah awal dari persahabatan kita. Atau banyak ilmuan bilang dalam situasi krisis system dalam tubuh kita akan menstimulus dirinya untuk menghadapinya. Dan kita tahu sahabat, bahwa benih masih dalam situasi rentan dalam kehidupannya maka marilah kita menjaganya untuk tetap hidup, sahabat.
Seringkali kita terjebak dalam pola hidup kekanak-kanakan sahabat, namun terkadang salah satu dari kita menjadi orang paling dewasa diantara kita. Inilah pola yang terkadang kita tidak dapat menduganya atau merumuskan kemunculanya, inilah sesuatu yang ajaib dalam persahabatan. Terkadang ada tangis, marah, jengkel, tawa, dan suka mereka seperti sebuah siklus yang menjaga sebuah cita rasa dalam persahabatan. Namun dalam perjalanan-perjalanan lainnya kita terselubungi oleh keegoisan masing-masing atas prinsip yang dipegang oleh kita, cuman hal ini menjadi hiasan-hiasan dalam kelambu kebersamaan kita.
Terkadang kita berlomba untuk menjadi pelawak diantara keseriusan pekerjaan kita, namun terkadang kita mencoba menjadi seorang yang puitis. Mungkin kita mencoba menjadi seperti michaelanggelo dengan lukisan indahnya, seperti beathoven dengan alunan musiknya, seperti Shakespeare dengan roman-romannya atau paling dekat adalah seperti Habiburahman novelis terkemuka Indonesia. Tapi apa yang kita lakukan hanyalah mencoba memberikan hal yang baru dalam persahabatan. Kuingat ketika kita memulai untuk mencari sebuah pola kehidupan masa depan kita.
Perpisahan menjadi hal yang cukup berat walaupun akhirnya dipertemukan kembali oleh waktu. Saya sempat tidak percaya dengan sebuah hubungan jauh sahabat karena walaupun engkau jauh, karena dalam persahabatan tidak mengenal adanya jarak. Namun apa yang terjadi untuk beberapa saat waktu itu perpisahan memang menjadikan nelangsa menunggu, walaupun kupikir dengan teknologi yang ada bisa mengobati. Namun perjumpaan fisik tak dapat terhindarkan sebagai penyembuh ruang yang kosong untuk beberapa saat sahabat. Mungkin ini pelajaran yang diberikan dalam agama kita tentang silaturahim, sahabat.
Kita sepakat pada sebuah kata bahwa persahabatan adalah milik semua orang, bukan untuk sesiapa saja. Mungkin kini kita sudah punya sahabat-sahabat yang lain namun tidak ada kata dalam kamus yang kita susun sebagai upaya menerjemahkan sebuah perjalanan hidup sebagai insan social bahwa persahabatan adalah upaya memanusiakan manusia. Persahabatan adalah sebuah yang original tidak seperti barang yang mempunyai casing yang bisa diganti-ganti. Bagiku persahabatan adalah sesuatu yang kokoh pada tempatnya, tidak termakan oleh rayap-rayap waktu, tidak tersamarkan oleh perjalanan usia, tidak terkikis oleh pertambahan umur hanya saja kebijaksanaan akan menjadi bulir-bulir yang akan memberikan serpihan-serpihan kebahagiaan bagi semua orang. Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata selemah-lemahnya orang adalah yang tidak mampu untuk bersahabat dan yang lebih lemah lagi adalah yang tidak mampu menjaga persahabatan.
Persahabatan itu bukan persamaan namun persahabatan itu adalah perbedaaan yang terkelola dengan baik. Bukan berarti ketika ada yang terluka semua pun ikut terluka namun ketika satu terluka maka yang lain menjadi obatnya. Begitupun dalam persahabatan saling berbagi adalah hal yang wajar dan bukan dibuat-buat seperti sebuah pertemuan dalam sinetron. Persahabatan layaknya sebuah air putih, orang-orang mampu untuk tidak hidup dengan bergelimangan harta kekayaan namun tidak dapat hidup dengan tidak adanya air putih. Sahabat, mungkin saya bukanlah orang yang mampu menuliskan dengan baik kumpulan kata-kata untuk seluruh makna persahabatan, saya bukan pula seorang jenius yang mampu merekam memori indah persahabatan, bukan pula seorang filosof yang mampu menjelaskan makna dasar dari sebuah persahabatan.
Saya hanya bisa menuliskan yang saya rasakan walaupun itu bagian terkecil dari apa yang mampu otak saya tangkap dari lintasan sejarah yang kita buat, sahabat. Semoga kita dapat mempercayai sebuah persahabatan layaknya kepercayaan burung pada sayapnya dan ikan pada siripnya.

Makassar, 17 Juli 2010 (njk!)

Komentar

Tulisan Populer

Katange dan Ekspresi Cinta Ala Orang Buton

Jika anda orang buton, tentu tak asing dengan istilah katange. Sedikit memberi penjelasan, bahwa katange itu sebutan untuk bingkisan makanan yang dibawa pulang oleh tamu setelah menghadiri hajatan. Nah, dalam beberapa hajatan masyarakat buton, biasanya katange ini menjadi aturan wajib bagi tamu untuk dibawa pulang. Pernah tinggal dan berinteraksi dengan orang jawa, selama beberapa tahun di solo untuk berkuliah. Saya pun mendapati hal seperti ini, hadiri tahlilan pulang-pulang di beri sekantong roti. Ini berkah bagi anak kost. Setidaknya kopi manis jomblo dipagi hari kita, kini gak jomblo lagi dengan kehadiran roti dari tahlilan. Entah namanya apa?, tapi di buton itu disebut katange. Saya paling suka bagian ini. Dahulu, ketika bapak atau kakek atau siapapun itu, selepas pulang dari hajatan (orang buton menyebutnya haroa) pasti menentenga tas plastik berisi macam-macam penganan khas orang buton. Sasaran incar saya, kalau bukan onde-onde yaaa....pisang goreng tanpa tepung, atau disebut

JANGAN MENGUTUK SEPI DI TENGAH KERAMAIAN

Merasa sepi adalah bagian dari esensi kepemilikan rasa oleh manusia, namun terkadang perasaan sepi menjadi bagian penghalang terhadap sesuatu yang lebih produktif. Perasaan sepi setidaknya pernah dirasa oleh setiap manusia. Berbagai macam alasan bisa muncul dari adanya perasaan sepi ini, mulai dari sesuatu yang termiliki hingga sesuatu yang menyangkut posisi keberadaan makhluk. Namun perasaan sepi dimaksud disini adalah perasaan sepi yang lain, bukan karena kesendirian disuatu tempat, tapi lebih menyangkut sesuatu yang termiliki dalam rasa (baca: hati).

Nyanyian Bocah Tepi Pantai

Gambar disini Diantara bagian pulau yang menjorok kelaut, terselip sebuah kehidupan manusia sederhana. Bocah-bocah manusia yang menggambar masa depannya melalui langkah-langkah diatas pasir, mempelajari kehidupan dari nyanyian angin laut, dan menulisakan kisah melalui deburan ombak yang mengajari menggaris tepi daratan dengan buihnya. Hari-harinya dilakukan dilaut, berkomunikasi dengan laut sekitar. Setiap hal diberikan oleh laut, kecuali sesuatu yang selalu dinantikan mereka, sesuatu yang selalu dinanti anak manusia dalam hidup, dan menjadi kehidupan bagi generasinya mendatang, yakni sesuatu yang berwujud kesempatan. Kesempatan yang disebut kasih sayang Ina’ [1] mereka.