Langsung ke konten utama

Tukang Besi



Terdengar bunyi cipratan air yang terinjak oleh kaki diatas tanah basah sore itu, siang tadi memang sempat terjadi hujan yang cukup deras, hingga tanda-tanda bahwa dia sempat melewati daerah ini dengan tanah yang becek masih cukup jelas terasa, bau rumput basah menjadi sahabat hidung dalam setiap tarikan napas dalam perjalanan kali itu.
Bunyi dentingan besi yang terdengar seperti sedang menggambarkan kekuatan dan kerja keras, Nampak kejauhan tangan yang berotot berayun dengan memegangi palu, tersirat bahwa disana sedang terjadi sesuatu, sesuatu yang menjadikan potongan tak bernilai menjadi lebih bernilai, padahal hanya dibakar dan ditumbuk, keadilan Tuhan hadir didalamnya sebagai wujud keberuntungan bagi orang-orang yang berpikir.
Duduk sesosok laki-laki tua dengan dandanan seadanya namun masih tampak gagah dengan tubuh yang kekar dan keringat yang mengucur dari perhadapannya dengan tungku api di depannya, hanya menggunakan celana pendek dan topi yang bisa ditebak kapan dia mulai menempel di kepala itu dari serat-seratnya yang memperlihatkan diri pada siapa saja yang melihatnya,palu tungku dan beberapa potong besi menjadi sahabat dalam pekerjaannya.
Ketika memulai untuk bertanya padanya dia memulainya dengan sambutan senyuman yang hanya menyisakan beberapa pasang gigi yang mulai menguning oleh nikotin rokok yang dihisapnya, hanya lulusan sekolah dasar ujarnya untuk pendidikan yang dienyamnya entah kapan tahun itu berlangsung dia lupa tahunya, jawabanya polos tanpa beban seperti yang Nampak oleh mata awam ini atas sebuah palu yang diacuhkan sejenak disudut sana.
Wujud syukur yang ditampakkannya dalam setiap helaan nafasnya pada setiap pertanyaan yang dilayangkan untuknya, hanya pengharapanlah yang masih membuatnya kuat untuk melakukan pekerjaannya ini terlihat dari usianya yang sudah cukup menceritakan rumah besar yang semula hanya rumput liar yang terbiarkan, harapan akan datangnya janji pemerintah untuk sekedar bantuan secukupnya untuk sedikit menopang nyala tungkunnya.
Belajar banyak dari pertemuan singkat sore itu yang masih saja terus ingin memperlihatkan perpaduan warna orange yang dibuatnya, dari sesuatu yang kita anggap sampah menjadi sebuah barang yang berharga untuk siapa yang memegangnya, sepotong besi menjadi sebuah parang atau pisau dengan sedikit kerja keras dan pengharapan untuk hidup seperti selayaknya. Hanya perpaduan wujud syukur yang mampu terus diperlihatkannya dalam raut-raut keperkasaan di wajahnya, pertemuan yang diakhiri oleh jabatan tangan yang kokoh dan sedikit kasar tergambar suatu pekerjaan yang keras namun dicintainya. Wahai bapak tukang besi!

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Joint International Community and Cultural Program

Selama seminggu yang lalu, 4 sampai 11 Februari 2018 Universitas Muhammadiyah Buton menjejak langkah Internasional. Dengan menyelenggarakan program yang diikui oleh mahasiswa asal tiongkok. Tepatnya Guangxi University For Nationalities yang kini juga tengah menjalani program bahasa indonesia di Universitas Ahmad Dahlan. Sebagai kelas internasional pertama kalinya, ini tantangan bagi Kantor Urusan Internasional UM. Buton dalam melaksanakan program ini. Mulai dari mengenal kampus, belajar bahasa wolio, menyaksikan aktivitas petani rumput laut sampai bagang kerang mutiara, belajar menenun, mengikuti prosesi posuo, mengikuti gelaran kande-kandea sampai mengenal budaya buton serta pariwisatanya. Harapan besar tersemat dalam program ini, menjadi kunci pintu bagi upaya internasionalisasi Universitas Muhammadiyah Buton. Jika hari ini visi UM. Buton adalah Unggul Membangun Prestasi, tentu bukan capaian apa yang sudah diraih, namun bagaimana proses-proses yang tengah menjalin menuju visi terse...

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu. heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa. Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah... Menulis? mau menulis apa lagi?