Langsung ke konten utama

Tentang Bulan

Ketika malam itu menjadi misterinya sendiri-sendiri, terkadang hal-hal yang ditunjukkannya menjadi suatu yang menjadikan dunia dapat tergambar secara berulang pada malam hari. Bahkan dalam sepertiga malam adalah hal yang paling tepat untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Hanya saja ada hal yang seringkali menarik dan dijadikan sajak oleh para sastrawan tentang hiasan malam, Bulan.
“Kenapa Bulan? Selain dia sebagai satelit bumi ini atau nama yang dipakai dalam pembagian dalam penanggalan ataupun sebagai akumulasi 30 hari?
Ketika orang pertama menginjakkan kakinya di bulan tidak banyak yang dapat diceritakannya selain euphoria ataupun prestise atas pencapaian tersebut, untuk meneliti tentang kandungan bulan untuk dapat ditinggali mungkin masih menjadi rahasia mereka. Bahkan Rasulullah sendiri pernah menjadikan Bulan sebagai salah satu contoh kebesaran Allah kepada para kaum yang menyangsikan kenabiannya.
“Apapun itu yang jelas alam semesta punya keindahan masing-masing yang menjadikan mereka istimewa dan penciptanya sebagai yang Khalik. Lalu pertanyaan yang sama kenapa mesti bulan yang dibahas disini?
Bulan tampil sendiri, agak egois memang ketika kita melihat beberapa planet lainnya yang memiliki lebih dari satu satelite seperti yang dimiliki bumi, pertimbangannya bahwa bumi yang ditinggali manusia dan mahluk hidup lainnya hanya memiliki satu satelite yakni Bulan. Tapi kemudian keegoisan yang kita sebutkan tadi mampu dijawab Bulan dengan periodisasi kemunculan bulan di setiap belahan bumi yang saling menjaga keseimbangan pemenuhan cahaya bagi bumi dedngan matahari, beserta bentuk-bentuknya sehingga menjadi pedoman penanggalan maupun arahan bagi manusia.
“Namun apakah hal ini saja?
Ada hal menarik yang saya sendiri baru terpikir hari ini, setidaknya setelah terjadi perbincangan dengan seorang teman di salah satu aplikasi teknologi informasi. Bahwa bulan adalah sebuah refleksi kehidupan manusia ketika kita menarik benang merahnya dengan keberadaan bumi yang kemudian jadi tempat untuk dapat menikmati indahnya bulan dimalam hari.
Bulan memang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbeda dengan matahari dan bintang. Namun bulan hanya memantulkan cahaya matahari di belahan bumi yang lain dan memantulkannya pada belahan bumi yang lainnya.
“Lalu apa yang menjadikan bulan istimewa dalam diskusi tersebut?
Intinya adalah KESEIMBANGAN dalam ruang social tentunya hubungannya dengan manusia. Ketika siang hari kita kemudian mampu untuk menikmati cahaya matahi secara langsung namun pada malam hari kita mesti menikmatinya melalui pantulan cahaya matari dari bulan. Seperti itulah kehidupan manusia yang digariskan dalam Al Quran dan tentunya kitab-kitab kepercayaan lainnya bahwa ada sebuah realitas social sebagai wujud penciptaan kehidupan manusia. Bisa jadi kita kemudian menganggap mampu untuk hidup sendiri namun tetaplah kita membutuhkan orang lain, misalnya saja sebaik apapun seorang tukang cukur namun dia tidak mampu untuk mencukur rambutnya sendiri dan ini berlaku untuk beberapa jalinan kehidupan masyarakat, yakni mestin ada keseimbangan kehidupan pribadi dan kehidupan social karena kita tidak hidup untuk diri sendiri nanun juga untuk salaing melengkapi dengan yang lainnya. Menjaga keseimbangan penciptaan kehidupan manusia dengan tolerasi, saling menghargai dan pengertian. Layaknya bulan yang memantulkan cahaya nya dengan periodisasi yang berjalan tiap-tiap perjalanannya dalan 30 hari sebagai upaya memberikan intensitas yang toleran sehingga dapat menjadi pedoman bagi umat manusia.
Hal yang kecil memang namun ketika kita mampu menarik pelajaran kecil didalamnya, kita kemudian mampu untuk melihat luasnya alam semesta dengan rahasia-rahasia keindahannya sendiri dan menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Njk!
Minggu pagi, 191210.

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Joint International Community and Cultural Program

Selama seminggu yang lalu, 4 sampai 11 Februari 2018 Universitas Muhammadiyah Buton menjejak langkah Internasional. Dengan menyelenggarakan program yang diikui oleh mahasiswa asal tiongkok. Tepatnya Guangxi University For Nationalities yang kini juga tengah menjalani program bahasa indonesia di Universitas Ahmad Dahlan. Sebagai kelas internasional pertama kalinya, ini tantangan bagi Kantor Urusan Internasional UM. Buton dalam melaksanakan program ini. Mulai dari mengenal kampus, belajar bahasa wolio, menyaksikan aktivitas petani rumput laut sampai bagang kerang mutiara, belajar menenun, mengikuti prosesi posuo, mengikuti gelaran kande-kandea sampai mengenal budaya buton serta pariwisatanya. Harapan besar tersemat dalam program ini, menjadi kunci pintu bagi upaya internasionalisasi Universitas Muhammadiyah Buton. Jika hari ini visi UM. Buton adalah Unggul Membangun Prestasi, tentu bukan capaian apa yang sudah diraih, namun bagaimana proses-proses yang tengah menjalin menuju visi terse...

Heyyy....Mau menuliskan apa?

Setiap penulis mungkin pernah mengalami ini, walaupun saya bukan penulis namun saya suka membaca sebuah tulisan. entah untuk kategori ini akan disebut sebagai apa, hanya saja ketika saya mulai menulis pasti sangat dipengaruhi oleh apa yang baru saja saya baca. block writer istilah mudahnya kemandekan dalam menulis, itulah saya kini. saya bisanya (atau ada perjanjian sama diri sendiri untuk menuliskan apa saja tiap minggu) namun akhir-akhir ini sulit untuk menuliskan sesuatu. heyy..lagi-lagi bingung ingin menuliskan apa. Memang kesibukan bukan alasan untuk tidak menulis kan?, toh ketika di sela-sela tugas saya masih bisa menulis sesuatu (itu beberapa bulan lalu) tapi sekarang, entahlah... Menulis? mau menulis apa lagi?