Langsung ke konten utama

Si Kecil : JIHAN

Jihan


Bola matanya, geal geol jika dia berjalan, rambut kriwelnya, pipi tembemnya, sama bicaranya. untuk anak seumuran dia memang bisa sangat menggemaskan jika kita bertemu. Jihan namanya, dia anak cewek berumur sekitaran 2 tahun lebih (saya belum tanya pasti tanggal/bulan/tahun lahirnya).

memang anak ini menggemaskan, entahlah kalau ditanya apanya yang bikin gemas saya akan menjawab pipi tembem dan bola matanya. anak ini pintar apalgi untuk urusan anak2 seperti dia, tesa pernah bilang kalau anak ini pernah jalan-jalan sendiri berkeliling. hehehe...cukup mengkhawatirkan. tingginya mungkun sekitar 50 cm lebih lah, pastinya belum diukur. bukankah hal yang terasa "mengkhawatirkan" jika anak-anak kecil berjalan sendiri?, kalau di kota besar mungkin anak ini sudah di culik heheh.

Tapi anak ini membuat saya selalu mengingat, bahwa anak-anak seringkali punya kesenangan tersendiri, mereka punya teman imajiner yang selalu menemani mereka. kalau dikalangan orang dewasa kita mengenal istilah idealisme, seorang anak kecilpun sebenarnya memiliki idealisme. saya pernah bertemu dengan beberapa anak kecil yang tidak mau digendong oleh sembarang orang, jika kita memaksa maka tangisan melengkin dan sejumlah perlawanan khas anak kecil akan kita jumpai. sama halnya dengan si Jihan ini, jika saya bertemu denganya pada saat sedang berbicara dan dia tahu saya memperhatikannya dia, langsung saja dia diam seribu bahasa dan gerak.

Kata Tesa, memang dia seperti itu jika berhadapan dengan orang baru apalagi itu cowok. anak cewek mungkin punya "insting" untuk mengetahui lawan jenis lebih kuat ya? hehehe...ada beberapa anak perempuan yang pernah saya jumai juga seperti itu, malu-malu jika bertemu saya. katanya seperti itu kelakuannya kalau bertemu cowok. aneh bukan, itulah rahasia dunia anak-anak, imajinasi anak-anak, karakter anak-anak yang istimewa. saya suka dengan anak-anak walaupun saat ini saya belum mempunyai anak toh nikah saja belum hehehe....

Tapi si Jihan ini, lama-lama juga terbiasa dengan saya. sejak biasa ketemu di rumah tesa. akhirnya sedikit demi sedikit dia mulai mau bercengkarama dengan saya, itupun tema pembicaraan kami adalah "kelapa muda" hahaha...(ndak nyambung ya?...). mungkin saya butuh beberapa rentang waktu untuk bisa "menaklukkan" isi hatinya, agar bisa mengajaknya bicara dan masuk dalam dunianya. hehehe (agak melankolis nih).

-Surakarta, 18 September 2012-

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...