Setidaknya semenjak pergantian kepemimpinan nasional yang dinilai cenderung otoriter ke model kepemimpinan yang ditujukan dalam kerangka ideal dengan pemilihan pemimpin melalui pemilihan umum yang mana masyarakat bisa secara langsung memilih pemimpin idamannya atau yang dipercayainya secara langsung tidak melalui mekanisme yang terjadi di MPR/DPR seperti dulu lagi. Hal inilah yang kemudian membawa implikasi begi negeri ini untuk disebut sebagai Negara demokratis dengan sejumlah perkiraan numeric yang menyertainya, tapi secara substansial masih menuai banyak pertanyaan. Bilamana hal ini dilihat dari berbagai persoalan yang masih mengikuti atau tergambar dari program yang dilakukan pemerintah masih menjadi salah satu persoalan kebingungan masyarakat. Ini bisa dilihat dari adanya penilaian kurang birokrasi, sulitnya memahi arah program pemerintah, masih adanya polemic kedaerahan yang menjurus kearah disintegrasi bangsa, masalah korupsi, timbulnya politik dinasti didaerah, dewan yang lebi...