Langsung ke konten utama

Sepotong Puding Berwarna Kuning


Ayra!. Melihamu pulas dalam tidurmu..
Nyenyak, tenang, walapun sesekali kau bergerak untuk mencari kenyamanan dalam tidurmu. Atau kau sedang bermimpi sesuatu. Tapi raut wajahmu tetap tenang, berbeda dengan orang dewasa yang lebih banyak berpikir tentang ini dan itu.
“rambutmu, matamu, bibirmu, raut wajahmu memberikan ketenangan dalam memperhatikanmu. Inikah salah satu jawaban bahwa anak kecil itu “suci”.

“Silahkan makan…”
Untuk kesekian kalinya.
Hanya melihat..
Sepotong pudding yang tersaji, sejak tadi disuruh untuk memakannya. Namun belum kusentuh belum kucoba hanya berkata “iye!”.
Masih sibuk dengan logikaku ketika ada yang lain dari sebuah suguhan ini, “perhatian lain” menurutku.
Apa yang ingin kukatakan padanya? Terimakasih tidaklah cukup, ku harus mencobanya, mencoba rasanya atau mungkin ada setetes kasih di dalamnya untukku!!
“tapi ada sebungkus ikhlas menyertainya, namun untukku kah?”


Memotong memori ketika itu, tentang sepotong pudding berwarna kuning yang disuguhkan untukku. Dalam sebuah perjamuan di sebuah rumah yang beberapa kali sebelumnya ku datangi untuk “bertamu”.

Ini cerita yang kuingin kau dengarkan, Ayra!. Ketika setiap hal yang kulihat saat itu indah, ketika semua yang kurasa itu manis dan setiap karakter yang kutemui itu baik.

Tetaplah berbaring, Ayra!
Berbaring mungkin akan tetap menenangkanmu, saat ini.
(sambil menepuk pelan pahamu, untuk tetap memberikan jawaban, aku masih disisimu Ayra!)
Ayra!, kau mungkin belum mengenal pudding berwarna kuning yang kumaksud. Tapi itu tidak penting. Mungkin nanti kau akan tahu tentang pudding dan akan turut merasakannya atau bisa jadi kau akan mahir dalam membuatnya.




Ini tentang sepotong pudding berwarna kuning yang disajikan untukku, waktu itu. Ketika itu ada satu momen yang tak bisa kukatakan dengan beberapa atau banyak kata. Sepotong pudding mungkin menurut orang biasa saja, hanya saja menurutku ada hal lain dari sepotong pudding berwarna kuning itu.

Tapi! Jangan kau berpikir seperti sinetron. Dimana makanan bisa dijadikan maksud jahat dengan disertakannya racun dan semacamnya untuk seseorang yang dibencinya. Tapi ini adalah sepotong pudding berwarna kuning yang diberikan oleh seseorang dengan ikhlas tentunya.

Lalu?”

Begitulah ayra!, kadang kadang tida semua hal bisa dijelaskan dengan logika. Seperti sepotong pudding berwarna kuning tadi. “rasa hanya bisa ditahu dengan lidah dan kasih ditahu dengan hati”. Seperti itulah, Ayra!

Ini pesanku, Ayra!”
Suatu saat ketika kau disajikan sepotong pudding entah nanti berwarna apa, makanlah dan nikmatilah dengan baik. Kau mungkin tahu terbuat dari apa pudding itu, namun kau tidak akan pernah tahu sebesar apa kasih yang di sertakannya dalam sepotong pudding yang disajikan untukkmu.

Ayra!” kelak kau dapat merasakannya. Maka jangan pernah melihat sesuatu hanya dari luarnya saja. Buatlah ceritamu, buatlah duniamu sendiri, Ayra”! dalam bingkai yang disebut kasih sayang.

Tidurlah, Ayra!” semoga kau bangun dan mempersembahkan senyum yang akan membahagiakan orang sekitarmu.
Aku pergi dulu, Ayra!, ingin “bertamu” menemui seseorang.
Aku akan menceritakan tentangmu kepadanya.
Akan kumintakan sepotong pudding berwarna kuning darinya untukkmu!

njk!
(20/01/12)


gambar ada di

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

TANGKANAPO’: MENJADI GENERASI MILENIAL KOTA BAUBAU

Jika Dilan bilang rindu itu berat, justru menentukan pilihan politiklah yang berat. Gejala ini terdapat pada mereka generasi milenial, informasi begitu deras diperoleh namun tak begitu cukup memberi kesimpulan bagi generasi ini untuk menentukan pilihan politiknya kelak. Partisipasi dan rasionalitas terhadap lingkungan mereka cukup besar, akan tetapi menjadi apatis terhadap struktur bernegara juga begitu menghantui. **

Perempuan Yang Menolak Kalah

Lokasi Foto: Pelabuhan Feri Mawasangka, Buton Tengah Seringkali orang-orang hebat itu, bukan berasal dari kilaunya lampu kamera, ramainya kemunculannya pada televisi atau riuhnya sorak sorai orang-orang saat ia muncul. Tapi, kadang kala orang-orang hebat itu berada di tempat yang sunyi, jarang dilewati kebanyakan orang bahkan pada tempat yang seringkali tidak sadari. Mereka terus bergerak, memberi nilai, merubah keadaan dan mencipta keajaiban kecil bagi lingkungannya. Pada beberapa bulan lalu saya berkunjung ke panti asuhan yang sekaligus pesantren Al Ikhlas, Kaisabu. Seperti biasa, turun dari kendaraan saya bertanya pada salah seorang anak disitu. Ustad mana? Ia jawab, di dalam ada ummi. Lalu saya masuk, bertemu ummi. Pertanyaan pertama setelah mengenalkan diri, saya tanya "ummi, ustad mana?". Beliau terpaku sebentar, lalu tersenyum kemudian menjawab "ustad sudah tidak ada". Ada titik bening disudut mata beliau. Saya kembali bertanya,"maksudnya ummi?". ...