Langsung ke konten utama

Keberanian Kebermanfaatan

Gambar disini
Kemarin (20 Juni 2013), menghadiri seminar proposal salah seorang teman, walaupun dari jurusan yang berbeda di program pascasarjana UNS Solo tapi setidaknya banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik saat itu. kita tidak pernah tahu sesuatu itu bisa memberikan pelajaran berharga kepada kita ketika kita tidak mampu untuk mau membuka diri untuk belajar, bahkan dari sebuah batu sekalipun.

Begitulah, serangkaian perjalanan dalam presntasi proposan teman ini membuka sebuah cakrawala berpikir yang selama ini saya tutupi dalam kerangkeng keilmuan saya saja. bahwa ketika kita mau membuka diri bahwa tidak ada yang "lebih", kemudian mau belajar sesungguhnya khasanah keilmuan itu begitu luas, begitu banyak. namun bukan karena ada pengetahuan baru saja yang saya dapati hari itu, tapi sebuah spirit bahwa mestinya saya juga mampu menguatkan tekad untuk mampu duduk didepan dan memaparkan proposan research tesis saya.


Selama ini jujur saja, saya masih seringkali meraba-raba apa yang ingin saya tuliskan dalam proposal research tesis saya. mungkin kecenderungan berpikir idealis maka saya menginginkan itu menjadi sesuatu yang cemerlang? atau membuat sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya?. memang hal ini tidak salah, sesuatu yang cemerlang dan sesuatu yang berbeda tapi pertanyaanya berguna apa tidak untuk orang lain? itulah yang kemali menyentak saya, dari sebuah komentar yang keluar dari dosen penguji hari itu.

Bermanfaat? bukankah itulah esensi kita menuntut ilmu? agar apa yang kita dapatkan bisa menjadi berguna untuk orang lain dan tentunya masyarakat. idealisme hanya akan menjadi sebuah catatan idealisme yang jika dibaca akan membakar semangat juang, namun tidak mampu membakar sebuah aksi nyata. iya...saya butuh sebuah keberanian namun itu bisa menjadi sebuah kemanfaatan. apalah artinya ketika mampu menuliskan sesuatu yang cemerlang dan berbeda namun manfaatnya masih jauh dari realitas.

Sederhana mungkin apa yang dikatakan dosen penguji tersebut, namun bisa jadi beliau ingin menyampaikan bahwa research yang kita lakukan itu bukan semata untuk menjadikan kita bertambah ijazahnya, atau sematan gelar master dibelakang nama atau sebuah prestise di masyarakat sebagai orang terpelajar. namun apa yang bisa kita berikan sebagai manfaat dari ilmu itu. seperti konsep Gramsci misalnya dengan intelektual organiknya ataupun seperti Rausyanfikr-nya Ali Syariati. karena kaum terpelajar sudah barang tentu tidak akan terlepas dari realitasnya di masyarakat.

Bahkan, tuntunan kita dalam Hidup Al Quran pun menyebutkan itu. Orang-orang berilmu dan beramal saleh lah yang akan menjadi manusia yang beruntung. seringkalinya desebutkan seperti itu mestinya kita menjadi mengerti termasuk saya yang selalu berpikir berilmu itulah paling penting, padahal dalam Al Quran disebutkan secara bersamaan Berilmu dan Beramal Saleh.

Hari ini saya harus belajar, bahwa saya mesti berani untuk menuliskan proposal research tesis saya. saya harus berani keluar dari dogmatisme kebanyakan tentang pencapaian apapun itu, jika sekiranya pencapaian itu tak memberikan arti apaapa tak memberikan manfaat apa-apa bagi orang lain. Idealisme untuk membuat sesuatu yang cemerlang tetap, memuat sesuatu yang bebrbeda tetap, namun itu merupakan manifestasi dari bagaimana membuat sebuah kebermanfaatan.

Kalau teman itu telah berani untuk tampil dengan proposalnya, kenapa saya tidak?. mungkin benar kiranya apa yang dikatakan plato dan juga ini menjadi perjuangan Tan Malaka, bahwa Hidup yang tidak dipertaruhkan bukanlah hidup yang sesungguhya. saya harus berani untuk bisa bermanfaat.


Surakarta, 21 Juni 2013

Komentar

Tulisan Populer

Kenangan Kambing

Entahlah kemarin pada saat selesai membaca sebuah novel berjudul Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Krishna Pabichara, saya kemudian terkesan dengan semangat yang dimiliki oleh Dahlan dan Teman-temannya. Ada sebuah mozaik yang tertangkap oleh zaman dan akan terus terkenang oleh masa atas sebuah pencapaian mimpi anak manusia dan disertai dengan kerja keras. Banyak hal, banyak nilai yang dicatut dalam novel tersebut salah satu kata yang paling saya senangi dalam novel ini adalah “orang miskin cukup menjalani hidup dengan apa adanya”. Novel yang diangkat dari biografi hidup Dahlan Iskan (Menteri BUMN saat ini), walaupun begitu tetaplah cerita yang ditulisnya adalah sebuah fiksi yang ditambahkan bumbu tulisan disana-sini agar menarik tapi tetap memiliki keinginan kuat untuk menggambarkan kehidupan Dahlan Iskan, yang saat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak menjadi inspirasi. Namun ada satu aktivitas Dahlan dalam cerita ini yang langsung memberi sebuah kenangan flashback bagi saya, ...

Masih mesti belajar banyak

Teman saya pernah bilang ketika dia kemudian terhinggapi semacam sebuah sindrom yang dia namakan sendiri 3 dan 2 yakni 3 hari optimis dan 2 minggu pesimis. Seperti itu juga yang merasuki saya sendiri atau mungkin juga ini dialami oleh beberapa orang di dunia ini. sindrom ini selayaknya sebuah penyakit yang seringkali sayapun juga dibuat bingung sampai titik kritisnya adalah “lupa” sesaat, semacam itulah. Sekalipun secara konteks apa yang saya rasakan berbeda dengan apa yang dirasakan teman saya ini, saya malah lebih kepada semangat yang ada ketika itu terpikirkan apalagi bersama teman-teman lainnya namun ketika sendiri dan ingin memulainya menjadi agak berat, namun selalu ada bayang-bayang yang muncul tentang itu, seperti apa itu bagaimana itu nantinya cuman kurangnya adalah itu masih dalam pikiran. Tapi dari beberapa bacaan tentang psikologi mengatakan bahwa sebuah cerita akan mengonsep sesuatu dan ini akan menjadi sebuah tindakan di dunia nyata, artinya bahwa semuanya berasal dari ce...

DEMOKRATI”SAKIT” DALAM REPUBLIK

Konsepsi kerangka Negara, bangsa Indonesia dalam sidang BPUPKI yang kemudian sangat alot berdebat atas model Monarki atau model Republik oleh soepomo dan Hatta, yang kemudian konsep Hatta sebagai sebuah konstruk Republik dengan asumsi kebudayaan Indonesia yang sering kita sebut sebagai budaya gotong royong dan sosialis, kemudian dijadikan konstruksi Republik Indonesia yang hingga kini kita masih memakai nama itu entah semangat yang melatar belakangi munculnya nama itu masih ada atau tidak? Demokrasi sepeti yang diungkapkan oleh Hatta adalah sebuah tatanan kekuasaan negara yang menempatkan kedaulatan rakyat diatas segalanya, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep yang menyatakan bahwa setiap kekuasaan politik mesti ditempatkan diatas kemauan rakyat (umum). Bukannya sebuah demokrasi yang merupakan demokrasi oleh para elit yang digunakan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan dan melegitimasi dirinya dan kelompoknya sebagai kepentingan umum. Republik berarti kebersamaan (res ...